Ini buku sebenarnya dibeli bulan oktober tahun lalu, tapi baru selesai bulan Januari ini. Bismillah, mau review sedikit buku nya yaa...
Buku karya Sufyan bin Fuad Baswedan MA ini sudah masuk cetakan ke 11, waaaaw😍, tabarokalloh.
Seperti kata penyair asal Mesir, Hafizh Ibrahim dalam puisinya, dikatakan bahwa "Ibu adalah sebuah madrasah, yang bila engkau mempersiapkannya dengan baik, berarti engkau menyiapkan generasi yang terdidik". Kalimat penggugah ini bener-bener bikin semangat saya dalam mendidik anak-anak, terlebih kedua anak kami laki-laki. Jadi sangat beruntung bisa tuntas membaca buku ini. Dalam buku ini bercerita tentang bagaimana cara seorang ibu mendidik anak-anak nya sehingga menjadi orang-orang besar, para ulama, pemimpin hebat dan tokoh terkemuka. Saat membaca nya, seolah-olah kita sedang berada pada masa itu. Membayangkan bagaimana situasi dan kondisi saat itu bersama para shohabiyah, juga para ulama.
Diawali dengan sebuah kisah. Konon ada seorang bapak yang menghadap Umar bin Khaththab. Bapak itu bercerita bahwa anaknya durhaka, berkata kasar dan sering memukul. Maka Umar memanggil anak itu dan memarahinya. Tetapi anak itu mengelak dan mempertanyakan hak anak terhadap ayah nya. Lalu Umar menjawab, ada 3 hak anak. Pertama, hendaklah ia memilih calon ibu yang baik bagi putranya. Kedua, hendaklah ia menamai nya dengan nama yang baik. Dan ketiga, hendaklah ia mengajari nya menghafal Al Qur'an. Dan anak itu berkata bahwa ayah nya tidak melakukan ketiga nya. Ibu nya adalah seorang hamba sahaya yang dibelinya dari pasar seharga dua dirham. Kemudian ayah nya menamai nya Ju'al yang artinya sejenis kumbang yang selalu bergumul pada kotoran hewan. Serta ayah nya tidak pernah mengajari nya menghafal Al-Quran qalau satu ayat. Mendengar hal itu, Umar berkata pada ayah tersebut, "Pergi sana! Engkau yang mendurhakai nya sewaktu kecil, pantas saja sekarang ia durhaka kepada mu."
Dari kisah tersebut bisa kita lihat bahwa memilih wanita atau ibu bagi anak-anak nya kelak adalah salah satu hal penting dan seorang ibu memiliki peran sangat besar dalam menentukan masa depan anak. Cinta kasihnya, doa dan air mata nya, juga pengorbanan nya begitu besar sehingga bisa menghantarkan anak-anak nya pada kesuksesan. Kalau kata Ustman bin Affan Ra pernah berpesan kepada anak-anak nya, "Wahai anak-anak ku, sesungguhnya orang yang hendak menikah itu ibarat orang yang hendak menyemai benih. Maka hendaklah ia memperhatikan dimana ia akan menyemai nya. Dan ingatlah bahwa wanita yang berasal dari keturunan yang buruk jarang sekali melahirkan keturunan yang baik, maka pilih-pilih lah terlebih dahulu meskipun sejenak". Allah berfirman dalam surat Al 'Araf;58, "Tanah yang baik itu, tanaman nya akan tumbuh subur dengan seizin Allah, sedang tanah yang tandus maka tanamannya akan tumbuh merana..."
Baik lah... Ini baru awalan nya saja bahas nya udah daging, apalagi bahas tentang Ibunda nya ya😄. Buku ini terdiri dari dua bab. Bab pertama membahas tentang Ibunda para ulama salaf seperti Anas bin Malik, Urwah bin Zubair, Hasan Al Bashry, Hasan bin Shalih bin Huyai, Rabi'ah bin Abi 'Abdirrahman, Imam Syafi'i, Umar bin Abdul Aziz. Bab kedua berisi tentang Ibunda para ulama masa kini.
Masuk pada bab pertama, dan saya tidak mungkin juga membahas semua nya. Hanya beberapa Ibunda yang akan saya bahas di sini. Pertama Ibunda Anas bin Malik dan kedua Ibunda dari Imam Syafi'i.
