Ini nih, buku yang ditunggu, alhamdulillah sudah sampai rumah ☺☺
Judul : Rumah Cinta Hasan Al Banna
Penulis : Muhammad Lili Nur Aulia
Terbit : September 2017
Penerbit : Al Qalam Kelompok Gema Insani
Buku ini merupakan edisi kompilasi dari dua buah buku karya Muhammasd Lili Nur Aulia, Cinta di rumah Hasan Al Banna dan Persembahan cinta istri Hasan Al Banna yang sudah pernah diterbitkan oleh penerbit lain. Buku ini menceritakan bagaimana sosok Hasan Al Banna di rumah, yaitu peran beliau sebagai seorang ayah teladan untuk anak-anaknya, suami sholih bagi istrinya dan juga dalam buku ini diterangkan bagaimana akhlak beliau pada kedua orangtuanya yang begitu mulia.
Buku ini berisi 194 halaman, dengan dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama bertema "Dari rumah, semula bermula" dengan sub bag potret cinta keluarga al Banna dan anugerah bidadari untuk Hasan Al Banna. Bagian kedua bertema "Bingkai cinta Ayah dan anak" dengan sub bag kebersamaan Hasan Al Banna dan buah hati. Dan bagian ketiga bertema "Hasan Al Banna dalam kenangan", dengan sub bag ujian keteguhan dan kesetiaan seorang istri serta ayahku adalah pemimpin yang dipersiapkan Allah.
Beliau lahir dari seorang ayah yang ahli hadits dan tokoh masyarakat, bernama Abdurrahman al Banna dan Ummu Sa'ad. Hasan al Banna adalah anak sulung dari 8 bersaudara, yang lahir pada hari ahad, 14 Oktober 1906. Anak kedua bernama Abdurrahman (lahir tanggal 28 September 1908). Anak ketiga bernama Fathimah (lahir tanggal 3 Februari 1911). Anak keempat bernama Muhammad (lahir tanggal 10 Februari 1913). Anak kelima bernama Abdul Bashith (lahir tanggal 16 Agustus 1915). Anak keenam bernama Zainab (lahir tanggal 16 Februari 1919 dan wafat pada tahun yang sama 24 Desember 1919). Anak ketujuh bernama Jamal Al Banna (lahir tanggal 15 Desember 1920). Dan anak ke delapan bernama Fauziyah (lahir tanggal 10 Maret 1923).
Dikatakan bahwa hanya berasal dari orangtua sholih yang akan dipelihara oleh Allah kebaikannya bagi anak-anak dan cucu-cucu nya. Ayah nya Hasan Al Banna merupakan orang yang shoilih. Ia berperan sangat baik ketika menjadi seorang ayah Hasan Al Banna. Ayah nya menjadi tempat belajar Hasan Al Banna dan adik-adiknya. Adik nya pernah bertutur, bahwa ayah telah mengajarkan kami ilmu fiqh sejak kami masih kecil. Bayangkan saja Moms, di usia nya yang baru menginjak 9 tahun, Hasan Al Banna sudah mempelajari ilmu fiqh Imam Malik, kitab al Fiyah dan masih banyak lagi yang beliau pelajari. Lha kita di usia 9 tahun ngapain Mak? **berkaca pada diri sendiri.
Kecintaannya pada ilmu sudah tampak sejak ia kecil. Ia sagat peka terhadap kondisi umat islam dan penuh semangat dalam memperjuangkan islam. Syeikh Hasan Al Banna mengatakan, "Gerakan al-ikhwan adalah dakwah salafiyah, thariqah sunniyah, haqiqah shufiyyah, institusi politik, klub olahraga, lembaga ilmiah dan kebudayaan, serta perserikatan ekonomi dan pemikiran sosial". Selama mendirikan gerakan islam Ikhwanul Musliman atau yang biasa kita sebut (IM), banyak sekali aral melintang perjuangan dakwahnya. Secara beliau tokoh masyarakat, maka sudah pasti banyak waktu juga yang telah ia relakan untuk berjauhan dengan keluarganya (semisal saat dakwah di luar kota/bahkan negeri). Tapi walaupun begitu, tidak membuat ia menjadi ayah yang jauh dari keluarga, yang jauh dari anak-anak nya. Ia bahkan sangat memperhatikan keperluan anak-anaknya. Semisal beliau mempersiapkan kebutuhan makanan apa saja yang dibutuhkan anak-anaknya saat mereka sakit atau berobat. Beliau bahkan mencatatnya dengan sangat rapih. Walaupun sibuk, beliau tetap menyempatkan makan pagi bersama keluarganya, bahkan ketika ada tamu pun beliau malah mengundang tamunya untuk datang ke rumah demi bisa makan pagi bersama anak-anaknya. Selain itu, beliau pun mengantar bekal makanan anak-anaknya ke sekolah. Mengantar bekal pak bapak... Bukan hanya mengantar ke sekolah, salam cium tangan lalu bergegas pergi kerja.
Beliau sangat disiplin pada dirinya sendiri dan keluarganya. Dari tangan beliau berdua (Hasan Al Banna dan istri) dan tentunya celupan tangan Allah juga lahirlah anak-anak yang keren. Istrinya, Lathifah ash-Shuli benar menjadi wanita sholihah penduduk surga -semoga allah merahmati beliau berdua-. Ia berjuang juga bersama Hasan Al Banna dalam membangun sebuah keluarga dakwah. Masyaa Allah...
Di bagian terakhir bercerita bagaimana kehidupan istri dan anak-anak nya kepergian Hasan Al Banna. Saat membaca di bagian ketika Hasan Al Banna wafat, saya sungguh sedih, tiba-tiba saja menangis. Terbayang bagaimana beliau menjadi tokoh inspirator yang menginspirasi banyaaaaaak sekali jama'ah dan dengan kegigihannya memperjuangkan islam, mengayomi saudara-saudara muslim dan masiiiiih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu sifat kebaikannya dalam posting kali ini (karena terlalu banyaknya sifat sholih beliau). Tiba-tiba menangis lagi ketika ibu Hasan Al Banna (yang mencintainya melebihi anak-anak lain) datang setiap pagi selepas shubuh untuk ke pemakaman Hasan Al Banna lalu duduk menangis di pemakaman. Saya sedang membayangkan bagaimana terpukulnya perasaan ibu nya ketika mendengar berita duka anaknya telah mati syahid. Ya Allah.... :'(
Semoga Allah merahmati semua keluarga Syaikh Hasan Al Banna, mati syahid dalam jalanMu, jalan yang Engkau ridhoi. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un.
Ingin sekali mereview buku Risalah Pergerakan 1 & 2, kebetulan itu milik suami. Tapi bahasannya menurut saya beraaaaaat (menurut saya lho ya), harus berulang-ulang mencernanya, saya belum sampai tahap mereview buku berat itu ☺. Buku ini saya sarankan untuk membacanya bagi sebuah keluarga yang ingin mencetak generasi emas peradaban, salah satu dari sekian buku yang menunjang bagi orangtua yang ingin belajar menjadi orangtua sholih hingga melahirkan anak-anak sholih... aamiin Allahumma aamiin.
#30DaysWritingChallengeDays17
#ODOPfor99Days17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment disini yak..