Trilogi dakwah kampus: DAKWY, SIYASY DAN ILMY.
Masing-masing ada porsinya, dan seorang kader tarbiyah itu harus memahami ketiganya. Bukan berarti ketika seorang kader muyulnya ke dakwy, dia tidak peduli bagaimana ranah siyasy dan ilmy, bukan seperti itu profil kader tarbiyah, karna sejatinya "Tarbiyah itu adalah tumbuh berkembang bersama". Namun, memang ada pengkhususan (pembagian kader dengan amanahnya di masing-masing ranah). Sering mendengar kan? "Kejahatan yang terstruktur akan mengalahkan kebaikan yang tidak terstruktur". Itulah mengapa pembagian amanah itu dilakukan, agar kefokusan pun ada pada ketiga ranah itu sehingga para penggiat dakwah bisa mensinergikan segalanya supaya tercapai keteraturan dalam mengemban amanah dakwah.
Lihatlah bagaimana dakwy dan siyasy banyak kader dengan kualitasnya yang unggul. Tapi mengapa pada kenyataannya, ilmy selalu mengalami minimalitas kader. Dan dari yang sangat minimalnya itu pun, masih saja ditarik pada ranah lain. Aneh, sungguh sangat aneh. Saya jadi bingung dan berusaha berpikir lebih keras lagi. Katanya berjama'ah, katanya solid, katanya dan katanya... tapi mengapa pembagian ranah ilmy masih dikesampingkan??? (this is just my argument)
Pernah suatu ketika oktober lalu, saat Temwil JADIY di Solo, pada sesi tanya jawab saya menanyakan satu hal yang saya butuh jawaban yang konkrit. Pertanyaannya adalah "Kenapa sering terjadi perebutan kader (bahasa halusnya pembagian amanah kader, khususnya di ilmy)?" Itu adalah pertanyaan yang diajukan pada atasan yang udah menelan asam garam dakwah (dakwah ilmy khususnya). Namun, saya belum mendapatkan jawaban yang memuaskan di hati. Jawabannya itu lagi-dan itu lagi (lebih pada realitanya). Yang saya inginkan adalah bagaimana mengubah paradigma yang salah dan memahamkan dakwah ilmy itu sendiri pada kader, realita mah semua sudah tahu sama tahu.
QUOTES yang SANGAT BAGUS sekali dari kader ilmy, bisa disimak saja dahulu:
"Setiap
masa ada episodenya, mari kita mulai melihat dengan kacamata yang baru.
atau mungkin proses ini memang sedang memaksa kita untuk membuat sebuah
sudut pandang baru yang jauh lebih dewasa dan fleksibel. kita harus
mulai merasa bangga, bahwa siapapun
dia orangnya, yang dilebelkan sebagai kader A,B atau C, semua punya
tanggungjawab sama dalam dakwah. semua memiliki porsi peluang
(kemungkinan) yang sama. jadi tidak mustahil juga jika hasil keputusan
akhirnya demikian. jangan buru2 bilang, " dakwah ilmy kita kembali
meredup."
adakalanya, arena berkarya bukanlah satu2nya hal yang menjamin keoptimalan dakwah, karena untuk satu hal ini, bukan hanya kader yang bisa dikaryakan, tapi ammah pun bisa dilibatkan. memang, wajihah seharusnya menjadi sarana komprehensif yang menjanjikan, lalu bagaimana jika wajihah itu bukan milik kita, atau.. bagaimana jika kader kita tidak melakukan ini, itu atau tugas2 lain yang seharusnya dia kerjakan. ini proyek lama kita kan? sekali lagi, kita harus menjawab tantangan ke depan, fleksibel bisa menjadi jawaban sementara untuk memangkas kekhawatiran kita. mulai lagi, dari mana kita bermula dan apa yang sudah kita selesaikan dari tugas2 kita selama ini."
adakalanya, arena berkarya bukanlah satu2nya hal yang menjamin keoptimalan dakwah, karena untuk satu hal ini, bukan hanya kader yang bisa dikaryakan, tapi ammah pun bisa dilibatkan. memang, wajihah seharusnya menjadi sarana komprehensif yang menjanjikan, lalu bagaimana jika wajihah itu bukan milik kita, atau.. bagaimana jika kader kita tidak melakukan ini, itu atau tugas2 lain yang seharusnya dia kerjakan. ini proyek lama kita kan? sekali lagi, kita harus menjawab tantangan ke depan, fleksibel bisa menjadi jawaban sementara untuk memangkas kekhawatiran kita. mulai lagi, dari mana kita bermula dan apa yang sudah kita selesaikan dari tugas2 kita selama ini."
PERTANYAANNYA ADALAH: "BAGAIMANA JADINYA KETIKA KADER (KHOS) YANG ADA DI WAJIHAH ILMY ITU SENDIRIAN? sedangkan PEER ranah ilmy ituuuuu sangatlaaahh banyak dan berat. Apalagi dalam wajihah ilmy yang masih bayi, benar-benar masih bayi, belum mapan seperti wajihah-wajihah lainnya. Butuh tenaga ekstra mile untuk membangun, untuk memahamkan dakwah ilmy pada kader dan teman-teman ammah. Sedangkan yang berada dalam wajihah ilmy itu hanya seorang. SEORANG. Silakan BAYANGKAN." (dan silakan JAWAB).
Untuk saat ini dan ke depannya, saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Ya, [lagi] dengan segala keterbatasan. Hanya lillahita'ala yang mampu menguatkan. Dan ikhlas itu memang sulit sekali. Namun saya akan berusaha mencoba menjalaninya dengan segala daya dan kemampuan yang saya miliki atas ijin Allah. Allah ghoyyatunaa. Titik.
Purwokerto, 5 Januari 2013 pukul 23.27 WIB
*dalam kesendirian yang menyapa, namun dalam hatinya meyakini betul bahwa Allah tidak akan membiarkan jiwa dan raganya berjuang sendiri. Innalloha ma'anaa.
Opportunity in dakwah, Career in the world and to be Sucess for yaumul akhir ^^
Opportunity in dakwah, Career in the world and to be Sucess for yaumul akhir ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..