Minggu, 28 Januari 2018

Sarasehan bareng Azzam

Januari 28, 2018 0 Comments
Hari ini, Ahad  28 Januari 2018 adalah agenda untuk sarasehan PKS dengan calon bupati dan wakil bupati Cirebon yaitu H.Kalinga dan Ibu Shanty. Saya dan suami berangkat pukul 08.30 dari rumah kemudian nyamper mba Ima dan suami nya Pak Indra untuk berangkat bareng. Sesampainya di Markas Dakwah (yang selanjutnya saya sebut MD) Sumber, kami disambut dengan angin yang lumayan kencang sampai-sampai kerudung saya berkibar hebat. Dan ternyata di sana sudah ramai dengan kader.

Setelah presensi, kami memasuki gedung aula MD yang megah. Ruangan hampir penuh tapi masih bisa nyempil-nyempil sedikit mah. Setelah duduk, drama dimulai. Oh anakku, Azzam... ada apa Nak? Kenapa tiba-tiba rewel? Azzam ngga mau di dalam dan minta keluar. Apakah karna bangun tidur lalu dibangunkan? Karena sebelumnya selama perjalanan memang ia sedang tidur. Ataukah karena lapar? Bisa jadi, tadi sarapan memang ngga terlalu banyak seperti biasanya. Atau karena kaget dengan suara microfon yang menggelegar? entahlah. Jadi saya ke luar aula dan menggendong Azzam. Ia sedang ingin digendong terus. Teklok dong tangan saya? Lumayan hehe karena ngga pakai gendongan juga ditambah berat Azzam yang semakin bertambah. Sandal pun ada di aula dan lupa ngga keambil. Seharusnya bisa jalan kaki, karena ngga pakai sandal jadi digendong sama saya ☺

Di sekitaran MD, ada bapak-bapak penjual es krim dan Azzam minta dibelikan es krim. Jadi saya naik tangga ke aula lagi untuk ambil uang (tetep sambil gendong Azzam). Setelah makan es krim, ia tetap tidak mau masuk ke aula. Jadi saya masih di luar ngga bisa membersamai sarasehan itu. Lari sana lari sini berharap jiwa nya sudah on dari bangun tidurnya lalu dengan hati senang ia mau diajak masuk ke dalam aula yang berAC itu. Tetep keukeuh pemirsa ngga mau masuk. Naik turun tangga aja dan itu lumayan buat emaknya lelah haha. Dan saya putuskan sepertinya akan bareng Azzam terus nih di luar acara. Ternyata bener...setelah beli siomay dan berharap Azzam mau masuk, ternyata tidak juga Moms. Azzam tetap mau di luar. Udah aja deh di luar..daripada bolak balik mengganggu penglihatan orang-orang kan ya, belum lagi semakin penuh juga aula nya. Jadi saya ajak Azzam jalan kaki ke sekitaran MD. Tepatnya di Puskesmas Sumber dan ini adalah tempat yang tepat untuk beristirahat sejenak bagi saya. Karena di sana ada ayun-ayun dan ‘prosotan’, mainan yang Azzam suka. Jadi kan saya bisa leluasa sejenak sambil nyruput yang dingin-dingin.

Setelah agak lama, saya lihat Azzam pun sudah puas bermainnya, lalu jelang dzuhur saya kembali lagi ke MD untuk menunggu acara selesai. Estimasi waktu memang hanya sampai dzuhur saja. Dan alhamdulillah....selesai. Cirebon berhati ❤. Jadi apa yang saya dapatkan di sarasehan bareng cabup dan cawabup Cirebon?Saya dapat silaturahim dengan saudara-saudara baik yang baru kenal atau pun sudah lama yang baru bertemu lagi. Di MD juga saya bertemu adik tingkat saat saya kuliah di UNSOED, satu unit rohis lagi, GAMAIS pula, semakin ❤ Karena selama acara bareng Azzam terus, itulah mengapa judulnya sarasehan bareng Azzam bukan sarasehan bareng cabup dan cawabup hehe




Saya mana ya? Saya nya lari-larian terus sama Azzam di luar haha ,jadi ngga sempat foto sama cabup dan cawabup nya. Pokona mah Cirebon berHATI nya...❤❤❤❤❤

#30DaysWritingChallengeDays28
#ODOPfor99Days28

Sabtu, 27 Januari 2018

Daily introspection

Januari 27, 2018 0 Comments
(pict from google)


Malam dini hari adalah waktu yang tepat untuk introspeksi. Mengapa? Karena saat dini hari, saat kita sholat tahajud saat itu pula Allah langsung turun menemui hambaNya yang berdoa memohon pada Allah. Luar biasa kan? Sholat tahajud melebihi dari malam seribu bulan, malam lailatul qadar. Yakinlah bahwa dengan tahajud, doa kita akan tembus langsung ke Allah.

