Semalam, adalah malam yang spesial bisa dibilang. Gimana ngga? 'Nongkrong' dengan sensei coba. Sensei, iyaaaa sensei dari Jepang. Jadi, UKMPR itu kemarin mengadakan seminar nasional dan pembicaranya lulusan Jepang semua :). Dan yang 'nongkrong' ini adalah Dr. Edi Sukur, M. Eng dari MITI sebagai kepala bidang Pemberdayaan Industri dan Sektor Privat, dan sebagai pendiri PT Edwar Technology bersama Dr Warsito, itu loh yang desain alat pendeteksi dan penyembuh kanker. Dan taukah dimana kita ber-9 (pak sensei Edi, mba ummy, mba intan dan kita) nongkrong? Di warung emperan stasiun (saat menunggu kereta datang). Haha keren sensei ngajak makan di warung emperan :D. Beliau itu gaul, 'anak muda' banget, asik, dan kalimat andalan beliau adalah "The best plan is no plan". Dan kita yang notabene nya orang ter-plan, ga terima dengan kalimat andalan itu, iyalah.... yang ter-plan aja belum tentu sukses dan belum tentu sesuai dengan apa yang di-plan-kan, nah ini yang ga ter-plan-kan bisa sukses *haha kidding Sensei. Sensei itu bercerita panjang lebar, 14 tahun lamanya tinggal di Jepang sedari lulus SMA dan akhirnya saya nanya2 tentang jepang, iya jepaaaaaang, all about Jepang :D [pengen pake banget ke Jepang]. Dan jadi semangat lagi mengejar mimpi ke Jepang :D. Kata beliau, harus ada satu motivasi yang itu bisa membangkitkan semangat kita meraih mimpi. Dan salah satu cara utama agar semangat menginjakkan kaki ke Jepang adalah "Paspor"y. Dan kita ber-6 (saya, binarlyn, mba oca, akh haula, akh faisal dan akh taufiq) menekadkan diri buat paspor. Ayo buat paspor dulu :) dan kita pampang tuh di dinding kamer. "Masa iya udah kita pampang, dalam 3 atau lima tahun ke depan ga bisa pergi ke luar negeri?" kata sensei *haha jleb banget. Baiklah, mari BIKIN PASPOR *ngumpulin uang dulu tapi :). Banyak ibrah cerita dan pengalaman selama seharian itu. Dari pagi seminar, makan siang, dan jalan-jalan ke Baturraden dan itu merubah mindset saya :). dan memang dassar fans ya, banyak yang minta foto dengan Sensei, dan akhirnya yang mengantarnya (kita) ikutan rempong juga :D. Dan salah satu moment menyenangkan adalah ketika Sensei mengisi kajian senja itu dan benar saja membicarkan dakwah integral. Dakwah Integral. Dimana seharusnya sebagai bekal kita adalah memiliki 10 muwashofat kader. Kalau di Indonesia lini pertama adalah dakwy, kemudian dilanjutkan dengan siyasi, dan terakhir adalah lini ilmy. Tetapi tidak berlaku di Jepang. Pertama adalah lini dakwy, dilanjukan ilmy, dan terakhir adalah lini siyasi. Karna apa? Ilmy di sana sangat [bahkan dibilang sangat] strategis sekali untuk berdakwah, sampai2 ada saat2 dibebastugaskan dari 'tugas' dan didorong untuk segera menyelesaikan akademiknya. Waaah, tapi tidak berlaku di Indonesia Sensei... kalau di sini, bagaimana siyasi ini adalah jembatan utama untuk melancarkan agenda-agenda dakwah, dan biasanya kader siyasi adalah menjadi tumpuan utama :) *dan memang benar. Masih banyak ilmu baru yang didapat selama berbincang-bincang kala itu, dan saya seneng pake banget bisa bertemu dan berbincang asik dengna Sensei, sungguh :) *akan sangat jarang moment ini Sensei, duduk ber-9 dan kita berbincang tentang dakwah, tentang ilmy, pengkaderan dan semangat itu...semangat itu...:).
Arigato Gozaimasu Sensei Edi :)
*satu tahun ke depan, insya allah satu ke depan mempersiapkan segalanya (termasuk mahrom untuk bersama-sama pergi ke Jepang, eh :D aamiin ya robbal'alamiin :)), tunggu saya di Jepang, tunggu saya di Jepang Sensei :)
Udah jadi paspornya? :D
BalasHapusMaasyaa Allah dikomen sama Sensei, jadi malu. Beluuuuum sensei, cita2 S2 di jepang seolah2 menguap setelah punya 2 anak :D
BalasHapus