Alhamdulillah malam ini bisa menemani jauzaa ngelab lagi
:)
Dan malam ini terasa lebih segar, karna sudah dapat asupan dari jalasah ruhiy tadi :) [walaupun telat setengah jam, dikarenakan..... haha binarlyn memang deh], tapi alhamdulillah bisa selamat sampai tujuan dan tidak kena iqob *asiik :D. Materinya adalah tentang Al Qur’an oleh Ust. Syamsuri. Sebenarnya malah jalasah ruhiy kali ini lebih menekankan pada targetan tilawah [bagi yang berpuasa] dan targetan tafsir [bagi yang sedang tidak berpuasa]. Dan semenjak siang tadi ruangan sudah rapih dengan akhwat-akhwat yang sedang tilawah, dan lingkaran-lingkaran kecil [berisi 2-3 orang] yang sedang membahas tafsir serta muroja’ah. Targetannya yaitu minimal tilawah 3 juz dan tafsir 1 juz selama pertemuan siang-sore itu. Di akhir pertemuan, ada doorprize juga bagi yang telah menyelesaikan targetannya, selamat-selamat :).
Baiklah... sekarang sudah berapa juz tilawahnya? sudah sekali khatamkah? Insya Allah mari kita kejar satu bulan ini dengan obral pahala, obral ganjaran, obral kebaikan-kebaikan, dan serba obral lainnya dari Allah. Siapa yang mau hadiah terbaik dari Allah? *cung hayooo :)
Malam ini
juga dapat teguran dari dek tia [itu tandanya dia sayang sama kakaknya,
jazakillah sholihah :)] plus-plus komitmen untuk berjuang bareng mencapai
targetan dan mengatasi 'masalah' satu itu :)
Malam ini
juga bahagia rasanya bisa bertemu lagi dengan akhwat-akhwat militan :D, semoga
dengan bersalaman dan berpelukan tadi menggugurkan dosa-dosa yang pernah kita
lakukan ya sholihah :)
"Orang
– orang kuat tentunya dekat dengan Dzat Yang Maha Kuat, duhai ukhti dakwah itu
berat maka kita butuh merefresh ruhiyah dan maknawiyah kita. Isilah hari – harimu
dengan nilai-nilai keislaman agar tak terhempas oleh angin sepoi-sepoi yang
membuat ruhul istijabahmu menurun. Tahukah ukhti, fakor utama seseorang
muntaber (mundur tanpa berita) karena apa? atau pergi dengan menghempaskan
rumah dakwah ini dengan kekesalan dan kekecewaan? Yap, salah satu jawabannya
karena ruhiyah dan maknawiyah mereka yang berantakan." (kutipan
seorang akhwat)
Dan malam ini terasa lebih segar, karna sudah dapat asupan dari jalasah ruhiy tadi :) [walaupun telat setengah jam, dikarenakan..... haha binarlyn memang deh], tapi alhamdulillah bisa selamat sampai tujuan dan tidak kena iqob *asiik :D. Materinya adalah tentang Al Qur’an oleh Ust. Syamsuri. Sebenarnya malah jalasah ruhiy kali ini lebih menekankan pada targetan tilawah [bagi yang berpuasa] dan targetan tafsir [bagi yang sedang tidak berpuasa]. Dan semenjak siang tadi ruangan sudah rapih dengan akhwat-akhwat yang sedang tilawah, dan lingkaran-lingkaran kecil [berisi 2-3 orang] yang sedang membahas tafsir serta muroja’ah. Targetannya yaitu minimal tilawah 3 juz dan tafsir 1 juz selama pertemuan siang-sore itu. Di akhir pertemuan, ada doorprize juga bagi yang telah menyelesaikan targetannya, selamat-selamat :).
Agenda
siang-ashar diisi dengan targetan-targetan, baru kemudian ba’da ashar kajian
Ust. Syamsuri. Sekitar jam 4 sore baru dimulai, dan tahukah? Beliau membawa
anaknya yang lucu itu, yang umurnya sekitar 2-2,5 tahunan. Hehe, karna ‘nggemesin’,
akhwat pada ‘centil’ manggil-manggil ade nya [termasuk saya
:D]. Dan lucunya lagi, si ade malu-malu dan akhirnya ngumpet belakang
abi nya yang sedang duduk di depan dan akhirnya tertidur pulas. Ada-ada aja
de...de… :D. Ah yaa tafsirnya "Tafsir fi zhilalil qur'an milik Sayyid
Quthb". Tafsir yang dibacakan saat itu baru 4 surat [itupun panjang
banget, jadi lamaa :D]. Baru surat An-naba, An-Nazi'at, Abasa dan Al-Infitar.
