Ketika
rasa itu menghampiri, aku tidak bisa mengelaknya. Dan ingatan itu kembali pada
5,5 tahun silam. Sungguh kala itu aku tidak bisa mengelaknya. Aku membiarkannya
datang menghampiri, dan akhirnya mengalir begitu saja [itulah awal
kesalahannya]. Dan sekarang, sekalipun aku berusaha keras mengenyahkannya dari
hati, tetap saja tidak bisa, sangat sulit sekali mengenyahkannya. Bahkan ketika
keputusan dalam surat itu dibuat untuk memangkasnya, rasanya semakin-makin
menjadi. Benar saja kata Bang Tere "Semakin kau pangkas tunas itu, maka ia
akan tumbuh 2 kali lipatnya". Dan itulah yang aku rasakan saat ini. Berusaha mencoba beberapa kali memangkas perasaan itu, mengenyahkannya dari hati dan melupakan, tapi
maaf... ternyata aku belum bisa melupakan, sekalipun aku isi dengan berbagai
kesibukan, sekalipun tidak berkomunikasi apalagi bersitatap, sungguh aku belum
bisa.
Adakah
yang bisa membantu melupakan semua? Mamah, sungguh aku rindu padamu dan aku
ingin bercerita tentang suatu hal serius.
*butuh suntikan semangat dari Allah,
keluarga dan sahabat. ingin pulang ke rumah segera...[segera]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..