Sendiri dalam Gerimis dan Hujan
Gelap dan menyepi. Hanya ditemani malam yang penuh misteri. Teringat novel karya Leila S. Chudori, percakapan antara tokoh Biru Laut dan Sang Penyair (Mas Gala) tentang gelap dan kelam. Sang Penyair berkata bahwa dia tidak takut gelap. Karena dalam hidup, ada terang dan ada gelap. Gelap adalah bagian dari alam. Tetapi jangan sampai kita mencapai titik kelam, karena kelam adalah tanda kita sudah menyerah. Kelam adalah sebuah kepahitan, satu titik ketika kita merasa hidup tak bisa dipertahankan lagi.
Begitulah kira-kira gambaran tentang gelap dan kelam. Tidak mengapa saat ini hati merasa gelap dan sendiri, asal jangan terjatuh di lembah "kelam". Nikmati saja rasa kesendirian ini, artinya inilah moment lebih intens berdua dengan Penciptamu, moment muhasabah diri. Biarkan gelap ini datang menghampiri, hingga semburat cahaya tiba di saat yang tepat. Yakinlah di jalan yang sedang dilalui ini menemukan titik ujungnya.
Sesungguhnya bibir ini diam, tapi isi kepala berisik banget, beneran deh 😂. Mau mengutip kalimat ajaib Ustad Salim A. Fillah, saya dapat dari seseorang yang tiba-tiba saja mengirim sms di malam hari (dulu belum ada yang namanya wa hehe). Kalimat ajaib ini rasanya tidak bisa saya nikmati sendiri saja, tapi harus saya share di sini juga agar yang membacanya bisa tergugah untuk menggapai cita-cita.
Di sana, ada cita dan tujuan
yang membuatmu menatap jauh ke depan
di kala malam begitu pekat
dan mata sebaiknya dipejam saja
cintamu masih lincah melesat
jauh melampaui ruang dan masa
kelananya menjejakkan mimpi-mimpi
lalu di sepertiga malam terakhir
engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lampu
melanjutkan mimpi indah yang belum selesai
dengan cita yang besar, tinggi, dan bening
dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja
dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali
dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati
teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang
menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban,
menyeru pada iman
walau duri merantaskan kaki,
walau kerikil mencacah telapak
sampai engkau lelah, sampai engkau payah
sampai keringat dan darah tumpah
tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum
di jalan cinta para pejuang.
(Ustad Salim A. Fillah dalam bukunya berjudul Jalan Cinta Para Pejuang)
Persis banget setelah baca kalimat ajaib ini, saya lagi rebahan sebelumnya, kemudian tiba-tiba saja saya bangun dan membuka laptop lantas mengerjakan apa yang menjadi bagian dari cita-cita. Maasyaa Allah. Semoga Allah mudahkan saya dalam mewujudkan cita-cita ini.
Dan baru menyadari, ternyata saya sudah lama tidak membuka media sosial manapun kurang lebih sepekan. Rasanya tidak terlalu buruk. Alhamdulillah dari awal tahun sampai 11 Januari ini bisa menamatkan 2 judul novel 💓
-Pembuka cerita tahun 2024-