Tapi jadi bahan renungan kandungan keempat surat itu, apalagi saat baca tafsir
An-Naba, pengen nangiiiis :'(. Yang terbayang adalah ketika hari akhir nanti
[na'udzubillahimindzalik] jangan sampai termasuk golongan orang-orang yang
"Tidak ada lagi minuman selain air yang mendidih dan nanah". Kebayang
terus dua kata itu "Air mendidih dan nanah" Astagfirullahal'adziim
:'(. Semoga Allah mengampuni...
Bismillah…
mulailah beliau menyampaikan materinya. Singkatnya…..bahwa seorang akhwat itu
hafalannya harus lebih dari seorang ikhwan, kenapa? karna nanti calon ibu itu
yang akan mendidik anak-anaknya kelak [walaupun sebenarnya bapak juga wajib],
maksudnya yang akan berhubungan langsung bahkan sejak masih dalam kandungannya
[ga mungkin kan bapak mengandung?@.@]. Sering si baca buku kisah-kisah para umi
pencetak peradaban, hanya saja saat mendengar cerita ustad, saya jadi malu
sendiri. Ada beberapa kisah tentang seorang ibu yang melahirkan anak menjadi
penghafal al qur’an. Saat mengandung, umi nya selalu membaca qur’an dan saat
itu beliau sedang menghafal surat Asy-Syams. Setelah lahir, anak itu bisa
menghafal surat Asy-Syams dengan ejaannya, karna kala itu dia belum bisa
membaca qur’an. Kisah lain yaitu anaknya ustad sendiri menjadi bukti bahwa
pengaruh hafalan umi nya masuk ke dalam otak anak pertamanya. Saat mengandung,
istrinya disuruh menghafal QS. Al Jinn oleh murobbinya. Dan setelah lahir,
benar saja anak pertamanya itu bisa menghafal surat itu dengan ejaannya pula,
hanya dengan memperhatikan sekali-dua kali saat umi nya sedang membaca. Pun
dengan surat lain juga begitu. Padahal, umurnya baru sekitar 2 tahunan. Subhanallah…
ingin seperti itu. Bahkan kata ustad, akhwat itu harus punya targetan kalau
lulus kuliah nanti minimal sudah hafal 5 juz. Ya ampuuun maluuuuu, 5 juz?
Allah….. :( ini sudah tepi-tepi mendekati kelulusan, sedangkan ini baru berapa
juz? 2 juz aja belum kelar-kelar hafalannya :'( [sepertinya memang belum siap
menjadi calon ibu], miris pisan -_-
Benar apa
kata ustad dan buku-buku yang beredar... jika ingin menghafal qur'an, interaksi
kita dengan al qur'an pun harus lebih ekstra. Bagaimana mau menghafal,
interaksi kita [saya khususnya] dengan al qur'an ini saja masih minim. Tapi
alhamdulillah ramadhan insya allah bisa pedekate sebaik-baiknya dengan al
qur’an, karna ramadhan adalah syahrul qur’an :) dan efeknya akan luar biasa
pasca ramadhan [seharusnya mah]. Kalau waktu targetan untuk tilawah, misalkan 1
hari bisa 5 juz dengan estimasi waktu sekitar 225 menit atau sekitar 4 jam yang
masing-masing juz kurang lebih butuh waktu 45 menit kalau dari pengalaman saya
[bacanya di waktu shubuh, dhuha, dzuhur, ashar, dan ba'da tarawih], itu bisa
khatam 3 kali selama ramadhan. Kalau belum bisa 5 juz, ya minimal 3 juz/hari,
apalagi belum di potong waktu haid sekitar seminggu lamanya. Sisa waktu tinggal
23 hari. Nah loh... Minimal-minimalnya, minimal lo yaaa, bisa 2 kali khatam.
Berarti dengan waktu 23 hari, bisa 2 kali khatam dengan estimasi sehari 3 juz.
Dan ketika menargetkan hafalan, otomatis harus menambah waktu minimal 1 jam
untuk menghafal [di luar estimasi wakt tilawah]. Bisa sebenernya, bisa banget
malah kalau niat mah !! Cuma balik lagi, keknya saya belum sadar-sadar kalau
Allah akan memberi keistimewaan pada penghafal qur’an :(. Ayolah Nurul… apasih
sebenarnya yang menghambat? azamnya belum kuat sepertinya.
Azamkah?Baiklah, kalau begitu cari dong ‘sesuatu’ yang bisa menumbuhkan shidqul
azimah itu ! Haaaa Ya Allah berat rasanya, dan kalau ingat targetan dulu yang
pernah ditulis -2020 hafidzoh- semakin berat rasanya :(.
Baiklah... sekarang sudah berapa juz tilawahnya? sudah sekali khatamkah? Insya Allah mari kita kejar satu bulan ini dengan obral pahala, obral ganjaran, obral kebaikan-kebaikan, dan serba obral lainnya dari Allah. Siapa yang mau hadiah terbaik dari Allah? *cung hayooo :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..