Rabu, 18 Oktober 2023

Terungkap! Ide Brilian Pengelolaan Sampah




Beberapa pekan lalu, komunitas menggendong Cirebon Babywearers melaksanakan proyek yang diadakan oleh Indonesian Babywearers (IBW). Judul proyek ini sangat menarik perhatian saya, Proyek Tetangga. Ditambah, di dalamnya ada satu langkah yang menurut saya agak aneh awalnya. Tetapi kemudian saya berpikir bahwa jika langkah ini diterapkan secara continue, akan menjadi suatu habit baik. At least bisa membuat Indonesia merdeka dari sampah.

Berbicara soal sampah di Indonesia memang tidak ada habisnya. Dilansir dari kemenkopmk.go.id, (Sabtu, 5/8/2023), data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Bisa bayangkan ya, bagaimana 7,2 ton yang belum terkelola dengan baik ini. Dibawa kemanakah sampahnya? Apakah dibuang begitu saja ke laut? Dan parahnya lagi, menurut data dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Indonesia menjadi negara penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah Cina, (Debora Laksmi Indraswari, 2023).

Isu lingkungan ini menjadi isu yang sangat menarik. Dimana kita sangat berharap bumi tempat kita berpijak akan tetap indah dipandang untuk anak cucu kita kelak. Terutama di ibu pertiwi ini. Layaknya syair karya Ismail Marzuki bahwa hutan, gunung, sawah, lautan adalah simpanan kekayaan, dan harapannya kita penduduk Indonesia bisa menjaga harta pusaka milik negeri tercinta. Jadi bukan hanya masyarakatnya saja yang bergerak, namun ada upaya serius dari pemegang payung kebijakan dalam mengelola kekayaan negeri.

Ketika IBW mengadakan proyek tetangga ini, semua member dalam komunitas Cirebon Babywearers sangat antusias akan programnnya. Proyek ini memiliki goal setting agar mengajak peduli pada masa depan iklim, masyarakat terbiasa memisahkan sampah, perusahaan swasta membeli sampah yang dikumpulkan dan bisa diolah, serta ada upaya sungguh-sungguh dari pemerintah mengelola sisa sampah dengan baik dan menjadikannya energi alternatif. Suatu ide brilian dari sebuah komunitas yang notabenenya adalah emak-emak berdaster. Ini membuktikan bahwa emak-emak punya peran aktif yang bisa mengguncang dunia, lho.

Ide brilian ini dimulai dari langkah pertama yaitu ‘ngobrol’ tentang sampah rumah tangga di whatsapp group. Dari diskusi di grup, muncul banyak pendapat, masukan bahkan cerita unik perihal sampah. Seperti, beberapa daerahnya sudah menerapkan bank sampah yang dikoordinir oleh ketua RT/RW nya. Bahkan ada pula yang daerahnya masih membuang sampah rumah tangga di sungai. Honestly, sedih membaca curhatan salah satu member tentang hal ini.

Obrolan sampah ini juga memantik pengelolaan sampah di luar negeri, seperti di Korea atau Jepang. Tepat kemarin, Selasa 17 Oktober 2023 saya membaca sebuah portal berita bahwa di negeri ginseng sana, sebuah tim produksi drama Korea “Mr. Plankton” dituduh membuang sampah sembarangan di Pulau Jeju usai syuting drama. Dalam benak saya, takjub akan kedisplinan mereka terkait pengelolaan sampah. Pernahkah membaca judul berita di Indonesia, “Si A dituduh membuang sampah plastik di sungai”? Rasa-rasanya lebih sering membaca berita “Kenaikan harga bahan pokok dan BBM membuat masyarakat kelabakan”. Lewat artikel itu kita bisa mengartikan bahwa sampai sedetail itu pengelolaan sampah di Korea.

Langkah selanjutnya dalam penerapan ide brilian ini adalah mengadakan challenge dimana member membagikan foto sampah yang berharga dan tidak berharganya. Saat itu, saya membagikan foto sampah kulit bawang dan cangkang telur sisa masak nasi goreng. Sampah organik itu, kita pisahkan dan kemudian posting di media sosial. Pemanfaatan kulit bawang bisa kita jadikan pupuk cair organik. Sementara cangkang telur bisa kita jadikan pupuk kompos.   

Setelah itu,melanjutkan langkah ketiga yaitu mendorong member screenshoot aktivitasnya memisahkan sampah dan melaporkannya ke IBW. Bisa dalam bentuk foto atau video. Langkah keempat yaitu mengurangi sampah makanan. Sebisa mungkin kita bisa mengelola bahan makanan yang biasa kita masak agar tidak mubadzir dan atau berlebihan. Kalau menurut ajaran agama yang saya yakini, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Langkah kelima ini menurut saya adalah hal yang menarik, Wednesday is Dry. Ya, Rabu adalah hari kering. Dimana kita tidak mengeluarkan sampah organik/basah ke tempat sampah. Apakah tujuannya? Pertama agar sampah tidak bau, kedua kita bantu pengumpul sampah agar tetap rapih dalam penampilannya, dan ketiga yang lebih penting adalah upaya menyadarkan pemerintah, at least satu hari di hari Rabu kita menerapkan itu. Akan percuma jika hanya kita yang memilah sampah organik dan non organiknya, jika pemerintah masih menjadikan satu semua sampah-sampah itu.

Langkah selanjutnya adalah berbagi info proyek tetangga ini ke jejaring media sosial yang kita punya. Mengajak keluarga, saudara, tetangga agar lebih aware terhadap pengelolaan sampah. Di tahap ini juga kita mencari ide permainan yang menggunakan kardus/tutup botol. Misal membuat mobil-mobilan dari kardus dan tutup botol. Kita memanfaatkan sampah anorganik. Selain menghemat budget mainan anak, tentunya ini juga memanggil jiwa kreatif emak-emak. 

Tahapan terakhir dalam ide brilian ini adalah bagaimana emak-emak berdaster ini memanfaatkan sampah (pembuatan kit mainan) agar bernilai daya guna yang tinggi, sehingga bisa dijual dan dijadikan pemasukan untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Serangkaian ide brilian ini datang dari tim ibu hebat, Indonesian Babywearers. Saya sangat berterimakasih menjadi bagian keluarga kompak IBW. Harapannya, dari langkah kecil kita tentang pengelolaan sampah ini, bisa menjadikan ibu pertiwi tetap kaya, berbudaya dan bahkan bisa mengubah dunia.

 

Pemisahan sampah organik dan anorganik

Sumber:

 


1 komentar:

  1. Wah keren sekali .. Emak2 Cirebon ternyata bisa ada pemikiran semendalam ini ya ... Salut .....

    BalasHapus

Comment disini yak..