Siapa yang ngga kenal Anas bin Malik? Yang belum kenal, yuk mari kita kenalan dulu😄. Jadi, beliau ini adalah pembantu setia Rasulullah saw dan sekaligus sahabat dekat beliau. Anas adalah satu dari 7 sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi. Bagaimana tidak? Sejak pertemuan pertama nya dengan Rasulullah, ia langsung menjadi orang terdekat nya, menjadi 'asisten pribadi'. Dan sebagai asisten pribadi nya, Rasulullah mengkhususkan Anas dalam masalah-masalah tertentu yang tidak diketahui oleh sahabat lainnya. Seperti, Rasulullah saw pernah menggilir kesembilan istrinya dalam sepagian dengan sekali mandi, Subhanallah luar biasa sekali😍. Anas adalah sahabat yang beruntung berkat doa Rasulullah, "Ya Allah, perbanyak lah harta dan keturunannya, serta panjang kan lah usia nya". Berkat doa itu, benar lah adanya bahwa Anas usianya mencapai 103 tahun dan menjadi kaya dan banyak anak keturunan nya.
Kecerdasan Anas tidak lahir begitu saja. Ada Ummu Sulaim di belakangnya. Saat Nabi sedang berkunjung ke rumah nya, Ummu Sulaim berkata, "Wahai Rasulullah, aku memiliki hadiah khusus bagimu". "Apa itu?", Tanya Nabi. "Orang yang siap membantumu, Anas", jawab beliau. Seketika Rasulullah berdoa, "Ya Allah, karuniailah ia harta dan anak keturunan, serta berjanjilah keduanya bagi nya". Coba bayangkan... Ada seorang ibu yang rela menghadiahkan anak yang telah dikandungnya, dibesarkannya selama 8 tahun untuk diberikan pada Rasulullah. Betapa cintanya ia pada Rasulullah, semoga Allah meridhoi mu Wahai Ummu Sulaim😄. Bagaimana dengan kita? Apa yang akan kita hadiahkan pada Rasulullah?😢
Ummu Sulaim adalah salah satu wanita penghuni Jannah sebagai mana dalam hadits Rasulullah, dari Jabir Ra, Rasulullah saw bersabda "Ketika aku masuk Jannah, tiba-tiba aku melihat di sana ada Rumaisha, isteri Abu Thalhah" (HR Al Bukhari).
Kecerdasan Ummu Sulaim
Ummu Sulaim termasuk wanita yang cemerlang akalnya. Ia juga penyabar dan pemberani. Sebelum menikah dengan Abu Thalhah, suami Ummu Sulaim adalah Malik bin Nadhar. Setelah Ummu Sulaim berislam, ia mengajak suaminya untuk berislam juga namun suaminya marah dan akhirnya pergi meninggalkan Ummu Sulaim dan pergi ke negri Syam dan meninggal di sana. Setelah suami pertama nya meninggal, Abu Thalhah meminang beliau, tetapi saat itu Abu Thalhah masih musyrik. Karna Ummu Sulaim cerdas, beliau ngga mau ya kan menikah dengan Abu Thalhah. Akhirnya Ummu Sulaim meminta Abu Thalhah untuk berislam. Awalnya Abu Thalhah tidak mau, namun sampai di rumah terus memikirkan kata-kata Ummu Sulaim, "Sungguh tidak pantas seorang musyrik menikahiku. Tidakkah engkau tahu Wahai Abu Thalhah, bahwa berhala-berhala yang kau sembah itu dipahat dari suku ini dan itu dan ia bisa terbakar apabila disulut api". Akhirnya Abu Thalhah berislam lalu menikahi Ummu Sulaim.
Ketabahan Ummu Sulaim dan kematangan berfikirnya
Diawali dengan sebuah kisah. Konon ada seorang bapak yang menghadap Umar bin Khaththab. Bapak itu bercerita bahwa anaknya durhaka, berkata kasar dan sering memukul. Maka Umar memanggil anak itu dan memarahinya. Tetapi anak itu mengelak dan mempertanyakan hak anak terhadap ayah nya. Lalu Umar menjawab, ada 3 hak anak. Pertama, hendaklah ia memilih calon ibu yang baik bagi putranya. Kedua, hendaklah ia menamai nya dengan nama yang baik. Dan ketiga, hendaklah ia mengajari nya menghafal Al Qur'an. Dan anak itu berkata bahwa ayah nya tidak melakukan ketiga nya. Ibu nya adalah seorang hamba sahaya yang dibelinya dari pasar seharga dua dirham. Kemudian ayah nya menamai nya Ju'al yang artinya sejenis kumbang yang selalu bergumul pada kotoran hewan. Serta ayah nya tidak pernah mengajari nya menghafal Al-Quran qalau satu ayat. Mendengar hal itu, Umar berkata pada ayah tersebut, "Pergi sana! Engkau yang mendurhakai nya sewaktu kecil, pantas saja sekarang ia durhaka kepada mu."
