Senja yang hangat, secair hatiku [yang sebelumnya tampak spaneng, yang sebelumnya terasa meruwetkan dan memusingkan]. Dan akhirnya memutuskan menulis. Titik.
Kali ini aku yang menelfon dan yang mengangkat ternyata Bapa. Wejangan sabar dan do'a itu selalu Bapa kasih saat sedang down "Sabar Nu, kalo pengen sukses itu memang mesti sabar." [dan agaknya Bapa memang sedikit kesulitan untuk mengungkapkan sayangnya, terkesan kaku. tapi aku tau kekakuan itu sebagai bentuk kasih sayangnya, iya kan pa? :)]. Dan tetiba saja Mamah menyambungi "Mamah emang ngga bisa bantu Nunu ngerjain skripsi, tapi Mamah selalu do'ain Nunu supaya dimudahkeun oleh Allah, dilancarkeun ngerjainnya. Mamah selalu do'ain untuk anak-anak Mamah, di setiap do'a, setiap waktu, Allah mendengar do'a kita, Allah Maha Mendengar Nu". Ah, Mamah... terdiamlah aku dan akhirnya terisak :'( . Mamah... tanpa engkau bilang pun, aku tau engkau selalu mendo'akan kami. Pada akhirnya aku membaut radius yang agak jauh dari sumber suara, agar tak terdengar isakanku itu, dan aku menahannya. Oh Allah..... lindungilah mereka di sana, berikanlah kesehatan yang sempurna untuk mereka, untuk mereka berlima di sana, lapangkanlah, luaskanlah dan berikanlah rizki untuk mereka dari arah yang tidak disangka-sangka, sayangilah mereka Allah, sayangilah..... karna aku sayang mereka, sungguh aku sayang mereka. [lihatlah, melankolis sekali aku ini, sangat sensitif adanya]
*disela-sela pengerjaan skripsi [dengan banyaknya data, angka2, rumus2, visual basic dan pe-logika-an itu yang bikin ruwet isi kepala]. Allah bersama mahasiswa tingkat akhir. Makasih Mamah, Bapa, Mba fifi, Dea dan Nazwa atas supportnya, makasih banyak, sekarang sedikit lebih lega... :). Trimakasih Allah ^^
Bismillah --> pembahasan cepatlah kau rampungkan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..