Bismillahirrahmaanirrahiim...
Especially for my lecture Mr. Afik Hardanto
Pertemuan pertama kali itu sudah membuat terkesan. Saya ingat sekali, tepat pukul 08.30 saya menemuimu di ruangan ber-AC itu, dan senyummu mengawali perbincangan kita kala itu. Menit ke menit selanjutnya berlalu mengenai kontrak pembelajaran, dan tiba-tiba saja engkau menanyakan "Bagaimana mentoring di sini dik?". Saya terkejut engkau menanyakan itu, namun saya sangat senang sekali, dan saya pun menjawab kondisi di fakultas seperti ini ini dan ini, karna memang tahun itu saya berada di pansus mentoring, jadi tahu betul kondisinya. Saya baru tahu kalau engkau baru menyelesaikan S2 nya di sana, dan tahun 2011 kemarin baru memulai mengajar lagi di sini.
Pasca mid semester 5 kemarin saya diajar 2 mata kuliah oleh dirimu Pak, setidaknya minimal 2 kali seminggu saya bertemu, ditambah karna saya meminta engkau menjadi pembimbing PKL, otomatis intensitas pertemuannya pun lebih sering. Dimulai pembuatan proposal PKL yang revisi beberapa kali, hingga saat itu saya sedang banyak kegiatan, tubuh asa udah nge-drop, alhasil proposal yang jadi imbasnya. Akhirnya saya dikenai iqob, dan iqobnya ga main-main, bener-bener ditulis diatas kertas. "Jika melebihi deadline, saya tidak akan membimbing dik nurul lagi". Asa pengen nangis waktu itu. Tapi karna saya mah da terbuka ya, jadi ya memang diceritakan kondisinya seperti ini dan itu, sampe saya minta semangat dari beliau. Ahaha, jujur pisan. Eh, disindir, "Kan sudah ada MR". Glekk, iya memang pak. tapi dalam hal akademik kan, Bapak yang menjadi pembimbing saya, bukan MR :). Akhirnya dikasih motivasi tuh, dan emang bener langsung bangkit lagi semangatnya. Jadi kayak punya MR dua, hehehe. Setiap bertemu, setiap sharing, setiap diskusi, pasti ada tausyiah yang keluar dari lisan beliau, dan itulah yang saya senang dari dirimu Pak, dirimu dengan Prof Anca :). selalu menyampaikan atau menghubungkan IPTEK dengan Al Qur'an. Saya bangga menjadi bimbinganmu, dan saya senang bisa berbagi denganmu. Hingga saya berangkat PKL, pelaksanaan PKL, dan selesai PKL.
Masuklah semester 6, dan saya [lagi] diajar oleh dirimu Pak. Sampai pada proses pembuatan laporan PKL, subhanallah.... sangat detail sekali engkau memeriksa laporan saya, sampe revisi beberapa kali. Tibalah pada saat itu, saat dimana saya merasa sangat bahagia, bulan April, ya tepat bulan April kala menerima project penelitian itu, sungguh sangat bahagia Pak, karna sudah 2 bulan lalu, saya tuliskan harapan-harapan, rencana-rencana saya untuk menyegerakan skripsi. Hwaaaa.... kalo inget bulan februari itu, dimalam yang hening, tiba-tiba saya sending message to MR dan Jauzaa, "Mbaaaa... i want to married", "Teh.... i want to married". Haha, dan dirimu Jauzaa langsung menelefon, haha lucu malam-malam itu kita membicarakan planning yang 'sesuatu' :-).
Semangat sekali saya menyambut uluran tawaranmu Pak, dan dengan mengucapkan Bismillah, saya memulai penelitian itu. Setiap bertemu dengan beliau, pasti ada sesuatu yang ditanyakan mengenai kondisi kampus, terutama iklim kelimiahan di sini, dan dakwah ilmy nya seperti apa. Dan tidak ketinggalan... beliau pun sering menyindir 'sesuatu' ketika kita bertemu untuk sharing atau diskusi mengenai penelitian. Apakah 'sesuatu' itu? ahahaha... 'sesuatu' itu adalah "Menikah". Ya, kata itu yang pasti keluar saat diskusi, entah berbicara banyak atau sedikit tentang menikah, yang pasti judulnya keluar kata "Menikah". Hmm, saya tahu mentang-mentang Bapak menikah muda, sebelum lulus S1, jadi pengen ditularin juga kali ya sama anak didiknya. Hehehe. Apalagi partner kerja penelitian saya itu memang sudah berkeluarga sejak setahun lalu. Namanya adalah Rosmalia Dwi Hastuti. Tahun kelahirannya padahal lebih muda, 1992, tapi saya dkk biasa memanggil Kak Ros. Dan sekarang beliau sudah mengandung 1,5 bulan masa kehamilan. Wahhh Barakalloh ya Kak Ros, seneng banget dengernya :). Iya, memang begitu. Beliau sering sekali menyindir-nyindir itu, dan pernah beliau menunjukkan foto sesorang saat saya melihat foto dosen-dosen Teknik yang sedang outbond sambil berkata "Itu belum nikah dik", lalu jawab saya "Terus kenapa Pak?" (sambil mengernyitkan kening dan jadi ya sama-sama tersenyum). Dan pada ujung-ujungnya bilang, "Semoga segera menyusul Dik Rosma ya Nur?". Heheh, "Aamiin Pak, aamiin ya robbal'alamiin". Setiap menyindir hal itu, pasti setelahnya diberi wejangan-wejangan, tausyiah-tausyiah yang berharga. Trimakasih Pak :').
Dan sekarang..... Oh Allah... saatnya sudah merasa sangat dekat sekali, sangat akrab seperti bapak dan anak, seperti kakak dan adik, engkau malah akan pergi meninggalkan kita di sini, engkau malah akan pergi jauh...sangat jauh ke negeri sana. JERMAN. Kalaulah boleh, saya ingin ikut bersamamu Pak, ingin selalu mendapat motivasimu. Ingin berbincang lagi tentang 'sesuatu' itu, sharing tentang ilmu yang sudah engkau dapat. Saya belum bisa membeirkan apa-apa untukmu, yang bisa saya berikan adalah do'a. Do'a tulus untukmu Pak. Semoga ada selalu keberkahan Allah di setiap kebersamaan, semoga lancar kuliahnya di sana, semoga ilmu yang sudah disharekan di sini bisa bermanfaat untuk anak didikmu, dan semoga bisa menjadi amal jariyah kelak nantinya yang menjadi amal pemberatmu. Aamiin ya robbal'alamiin :'). Love you cause Allah Pak ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..