Dari kisah tersebut bisa kita lihat bahwa memilih wanita atau ibu bagi anak-anak nya kelak adalah salah satu hal penting dan seorang ibu memiliki peran sangat besar dalam menentukan masa depan anak. Cinta kasihnya, doa dan air mata nya, juga pengorbanan nya begitu besar sehingga bisa menghantarkan anak-anak nya pada kesuksesan. Kalau kata Ustman bin Affan Ra pernah berpesan kepada anak-anak nya, "Wahai anak-anak ku, sesungguhnya orang yang hendak menikah itu ibarat orang yang hendak menyemai benih. Maka hendaklah ia memperhatikan dimana ia akan menyemai nya. Dan ingatlah bahwa wanita yang berasal dari keturunan yang buruk jarang sekali melahirkan keturunan yang baik, maka pilih-pilih lah terlebih dahulu meskipun sejenak". Allah berfirman dalam surat Al 'Araf;58, "Tanah yang baik itu, tanaman nya akan tumbuh subur dengan seizin Allah, sedang tanah yang tandus maka tanamannya akan tumbuh merana..."
Baik lah... Ini baru awalan nya saja bahas nya udah daging, apalagi bahas tentang Ibunda nya ya😄. Buku ini terdiri dari dua bab. Bab pertama membahas tentang Ibunda para ulama salaf seperti Anas bin Malik, Urwah bin Zubair, Hasan Al Bashry, Hasan bin Shalih bin Huyai, Rabi'ah bin Abi 'Abdirrahman, Imam Syafi'i, Umar bin Abdul Aziz. Bab kedua berisi tentang Ibunda para ulama masa kini.
Masuk pada bab pertama, dan saya tidak mungkin juga membahas semua nya. Hanya beberapa Ibunda yang akan saya bahas di sini. Pertama Ibunda Anas bin Malik dan kedua Ibunda dari Imam Syafi'i.
Siapa yang ngga kenal Anas bin Malik? Yang belum kenal, yuk mari kita kenalan dulu😄. Jadi, beliau ini adalah pembantu setia Rasulullah saw dan sekaligus sahabat dekat beliau. Anas adalah satu dari 7 sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi. Bagaimana tidak? Sejak pertemuan pertama nya dengan Rasulullah, ia langsung menjadi orang terdekat nya, menjadi 'asisten pribadi'. Dan sebagai asisten pribadi nya, Rasulullah mengkhususkan Anas dalam masalah-masalah tertentu yang tidak diketahui oleh sahabat lainnya. Seperti, Rasulullah saw pernah menggilir kesembilan istrinya dalam sepagian dengan sekali mandi, Subhanallah luar biasa sekali😍. Anas adalah sahabat yang beruntung berkat doa Rasulullah, "Ya Allah, perbanyak lah harta dan keturunannya, serta panjang kan lah usia nya". Berkat doa itu, benar lah adanya bahwa Anas usianya mencapai 103 tahun dan menjadi kaya dan banyak anak keturunan nya.
Kecerdasan Anas tidak lahir begitu saja. Ada Ummu Sulaim di belakangnya. Saat Nabi sedang berkunjung ke rumah nya, Ummu Sulaim berkata, "Wahai Rasulullah, aku memiliki hadiah khusus bagimu". "Apa itu?", Tanya Nabi. "Orang yang siap membantumu, Anas", jawab beliau. Seketika Rasulullah berdoa, "Ya Allah, karuniailah ia harta dan anak keturunan, serta berjanjilah keduanya bagi nya". Coba bayangkan... Ada seorang ibu yang rela menghadiahkan anak yang telah dikandungnya, dibesarkannya selama 8 tahun untuk diberikan pada Rasulullah. Betapa cintanya ia pada Rasulullah, semoga Allah meridhoi mu Wahai Ummu Sulaim😄. Bagaimana dengan kita? Apa yang akan kita hadiahkan pada Rasulullah?😢
Ummu Sulaim adalah salah satu wanita penghuni Jannah sebagai mana dalam hadits Rasulullah, dari Jabir Ra, Rasulullah saw bersabda "Ketika aku masuk Jannah, tiba-tiba aku melihat di sana ada Rumaisha, isteri Abu Thalhah" (HR Al Bukhari).