Dan saat kita introspeksi atas seharian itu yang telah kita lewati, maka Allah pun Maha Menghitung. Allah akan menghitung kebaikan dan atau keburukan yang telah kita lakukan. Setiap hari, seharusnya kita selalu introspeksi diri di penghujung waktu. Sudahkah kita melayani dengan baik suami kita? Sudahkah kita berkata lemah lembut dengan anak-anak kita? Sudahkah kita berbuat baik pada tetangga kita? Sudahkah kita menjenguk orangtua kita? Sudahkah kita bersedehkah hari ini? Sudahkah kita menolong pada yang membutuhkan? Sudahkah kita upgrade keilmuan dengan membaca misalnya? Sudahkah kita mengaji? Sudahkah kita berdoa dengan khusyu memohon padaNya?

Banyak sekali yang harus kita introspeksi ternyata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, introspeksi artinya peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan dan sebagainya) diri sendiri; mawas diri. Berintrospkesi artinya mengadakan atau melakukan introspeksi; mengoreksi diri - lah dulu sebelum mencela atau mengkritik orang lain. Dan mengintrospeksi artinya berintrospeksi.

Nah arti berintrospkesi ini juga penting nih. Mengoreksi diri terlebih dahulu sebelum mengkritik orang lain. Terkadang atau sering bahkan tanpa sadar kita pun melakukan hal itu. Kita mengingatkan orang lain harus begini dan begitu, tetapi kita nya sendiri tidak mau dikritik orang lain. Itu yang harus dihindari dan harus kita waspadai. Pun ketika ada yang mengintropeksi diri kita. Tidak seharusnya kita menolak mentah-mentah. Tapi, saran dan kritik dari orang lain itu sebagai sarana evaluasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Cara yang lain untuk tetap dapat mengintrospeksi diri adalah bergaul dengan orang-orang sholih. Dengan bersama mereka, in syaa Allah ada budaya untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Jadi...setiap hari di penghujung malam, yuk mari kita sama-sama introspeksi diri dan berharap ampunan dari Allah, Pencipta kita. aamiin...

#30DaysWritingChallengeDays27
#ODOPfor99Days27

Jumat, 26 Januari 2018

Soal pekerjaan rumah dan anak

Januari 26, 2018 0 Comments

Berawal dari status wa temen liqo saat di kampus, dan saya ijin screenshoot karena menurut saya ini penting juga untuk jadi bahan. Bahan apa? Bahan tulisan wkwkwk. Tapi lebih penting lagi nya mah karena memang benar bahwa masa itu tidak akan terulang Moms. Jleb banget baca tulisannya Teh Kiki ini.

Saya memang tipe nya moodi-an..kalau sedang mood mengerjakan pekerjaan rumah ya ayo sikat habis semuanya bahkan sampe detail-detailnya soal urusan debu. Tapiiiii kalau lagi kabur perfeksionis nya, saya memilih untuk tidur ketika capek, memilih untuk jalan-jalan ketika ruwed, memilih bersantai-santai tanpa menghiraukan pekerjaan rumah tangga yang menumpuk. Alhamdulillah nya suami ngga banyak komentar kalau saya lagi ‘malas’ hehe.

Kalau sedang mood, alias datang perfeksionis nya, maka ketika rumah berantakan akan mempengaruhi hati dan pikiran ikut berantakan, perasaan ruwed lihatnya dan itu membuat pikiran juga ikut ruwed.  Dan saat itu tiba, saya pasti akan meminta suami dan Azzam untuk main di luar. Kasihan banget ya di usir? Haha bukan diusir, hanya pindah tempat bermainnya saja. Karena ini untuk kepentingan bersama. Setidaknya dengan begitu, ayah dan Azzam telah memberi kesempatan pada mata, hati dan pikiran saya untuk melihat yang ‘cling’ di dalam rumah, rapih dan bersih maksudnya. Kalau rumah sudah rapih, sungguh hati akan berbahagia...

Tapi saya pun sering membiarkan rumah berantakan karena berserakannya mainan Azzam kemana-mana. Benar kata Teh Kiki, bahwa masa emas anak tidak akan pernah terulang. Terkadang saya membiarkan Azzam mengeksplor semua yang ada di sekitarnya. Samapi beberapa waktu misalkan dari pagi hingga dzuhur tiba, dan saatnya Azzam untuk tidur siang. Barulah saya membersihkan rumah kembali. Bisa  2 sampai 3 kali waktu saya membersihkan rumah wkwk. Supaya pagi hari tidak terburu-buru, biasanya saat malam hari jelang tidur saya beres-beres rumah dulu Moms, agar pagi tinggal rapihnya dan bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang lainnya.

