- Bismillah, day one memulai Qur'an Journaling, pemanasan sebelum Ramadhan😄. Kali pertama ini, saya masuk pada unit 2, latihan 1 : QS Al Baqarah 183 (Puasa Ramadhan). Ayat ini turun di Madinah, bagaimana Allah mengajak kita berpuasa.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183) Sumber: http://www.ibnukatsironline.com
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
Sederhana nya begini,
Hai siapapun yang menyatakan dirinya beriman pada Allah SWT, baik imannya telah kuat, iman standar, ataupun imannya lemah, maka saya ingatkan, saya tegaskan, saya akan beri informasi mengenai suatu ibadah yang apabila engkau kerjakan, ini akan menjadi iman yang tadinya lemah jadi kuat, yang menengah akan semakin dekat dengan Allah, bahkan yang sudah dekat akan semakin lekat pada Allah.
Mulai saat ini, diwajibkan bagi kalian menunaikan ibadah puasa, puasa yang memiliki ketentuan khusus, puasa yang waktu dan aturannya tlah diatur. Maka pelajarilah ketentuan-ketentuan itu sebagaimana Allah telah mengajar kan Nabi Muhammad untuk disampaikan pada umatnya. Apakah puasa nya untuk kami saja? Apakah puasa nya tidak terlalu berat? Puasa nya 30 hari berturut-turut Ya Allah (kita mengeluh). Maka lalu Allah gambarkan:
1. Kamaa kutiba 'alalladzii na min qoblikum
2. La'allakum
3. Tattaquun
Yuk mari kita bahas bersama:
❤️Dalam ilmu nahwu, rangkaian kalimat dalam bahasa Arab dikatakan jumlah, jumlah adalah kumpulan-kumpulan unsur kalimat (kata kerja, kata benda). Pada kalimat pertama mengandung makna:
1. Untuk menguatkan satu informasi (orang yang menerima info itu merasa yakin, bersemangat menjalaninya)
2. Punya tujuan memberikan ketenangan untuk yang menerima informasi. Example: ada orang yang belum pernah berpuasa, atau hanya puasa Senin Kamis saja, tiba-tiba disuruh puasa sebulan penuh. Mungkin akan terasa berat. Tapi kemudian Allah menenangkan dalam ayat Nya. Bukan kalian saja yang berpuasa, bahkan orang terdahulu pun berpuasa. Kalian harus bisa menunjukkan kalian pun mampu (walaupun ada ruksakh nya). Dan ternyata bukan kaum Muslim saja yang berpuasa, yahudi dan Nasrani pun berpuasa. Kalau kata Ust. Adi Hidayat, kaum Yahudi yang terlaknat Allah saja puasa, masa kita yang sudah jelas-jelas tercantum dalam Al quran "kuntum khoiro ummat" tidak puasa? Bagaimana logika nya?
*Janganlah kita mengeluh puasa itu berat. BIG NO, please!*
Say to "Ya Allah, saya siap melaksanakan puasa, saya siap lebih baik dari orang-orang terdahulu".
Kata Allah, good. Tapi ingat, puasa itu la'allakum tattaquun = supaya kita meningkat kan taqwa. Dan kalimat ini memiliki 2 unsur. Pertama la'allakum (huruf yang menunjukkan pada 1 harapan yang ingin diraih dan tidak memungkinkan itu diraih kecuali dengan kesungguhan). Unsur kedua yaitu kum (merujuk pada objek nya, siapa? Ya kita)
Refleksi ayat ini:
❤️Belum tentu orang yang menjalankan puasa itu akan meraih taqwa. Hanya yang bersungguh-sungguh lah yang akan meraihnya. Maka dari itu, Nabi sering nengingatkan, tidak sedikit orang yang berpuasa itu tidak dapat apa-apa, takwa tak dapat, iman ngga kuat, kedekatan dengan Allah pun tidak diraih. Hanya menahan lapar dan haus saja. Maka, bersungguh-sungguh lah dalam menjalankan puasa, agar kita menjadi pribadi yang bertaqwa.
BISMILLAH... Bulan ini masuk pada bulan sya'ban, sampaikanlah kami pada Ramadhan ya Allah❤️. Dan semoga kami bisa menjalankan nya dengan sungguh-sungguh agar kami jadi orang yang bertakwa. Aamiin😍.
Referensi: Tafsir Ibnu Katsir online dan video Ust. Adi Hidayat tentang QS Al Baqarah:183
Wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..