Kecerdasan Ummu Sulaim
Ummu Sulaim termasuk wanita yang cemerlang akalnya. Ia juga penyabar dan pemberani. Sebelum menikah dengan Abu Thalhah, suami Ummu Sulaim adalah Malik bin Nadhar. Setelah Ummu Sulaim berislam, ia mengajak suaminya untuk berislam juga namun suaminya marah dan akhirnya pergi meninggalkan Ummu Sulaim dan pergi ke negri Syam dan meninggal di sana. Setelah suami pertama nya meninggal, Abu Thalhah meminang beliau, tetapi saat itu Abu Thalhah masih musyrik. Karna Ummu Sulaim cerdas, beliau ngga mau ya kan menikah dengan Abu Thalhah. Akhirnya Ummu Sulaim meminta Abu Thalhah untuk berislam. Awalnya Abu Thalhah tidak mau, namun sampai di rumah terus memikirkan kata-kata Ummu Sulaim, "Sungguh tidak pantas seorang musyrik menikahiku. Tidakkah engkau tahu Wahai Abu Thalhah, bahwa berhala-berhala yang kau sembah itu dipahat dari suku ini dan itu dan ia bisa terbakar apabila disulut api". Akhirnya Abu Thalhah berislam lalu menikahi Ummu Sulaim.
Ketabahan Ummu Sulaim dan kematangan berfikirnya
Setelah menikah dengan Abu Thalhah, mereka dikaruniai dua anak. Ada satu anak yang disenangi nya, Abu Umeir. Namun sayang umurnya tidak bertahan lama. Saat itu, Abu Thalhah sedang pergi ke masjid untuk sholat isya. dan saat itu lah, Abu Umeir meninggal. Ia menyampaikan kabar berita meninggal nya pun tidak langsung. Menunggu suaminya pulang dan menyantap makan malam bahkan sampai menggaulinya. Diakhir malam barulah Ummu Sulaim mengatakannya, bahwa Abu Umeir telah meninggal. Innalilahi wa Inna ilaihi rooji'uun.
Keturunan yang diberkati
Sepeninggal nya Abu Umeir, Rasulullah pun mendoakan mereka berdua, dan akhirnya Ummu Sulaim melahirkan anak lagi yang kemudian diberi nama Abdullah oleh Rasulullah. Abdullah pun tumbang menjadi anak yang shaleh dan melahirkan keturunan yang Sholeh pula, ketujuh anak nya telah mengkhatamkan Al-Quran semenjak kecil.
Keberanian Ummu Sulaim
Menurut adz Dzahabi, Ummu Sulaim juga ikut dalam perang Uhud bersama Rasulullah. Ketika itu ia kedapatan membawa sebilah pisau. Ketika perang hunain, Ummu Sulaim pun membawa pisau dan berkata, "Wahai Rasulullah, lihatlah..pisau ini sengaja kusiapkan untuk merobek perut orang musyrik yang berani mendekatiku". Allahu Akbar luar biasa🤗.
Kecintaan Ummu Sulaim terhadap Rasulullah
Pernah mendengar ada seseorang yang menampung keringat Rasulullah dan menjadikannya campuran wewangian? Ia lah Ummu Sulaim orang nya. Jadi saat itu Rasulullah lagi tidur siang di rumah nya, dan beliau berkeringat di tikar nya Ummu Sulaim. Nah tikar tersebut di peras untuk diambil keringat nya.
Ibunda yang kedua yang akan saya bahas di sini adalah Ibunda dari Imam Syafi'i. Ada yang ngga kenal Imam Syafi'i? Kayaknya kalau ada yang ngga kenal, ngajinya kurang rajin mungkin ya🙊.