Menemani anak saat bermain itu juga sangat penting lho. Selain mempererat bonding antara emak dan anak, dengan kehadiran kita juga harapannya bisa terus menstimulasi kemampuan linguistik, motorik kasar dan halus anak. Sehingga sosio emosinya akan berkembang dan ia akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat jiwa raga. Yuk Moms... kita belajar memanagemen waktu lagi agar waktu untuk urusan kerumahtanggaan dan apalagi urusan anak menjadi lebih baik. Bismillah...


#30DaysWritingChallengeDays26
#ODOPfor99Days26

Kamis, 25 Januari 2018

Gaya Hidup

Januari 25, 2018 0 Comments
Gaya hidup setiap keluarga berbeda. Sungguh berbeda. Ada yang sederhana, meskipun kita tahu bahwa mereka keluarga berada dengan segala kemudahan untuk mengakses semuanya. Ada yang memang benar-benar sederhana, yaah...serba cukuplah, serba pas. Pas dibutuhin motor ada, pas mau makan ada, pas mau jalan-jalan bisa walaupun budget cuma pas hanya keluar kota, pas lagi au nabung ada uang walaupun ngga banyak, pas mau beli buku bisa. Ada juga tipe yang dengan setia mengikuti trend yang sedang berkembang pesat dari mulai teknologi, fashion, food, film bahkan kosmetik sekalipun (kondisi keluarga memang mapan dengan segala kemewahannya). Ada juga yang sama-sama mengikuti trend juga tapi dengan kondisi ekonomi yang berbeda (serba pas-pasan tapi mau bergaya hidup glamour). Nah ini yang terakhir yang menjadi catatan. Sudah mah ngga ada, eh malah dipaksakan bergaya kelas tinggi. Sampai hutang sana hutang sini. Bohong sana bohong sini. Bohong sana, nutup kebohongan sini,  gitu aja terus bohong bohong dan bohong. Padahal hutang banyak, tapi anggeur weh gaya hidupnya kaum borjuis. Maka apa yang patut disombongkan? Maka bagaimana hisab di akhirat kelak tentang uang yang dibelanjakan? Sok berfikir geura.

Biasanya, gaya hidup itu dilihat bagaimana ia bergaul, dengan siapa, profesi nya apa, aktivitas apa yang biasa dilakukan, buku apa yang biasa ia baca (kalau sering baca buku). Biasanya bisa dilihat dari situ.  Memang semua itu dikembalikan pada prinsip keluarga masing-masing. Bagaimana kepala keluarga bisa membawa anak dan istrinya menuju jannah Allah. Bagaimana sebuah keluarga memanagement  pos-pos keuangan mereka, untuk pendidikan, makan, travelling, sosial, keluarga dan lain-lain. Bagaimana setiap keluarga memilih teman-temannya untuk membersamai setiap aktivitasnya. Sampai bagaimana setiap keluarga memilih gaya hidup masing-masing. Namun yang perlu diingat adalah, yuk kita tengok kembali hadits Rasulullah saw...

“Dari Amr bin Sya’ab dari bapaknya dari kakeknya ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bershadaqahlah dengan tidak berlebih-lebihan dan menyombongkan diri” (HR. Abu Daud dan Ahmad)”

Sudah jelas tertera dalam hadits bahwa kita tidak diperkenankan untuk berlebih-lebihan dalam segala sesuatunya. Dan ini juga menjadi bahan introspeksi diri yang mungkin terkadang kita pernah atau bahkan sering melebih-lebihkan sesuatu dalam keseharian kita. Kita? Maapkeun saya aja mungkin ya. Faghfirli Allah...

#30DaysWritingChallengeDays25
#ODOPfor99Days25


Rabu, 24 Januari 2018

Review buku "The Ultimate Fortune"

Januari 24, 2018 0 Comments
Alhamdulillah banget...alhamdulillah bulan ini saya bisa merampungkan 4 judul buku. Man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Memang kalau berteman itu seharusnya bisa memberikan manfaat, maksudnya dengan kehadiran kita, seyogianya bisa memberikan manfaat untuk orang di sekeliling kita. Contohnya saja saya baru 3 pekan mengikuti komunitas menulis ODOPfor99Days, tapi kerasa banget ghirah teman-teman di grup dalam passionnya di dunia tulis menulis itu semangat. Dan itu sungguh memacu saya untuk mengaktifkan diri lagi di dunia literasi ini. Hebat kan setruman semangatnya? Tiap hari saya nulis, ya walaupun tulisannya belum berbobot setidaknya ada kebermanfaatan di dalamnya walaupun diambilnya sedikit (semoga).


