Istiqomah itu harus diperjuangkan!
Saya mulai tulisan ini dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Terkadang suka bertanya-tanya dalam hati. Ada yang rindu tulisan saya tidak ya? nampaknya saya terlalu percaya diri😂. Rindu atau tidaknya dengan tulisan saya, tetaplah anak-anak yang paling membutuhkan saya (apa hubungannya coba?)😅.
Baiklah, sesuai header dalam blog ini bahwa saya insyaa Allah akan selalu berusaha menularkan kebaikan meskipun sebesar biji zarah. Sesuai apa yang tertuang dalam QS. Al Zalzalah ayat 7-8, yang berbunyi :
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.“
Apa yang mau saya ceritakan? Ini tentang istiqomah. Menurut KBBI, istiqomah artinya sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Istiqomah dalam hal apa? Tentu saja dalam kebaikan. Kali ini, saya akan sedikit berbagi cerita tentang hobi baru saya yang insyaa Allah akan bermanfaat di masa tua (jika Allah beri panjang usia). Sebetulnya bukan hobi baru juga sih, tapi sejak lama, hanya saja baru diseriuskan saat ini.
Bermula dari bulan April 2024, tepatnya setelah hari raya idul fitri, saya mengazzamkan diri bahwa saya ingin menerapkan pola hidup sehat (termasuk makan dan olahraga). Maka semenjak itu, saya menjadwalkan olahraga dan menu makanan serta pengolahan apa saja yang baik bagi tubuh. Awalnya merasa berat, "Duh.. mager banget ya abis shubuh keluar jalan kaki". Tapi sebelum berlanjut magernya, saya ingat lagi strong why nya kenapa harus olahraga. Jadilah hilang rasa magernya.
Strong why yang lainnya adalah ketika melihat Mamah dan Ibu (nenek) diberi ujian osteoporosis di usia senjanya. Mungkin bagi sebagian orang berpendapat itu wajar karna sudah lansia. Tapi bagi saya, hal ini bisa diminimalisir ketika usia 30an kita sudah sadar, sudah aware terhadap nikmat sehat ini. Saya jadi menyesal, kenapa baru sekarang saya aware terhadap kesehatan. Kenapa tidak sejak usia 20an gitu? Saat masih menjadi mahasiswa dengan idealismenya yang tinggi. Tapi masih belum terlambat. Di usia 30+ ini saya masih bisa menaikkan massa otot seluruh bagian tubuh. Tentu dengan treatment yang sesuai dengan kemampuan tubuh kita, ya. Kalau memang diperlukan, kita pakai jasa personal trainer untuk membantu merawat tubuh kita agar tetap fit.
Berolahraga dan menjaga pola makan merupakan salah satu bentuk kita bersyukur atas nikmat yang sudah Allah beri. Olahraga juga dapat menjaga kesehatan mental terutama hati dan pikiran kita. Setiap manusia pasti ada ujiannya. Entah itu ringan atau berat. Efek dari olahraga salah satunya adalah memproduksi hormon endorfin (hormon bahagia). Jadi ketika ujian atau masalah itu datang, kita sudah memasuki era say hi terhadap masalah, "Hai masalah, selamat datang, yuk kita berjuang menyelesaikannya". Selain itu, kalau mau menurunkan BB, workout dan running/morning walk it works. Seriusan deh, BB saya sebelumnya 60 kg, sekarang jadi 53kg. Termasuk lambat prosesnya, tapi tak mengapa. Slow but sure. Masih harus menurunkan 5-7 kg lagi untuk ideal. Yuk semangat capai target😄. Pertanyaannya, kapan waktu terbaik untuk berolahraga? Sebetulnya tidak ada aturan pakem. Kalau saya, biasanya start jam 05.00 teng. Jadi bangun lebih awal untuk membuat sarapan, beres-beres, mencuci baju dan piring. Setelah itu baru saya produksi endorfin. Entah kenapa lebih suka jadi pejuang shubuh hehe. Mungkin karna selain masih sepi, udaranya juga masih seger buat dihirup. Nyaman buat morning run/walk.
Itulah ketiga strong why saya untuk terus berolahraga sampai hari ini. Habit yang dibentuk bukan secara tiba-tiba, tapi sudah sejak 8 bulan lalu saya bersungguh-sungguh. Sudah memasuki fase kalau ga olahraga itu ada yang kurang gitu. Alhamdulillah. Istiqomah itu memang harus diperjuangkan guys. Tetap sehat dan bahagia, ya!😊