"Ia ibarat matahari bagi bumi, dan kesehatan bagi badan. Ada yang bisa menggantikan keduanya?", "Sejak 30 tahun lalu, aku selalu mendoakannya dalam sholatku dikeheningan malam". Begitulah sekiranya ungkapan dari muridnya, Imam Ahmad bin Hambal. Dialah guru Al imam Mohammad bin Idris asy Syafi'i Al qurasyi Al muththalibi. Nasab nya bertemu dengan nasab Rasulullah pada Abdu Manaf, ayah dari Hasyim (Kakek Rasulullah yang kedua) dan Al muththalib (Kakek Imam asy Syafi'i yang kedelapan).
Suatu ketika, saat ibu nya Imam Syafi'i tidur, beliau bermimpi bahwa ada sebuah bintang kejora keluar dari rahim nya dan ia jatuh ke Mesir kemudian memancarkan cahaya ke seluruh penjuru negeri. Lalu kemudian ibu nya pergi ke penafsir mimpi, dan ia berkata bahwa kelak ibu akan melahirkan seorang yang 'alim, yang cemerlang ke berbagai penjuru negeri. Ayah nya bernaam Idris dan ibu nya bernama Fatimah binti Ubaidillah. Imam Syafi'i lahir di Gaza tahun 150 H sebagai anak yatim. Agar nasab nya tetap terjaga dari kerabat Bani Muththalib, maka ibu nya menyuruh Imam Syafi'i merantau ke Mekkah saat usia nya 10 tahun. Bisa kita bayangkan tidak? Seorang ibu melepas dengan ikhlas anak nya merantau dalam rentang usia sekecil itu (bagi kita). Subhanallah. Ibu nya pun terus memberikan semangat pada beliau untuk terus menuntut ilmu. Ini terbukti pada kefasihannya dalam berbahasa arab, juga hafalannya yang luar biasa cerdas. Ibu nya saat itu tidak memiliki uang untuk membayar gurunya Imam Syafi'i, sebaagi gantinya Imam Syafi'i mengurus anak-anak didik nya ketika absen dan membantu meringankan tugas. Ia pun sering mencari potongan-potongan tulang sebagai media untuk menulis ilmu yang didapat nya.
Berbicara tentang Ibunda beliau, ia sangat cerdas. Konon di sebuah pengadilan, hakim memanggil ibunya untuk bersaksi. Dan ibu nya membawa seorang wanita juga untuk bersaksi. Namun, hakim itu bilang yang boleh bersaksi hanya ia saja, perempuan itu tak boleh. Mendengar hal itu, Ibunda Imam Syafi'i sangat cerdas, ia mengeluarkan dalil Alquran QS Al Baqarah:282 (mangga bisa dibuka qurannya). Jadi memang yang bersaksi itu ada dua orang wanita. Mendengar Ibunda mengeluarkan dalil itu, hakim diam seribu bahasa🙊😂. Pada judul ini, tidak begitu banyak yang diceritakan tentang Ibunda Imam Syafi'i. Tapi walau bagaimanapun, beliau sangat sangat berjasa dalam mendidik anak nya hingga menjadi orang terkenal ke seluruh penjuru dunia, dan bahkan dijadikan madzhab. Semoga beliau-beliau semua ditempatkan di tempat terbaik yang telah Allah siapkan. Aamiin😍
Dan semoga, kita pun sebagai Al madrosatul 'ula, bisa meneladani ibunda para ulama untuk mencetak anak-anak kita kelak menjadi generasi Rabbani, penyejuk hati kedua orangtua dan menjadi orang besar yang bermanfaat untuk ummat. Aamiin😍
Keturunan yang diberkati
Sepeninggal nya Abu Umeir, Rasulullah pun mendoakan mereka berdua, dan akhirnya Ummu Sulaim melahirkan anak lagi yang kemudian diberi nama Abdullah oleh Rasulullah. Abdullah pun tumbang menjadi anak yang shaleh dan melahirkan keturunan yang Sholeh pula, ketujuh anak nya telah mengkhatamkan Al-Quran semenjak kecil.
Keberanian Ummu Sulaim
Menurut adz Dzahabi, Ummu Sulaim juga ikut dalam perang Uhud bersama Rasulullah. Ketika itu ia kedapatan membawa sebilah pisau. Ketika perang hunain, Ummu Sulaim pun membawa pisau dan berkata, "Wahai Rasulullah, lihatlah..pisau ini sengaja kusiapkan untuk merobek perut orang musyrik yang berani mendekatiku". Allahu Akbar luar biasa🤗.