Banyak membaca akan membuat kita bisa menulis. Itu yang sedang saya lakukan. Agar banyak kosakata yang bisa saya tuangkan dalam bentu tulisan, maka saya pun harus banyak membaca. Nah buku pamungkas yang saya baca di bulan ini adalah buku karya Andre Raditya berjudul “The Ultimate Fortune”. Ini buku hasil menukar bacaan dengan suami. Maksudnya ini buku suami, dan saya pinjam sedangkan suami baca buku saya hehe.


"Sungguh, seluruh hidup kita akan sia-sia. Merugi dalam waktu. Jika waktu hidup kita tak diisi dengan amal kebaikan dan saling mengingatkan. Mengingatkan akan kebenaran, juga mengingatkan dalam urusan kesabaran" -Inspiring from Al-Ashr-


Kalimat pembuka dalam buku ini. Bagaimana al qur'an mengajarkan kita untuk menghargai waktu, amar makruf nahi munkar. Saling mengingatkan akan kebaikan dan kebenaran. Sudahkah kita mengamalkan surat Al Ashr tersebut? kalau belum, yuk kita sama-sama memulai hari dengan Bismillah dan berniat memberi manfaat juga saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Oke jadi begini. Menurut penulis, rezeki itu ada levelnya. Ia mengklasifikasikan menjadi 9 level. Bahas satu-satu ya...

❤Level 1 : yaitu rezeki yang dijamin. Rezeki ini tidak mengenal persyaratan yang rumit untuk mendapatkannya. Bahkan orang yang gila sekalipun bisa mendapatkannya. Rezeki ini muncul karena sifat Ar-Rahman nya Allah. Contoh rezeki level 1 ini misalkan napas, umur, waktu, berdetaknya jantung, mengalirnya darah, jalannya semua sistem saraf. Juga keberlangsungan semesta misalkan turunnya hujan, terbit dan erbenam matahari, pergantian siang malam, air mengalir di sungai-sungai, dan apapun yang bahkan tidak pikirkan sekalipun. Pantas saja Ibnu Qayyim berkata, "Seandainya engkau mengetahui bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pastilah engkau akan meleleh karena cinta kepadaNya". Karena begitu besarnya kasih sayang Allah sampai mengurusi urusan manusia sebegitu detailnya.

❤Level 2 : rezeki yang dipaksakan. Contohnya belum mampu beli rumah ambilnya kreditan, belum mampu beli mobil ambilnya kreditan, termasuk pendidikan misalkan dalam menyekolahkan anak, orangtua pontang panting nyari pinjaman untuk membayarnya. Dipaksakan awalnya, ehhh Allah kash juga rezekinya. Akhirnya bisa ebeli semua deh dengan cara nyicil mencicil. Seharusnya ini yang dihindari ya Moms.

❤Level 3 : rezeki yang diupayakan. Contohnya jika si Fulan rajin belajar maka ia akan pandai, jika malas maka ia akan bodoh, jika ia bekerja di perusahaan ini maka gaji nya sekian, jika bekerja di perusahaan itu maka gajinya sekian. Ini semua mendapatkannya dengan hasil usaha, jerih payah.

❤Level 4 : rezeki yang diminta. Rezeki yang didapatkan dari hasil berdoa pada Allah. Tentu dengan bahasa yang baik, lemah lembut, bahasa yang indah, tidak asal-asalan. Berdoalah, karena sesungguhnya Allah merindukan kita. Berdoalah karena Allah ingin berdua dengan kta.

❤Level 5 : rezeki dari pertukaran. Contohnya, kita butuh uang, maka kita menjual apa yang kita punya yang bisa dijual (contoh jual rumah, mobil, tanah dan lain-lain). Menukarkan keahlian atau jasa untuk mendapatkan uang.

❤Level 6 : rezeki yang dijanjikan. Contohnya, barangsiapa yang sedekah maka Allah akan ganti mulai dari sepuluh kali lipat hingga700 kali lipat. Contoh lain, barangsiapa yang melaksanakan sholat dhuha 6 rakaat maka Allah akan penuhi kebutuhannya hari itu. Siapa yang rajin silaturahim maka Allah akan bukakan rezeki baginya dan memanjangan umurnya dan lain-lain sesuai janji Allah.

❤Level 7 : rezeki keikhlasan. Contohnya ketika seorang guru dengan ikhlas mengajar murid-murid nya lalu mendapat hadiah umroh bersama. Ini kisah nyata lho Moms. Tetangga saya yang menjadi gurunya dan saya pun ikut terharu. Masyaa Allah

❤Level 8 : rezeki yang disyukuri. Rezeki level 8 ini ibarat kita mensyukuri keadaan kita yang didapat sekarang. Dan karena rasa syukurnya kita dengan mengubah sudut pandang menjadi serba alhamdulillah, maka Allah menambah nikmat pada kita setelahnya.

❤Level 9. Ini rezeki level 9 yang ditunggu-tunggu. Dengan cara apa ya rezeki ini didapat? Apakah sampe sebegitu sulitnya hingga level ini disebut the ultimate fortune? Rezeki level  ini datangnya tidak pakai diminta dan tidak pakai syukur. Apa ya? Ternyata Moms, rezeki level 9 ini hanya didapat dengan kita perbanyak beristighfar. Astaghfirullahal'adziim... rezeki yang dikaruniai keberkahan yang melimpah. Dengan bersitighfar setap saat, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita dan akan mengabulkan apa yang diminta dari arah yang tidak disangka-sangka. Eits...tapi ada juga penghalang dari rezeki level 9 ini. Mau tahu lebih lanjutnya bagaimana di rezeki level 9 ini? Boleh baca bukunya saja ya hehehe... 

Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dipahami lho, ngga ruwed, dan yang pasti banyak manggut-manggut nya ketika membaca buku ini. Karena ini berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari kita. Coba yuk kita terapkan...in syaa Allah, Allah akan mengabulkan setiap hajat-hajat kita yang telah kita pinta sebelum-sebelumnya. Aamiin Ya Robal'alamiin.

#30DaysWritingChallengeDays24
#ODOPfor99Days24


Selasa, 23 Januari 2018

Cara membuat ktp el Kabupaten Cirebon

Januari 23, 2018 2 Comments
Selamat malam Moms... hari ini saya akan sedikit berbagi cerita tentang bagaimana caranya mencetak ktp el di daerah cirebon. Jadi ceritanya setelah Akte kelahiran Azzam dan ijazah S1 saya ketemu (wah ini ceritanya panjang banget sampe akhirnya ketemu lagi tuh dokumen penting), kami mengurus dokumen penting lainnya seperti ktp el (ktp elektronik maksudnya). Dulu, dulu sekali saat kasus tentang blangko ektp tercuat, desas desusnya kan blangko habis dan lain sebagainya. Jadi kami mengantri di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mendapatkan suket alias surat keterangan yang isinya sama dengan KTP. Barangkali suatu saat membutuhkan identitas dan kami ngga mungkin menunjukkan identitas lama dong ya. Suket itu bentuknya selembar kertas A4.

Nah pada awal tahun 2018, ektp sudah bisa dicetak ceunah (entah kenapa namanya ganti bukan ektp lagi tapi ktp el). Ada yang bilang di desa juga bisa (tinggal bayar aja), ini mesti kita stop karna ini termasuk pungli (pungutan liar). Iya tidak ya? *Cmiiw. Saya dan suami akhirnya pergi ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Cirebon yang tempatnya berada di daerah Sumber. Dan taraaaaa....sudah jauh-jauh ke sana, ternyata kita harus daftar online melalui website nya dulu *nyengir kuda :D. Ini nih yang ngga update alias kita nya kudet haha. Jadi ke Sumber itung-itung sambil jalan-jalan lah ya liat yang hijau-hijau hehe.

Begini urutannya...
1. Kita harus masuk ke website www.ktpel.cirebonkab.go.id terlebih dahulu. Setelah masuk ada gambar seperti di bawah ini



2. Nah lanjut kita isi nomor KK, NIK, nomor ponsel dan kode nya. Jika sudah semua, cek lagi dan lanjut klik masuk. Bertemu dengan halaman di bawah ini.


3. Setelah lengkap langsung deh kita klik ajukan cetak (yang berada di bagian pojok bawah sebelah kanan). Ternyata kuota minggu ini penuh ceunah. Daftar pekan depan lagi berarti yaa :D.


4. Kalau memang ada kuota, pasti di sana tertera tanggal daftar antrian untuk pencetakan ktp el. Di sana dibatasi sehari maksimal 250 kpt el. Setelah sudah ada tanggal pendaftaran baru kita download dan print.

5. Lalu kita datang ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk membawa printout kartu pendaftaran dan langsung ambil nomor anrtrian pencetakan ktp el. Selesai deh...