Kecintaan Ummu Sulaim terhadap Rasulullah
Pernah mendengar ada seseorang yang menampung keringat Rasulullah dan menjadikannya campuran wewangian? Ia lah Ummu Sulaim orang nya. Jadi saat itu Rasulullah lagi tidur siang di rumah nya, dan beliau berkeringat di tikar nya Ummu Sulaim. Nah tikar tersebut di peras untuk diambil keringat nya.
Ibunda yang kedua yang akan saya bahas di sini adalah Ibunda dari Imam Syafi'i. Ada yang ngga kenal Imam Syafi'i? Kayaknya kalau ada yang ngga kenal, ngajinya kurang rajin mungkin ya🙊.
"Ia ibarat matahari bagi bumi, dan kesehatan bagi badan. Ada yang bisa menggantikan keduanya?", "Sejak 30 tahun lalu, aku selalu mendoakannya dalam sholatku dikeheningan malam". Begitulah sekiranya ungkapan dari muridnya, Imam Ahmad bin Hambal. Dialah guru Al imam Mohammad bin Idris asy Syafi'i Al qurasyi Al muththalibi. Nasab nya bertemu dengan nasab Rasulullah pada Abdu Manaf, ayah dari Hasyim (Kakek Rasulullah yang kedua) dan Al muththalib (Kakek Imam asy Syafi'i yang kedelapan).
Suatu ketika, saat ibu nya Imam Syafi'i tidur, beliau bermimpi bahwa ada sebuah bintang kejora keluar dari rahim nya dan ia jatuh ke Mesir kemudian memancarkan cahaya ke seluruh penjuru negeri. Lalu kemudian ibu nya pergi ke penafsir mimpi, dan ia berkata bahwa kelak ibu akan melahirkan seorang yang 'alim, yang cemerlang ke berbagai penjuru negeri. Ayah nya bernaam Idris dan ibu nya bernama Fatimah binti Ubaidillah. Imam Syafi'i lahir di Gaza tahun 150 H sebagai anak yatim. Agar nasab nya tetap terjaga dari kerabat Bani Muththalib, maka ibu nya menyuruh Imam Syafi'i merantau ke Mekkah saat usia nya 10 tahun. Bisa kita bayangkan tidak? Seorang ibu melepas dengan ikhlas anak nya merantau dalam rentang usia sekecil itu (bagi kita). Subhanallah. Ibu nya pun terus memberikan semangat pada beliau untuk terus menuntut ilmu. Ini terbukti pada kefasihannya dalam berbahasa arab, juga hafalannya yang luar biasa cerdas. Ibu nya saat itu tidak memiliki uang untuk membayar gurunya Imam Syafi'i, sebaagi gantinya Imam Syafi'i mengurus anak-anak didik nya ketika absen dan membantu meringankan tugas. Ia pun sering mencari potongan-potongan tulang sebagai media untuk menulis ilmu yang didapat nya.
Berbicara tentang Ibunda beliau, ia sangat cerdas. Konon di sebuah pengadilan, hakim memanggil ibunya untuk bersaksi. Dan ibu nya membawa seorang wanita juga untuk bersaksi. Namun, hakim itu bilang yang boleh bersaksi hanya ia saja, perempuan itu tak boleh. Mendengar hal itu, Ibunda Imam Syafi'i sangat cerdas, ia mengeluarkan dalil Alquran QS Al Baqarah:282 (mangga bisa dibuka qurannya). Jadi memang yang bersaksi itu ada dua orang wanita. Mendengar Ibunda mengeluarkan dalil itu, hakim diam seribu bahasa🙊😂. Pada judul ini, tidak begitu banyak yang diceritakan tentang Ibunda Imam Syafi'i. Tapi walau bagaimanapun, beliau sangat sangat berjasa dalam mendidik anak nya hingga menjadi orang terkenal ke seluruh penjuru dunia, dan bahkan dijadikan madzhab. Semoga beliau-beliau semua ditempatkan di tempat terbaik yang telah Allah siapkan. Aamiin😍
Dan semoga, kita pun sebagai Al madrosatul 'ula, bisa meneladani ibunda para ulama untuk mencetak anak-anak kita kelak menjadi generasi Rabbani, penyejuk hati kedua orangtua dan menjadi orang besar yang bermanfaat untuk ummat. Aamiin😍
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..