Ini banner yang terletak di depan kantor (isinya tentang tta cara pencetakan ktp el)

Semenjak mengajuan atau pencetakan ktp el diproses melalui daftar online dulu, menurut saya lebih efektif juga sih. Karena ngga perlu mengantri terlalu panjang saat bikin Akte Azzam dulu. Bisa daftar di rumah ya kan? Tapi ada beberapa penduduk juga pas nyampe di sana menggerutu tentang pencetakan ktp el yang serba online ini. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya. Pasti ada kelebihan dan kekurangan dengan sistem online ini. Nah itu mungkin cara mencetak ktp el di Kabupaten Cirebon. Ini juga sepertinya berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. *cmiiw.

#30DaysWritingChallengeDays23
#ODOPfor99Days23

Senin, 22 Januari 2018

Ayah hebat

Januari 22, 2018 0 Comments
Apa yang tergambar ketika kita mendengar kata Ayah Hebat? 
Ayah yang bagaimana ya dikatakan ayah hebat?

Saat saya tulis postingan ini, Azzam dan ayah sedang bermain di luar. Saya lihat dari jauh mereka sedang berlari menangkap capung, sesekali duduk karena mungkin lelah ingin istirahat, sesekali berlari lagi dan Azzam sambil berkata satu, dua, satu, dua.. oh..rupanya mereka sedang olahraga hehe. Jadi kan saya bisa me time dengan nulis postingan di sini. Iya tidak? :D. Setiap pagi sebelum ayahnya berangkat kerja, Azzam selalu memiliki jadwal untuk bermain bersama ayah. Main apa ya? Apa saja yang pasti tujuannya ngebentuk bonding yang kuat dengan anak. Memang sejak awal mendapatkan ilmu parenting, saya dan suami terus menggali informasi darimanapun, bagaimana caranya agar anak bisa percaya dengan kita, agar anak memiliki ikatan batin yang kuat dengan kita sebagai orangtuanya. Hal itu dilakukan agar kita bisa memperkenalkan Allah sebagai Pencipta, bisa memperkenalkan Allah lewat ciptaan-ciptaannya dan bisa membersamai anak tumbuh berkembang dengan iman di dada dan akhlakul karimah sebagai penghiasnya, tentu sesuai fitrah anak ya..

Sing a song... (dengan  irama lagu "Kalau kau suka hati tepuk tangan"), diganti liriknya yaa...

Siapakah Tuhan kita semua? Allah
Siapakah Nabi kita semua? Allah
Islam agamaku
Al qur'an kitabku
Muslimin muslimat saudaraku

Horraaaay..........

Sering saya nyanyikan lagu ini ke Azzam. Dan lama-lama ia sudah mulai bisa mengikutinya. Karena seringnya, ayah pun hafal dan mulai mengikuti. Dalam hati saya, yes! berhasil! Jadilah ayah juga menyanyikan lagu ini ke Azzam. Bonding antara ayah dan anak tidak bisa digantikan. Beruntungnya saya adalah saya tidak menjalani LDM, ini suatu nikmat dari Allah alhamdulillaah... kalau pun harus pindah ke luar kota, saya akan ikut in syaa Allah. Jangankan LDM, pergi untuk rapat ke luar kota aja kangennya berasa udah lamaaaa banget. Apalagi harus menjalani ldm. Kemanapun ayah melangkah, Nurul akan mengikuti haha. Karena sesungguhnya, anak adalah amanah. Bagaimana kita mau menjalankan amanah dengan baik jika ternyata kita tidak bisa memenuhi hak-hak anak yang setiap harinya membutuhkan sentuhan berupa pelukan dan ciuman dari seorang ayah. Itu menurut saya lho yaa.. *cmiiw. Tapi yaa jikalau memang keadaan mengharuskan untuk LDM-an apa boleh buat..jalani saja dengan penuh kesabaran. Semangat pejuang LDM! J

Kembali lagi pada judul postingan, Ayah Hebat. Mengutip dalam bukunya Muhammad Lili Nur Aulia yang berjudul “Rumah Cinta Hasan Al Banna”, Sarah binti Halil bin Dakhilallah al-Muthiri menulis tesis berjudul “Hiwar al-Aba’ ma’a al-Abna Fil Qur’anil Kariim wa Tathbiqatuhu at-Tarbawiyah ‘Dialog orang tua dengan anak dalam al qur’anul karim dan aplikasinya dalam pendidikan’”. Sarah mencatat Al qur’an memuat dialog antara orangtua dan anak sebanyak 17 kali yang tersebar di dalam sembilan surah. Perinciannya adalah, dialog ayah dan anak sebanyak empat belas kali dialog ibu dan anak sebanyak dua kali, serta dialog kedua orangtua dan anak (tanpa nama) sebanyak satu kali.

Sudah jelas kan? Bagaimana Al qur’an mengaturnya dengan sangat detail. Bisa kita lihat, dialog antara ayah dan anak sampe 14 kali, ini menunjukkan lebih dominan dibandingkan dengan dialog ibu dan anak yang hanya 2 kali. Itu artinya pengajaran seorang ayah lebih masuk ke hati dan pikiran anak terlebih jika ayah bisa mengajarkan langsung ke anak, bukan video call #sedih kasian anaknya Moms :’(. Pantas saja seorang Imam Syahid Hasan Al Banna mengatur urusan anak sampai detail, hingga perihal antar bekal makanan dilakukan oleh beliau. Terlebih Rasulullah saw, maa syaa Allah beliau mah udah pasti teladan nomor hiji.

Ayah hebat bukan hanya memperhatikan soal kebutuhan anak, tetapi bagaimana ia menjadi teladan bagi keluarganya. Contoh kecilnya saja, bangun pagi dan mengajak shubuh berjamaah di masjid bersama anaknya. Seperti yang dilakukan ayah Azzam, semakin love love :*. Beliau juga sering mengingatkan, “Hati-hati Nurul kena penyakit ‘ain”. Iya ayah, manut-manut #jadi intropeksi diri nih.

Ayah hebat yang terpenting adalah bagaimana ia selalu mengajarkan kita untuk selalu dekat dengan Allah, bukan malah semakin menjauhkan. Mengingatkan untuk sholat tepat waktu, mengaji, datang liqo, berbagi dengan saudara tetangga dan yang membutuhkan, mengingatkan untuk membaca walau sebentar, mengingatkan untuk bersabar (nah ini yang penting pisan). Entah kenapa ya memang ayah itu lebih bersabar dari saya *langsung intropeksi diri lagi ini mah.


Ayah hebat adalah yang selalu mengajak pada kebaikan dimana pun berada, menegur dengan perkataan yang lemah lembut, dan selalu siap siaga kapan pun ia dibutuhkan oleh keluarganya. Spesial untuk ayah Azzam, 3 tahun mengarungi bahtera rumah tangga barulah seumuran jagung. Belajar menjadi lebih baik adalah prinsip kita. Belajar, belajar dan terus belajar menuju jannah Allah. Uhibukafillah ayah Azzam :*

 
Bonding antara anak dan ayah adalah sebuah keniscahyaan untuk membangun keluarga Rabbani, Bismillah.


#30DaysWritingChallengeDays22
#ODOPfor99Days22

Minggu, 21 Januari 2018

Tips saat writer's block menyerang

Januari 21, 2018 0 Comments
Image result for writer blok
(pict from google)


Pernah mendengar kata writer's block?
Apa itu ya maksudnya?

Writer's block adalah dimana kondisi seseorang yang tiba-tiba kehilangan ide, kehilangan bahan untuk menulis. Pusing, gelisah, dan tidak tahu ide apa yang mesti dikembangkan menjadi sebuah tulisan? Kamu pernah mengalaminya? Cung! Sayaaa! Saya pernah mengalaminya. Saya memang belum menjadi penulis profesional, saya hanya sedang belajar menjadi penulis profesional dengan cara menulis setiap hari dan mengikuti komunitas menulis odopfor99days.  Tapi terkadang saya mengalami kondisi dimana mata terasa panas, kepala pusing dan benar-benar tidak tahu lagi kata-kata atau ide apa yag mesti saya tulis. Nah berdasarkan pengalaman, saya punya beberapa tips nya nih cara mengatasi writer's block ini, yuk intip...

❤Pertama jika mata masih sanggup, alias tidak merasa perih, kita bisa melanjutkan untuk membaca tulisan-tuisan teman kita. Siapa tahu ada inspirasi dari situ. Entah dari blog tau media sosial lain seperti facebook, instagram atau twitter.

❤Kedua coba kita buka-buka file foto baik yang ada di hp atau di laptop. Nah biasanya kalau saya, setelah melihat foto-foto itu biasanya bisa mendeskripsikan keadaan di foto. Jadi bisa tertuang dalam tulisan. Misalkan kita sedang melihat foto saat berada di lokawisata. Dari foto tersebut, tiba-tiba saja mengalir tulisan bagaimana kondisi lokawisatanya, perjalanan menuju ke sana, fasilitas-fasilitas apa saja yang tersedia, sampai ada jajanan khas apa yang ada di tempat tersebut.

❤Ketiga kita berusaha mengingat-ingat peristiwa apa saja ya yag sudah kita lalui hari ini? apakah ada yang spesial? ataukah ada yag mengganjal? atau ada peristiwa penting bahkan. Secara kebetulan...mengalir lagi tulisan tentang peristiwa hari ini dalam bentuk tulisan.

❤Terakhir, jika saat itu mata sudah tidak sanggup lagi di depan layar maka segera tutup laptop. Dan sayya anjurkan untuk istirahat. Apalagi jika kita sudah berjam-jam berada di depan layar. Itu sudah tandanya kita harus istirahat sejenak. Tidur atau kita berbaur dengan lingkungan sekitar atau bisa juga jalan-jalan sejenak ya untuk merefresh hati dan pikiran.

Saat menulis postingan ini, saya sedang merasakan mual, pusing dan mata terasa panas. Jadi saya rasa sudah saatnya saya untuk beristirahat. Karena waktu pun sudah menunjukkan pukul 01.07 dini hari dan saya belum tidur Mak. Yuk mari ah sleeping beauty... Bismika allahuma ahya wa bismika amuut.

#30DaysWritingChallengeDays21
#ODOPfor99Days21

Sabtu, 20 Januari 2018

Kepo yang membahagiakan (ODOPfor99Days)

Januari 20, 2018 0 Comments
Related image

Ini adalah kisah saya saat pertama kali menemukan sebuah komunitas yang in syaa Allah bermanfaat banget buat saya.

Kepo yang merupakan kepanjangan dari knowing every particular object itu ternyata ngga selamanya bernilai buruk lho Mak. Maksudnya? iya jadi ceritanya begini... satu waktu saya lagi kepoin seseorang nih dari sebuah media sosial. Nah dari situ entah kemana lanjut klik terus, lanjut klik terus, dan terus lanjut nge-klik sampai akhirnya saya bertemu sebuah postingan di blog dengan taggar #ODOPfor99days. Jadi saya penasaran kan apa sih isinya? grup apa sih itu sebenarnya?mulailah saya kepoin search dengan keyword odopfor99days. Awalnya saya baca postingan di blog-blog dengan taggar itu dan saya baca tulisan-tulisannya ih kok keren ya? Dan akhirnya saya search bagaimana cara pendaftarannya lalu diarahkan di grup facebook. Jadilah saya bergabung di grup facebook odopfor99days. Awalnya ngga ngeh, lalu saya baca, baca dan terus baca scroll down jadilah masuk di thread peraturan, saay baca dengan seksama. Lalu lanjut membaca di thread perkenalan. Nah di situlah saya memperkenalkan diri saya. 

Jadi odopfor99days adalah sebuah komunitas menulis di bawah naungan IIP (Institut Ibu Profesional), duuuuh sayang banget saya telat daftar IIP eh. Odop ini apa aja sih kegiatannya?

❤Pertama pastinya setor tulisan dong ya. Jadi setiap Senin-Rabu setiap pekannya anggota odop kudu menyetorkan tulisan. Harus ya full 7 tulisan? ngga juga, itu hanya komitmen kita dalam menulis, jadi jika sudah komit untuk menulis ya lanjutkan saja setiap hari menulis ya Mak.

❤Kedua di Hari Rabu ada taggar #RabuBacaBuku. Jadi di thread ini para peserta odop menyetorkan review buku apa saja yang sudah dibaca dalam setiap minggunya, lebih bagus maah dibuat postingannya sendiri tentang isi buku. 

❤Ketiga kita juga bisa lho mengunjungi blog teman-teman kita... atau istilahnya blogwalking gitu. Jadi kita juga perlu nih baca-baca tulisan dari yang lain. Siapa tahu juga bisa jadi inspirasi  ide menulis kan?

❤Kulwap dengan penulis-penulis yang sudah ahli. ihwaaaaw... mau! tapi ini dikhususkan bagi peserta odop yang secara konsisten menyetorkan tulisan. Dan saya berharap bisa menjadi salah satu dari 99 orang pilihan itu. Aamiin ya Allah ☺ 

Mungkin itu yang baru saya tahu. Ini adalah pekan ketiga mengikuti odopfor99days. Sejauh ini, memang effort menulisnya harus tinggi alias kudu kejar target. Waktu menulis saya biasanya saat tengah malam Mak. Tapi tidak menutup kemungkinan juga di pagi atau siang hari saat waktu lenggang saja. Yang pasti niatkan dalam hati pokoknya saya harus menuliskan satu hari satu halaman. Bismillah semoga istiqomah..

#30DaysWritingChallengeDays20
#ODOPfor99Days20

Jumat, 19 Januari 2018

Review buku "Kisah-kisah menakjubkan para pelaku puasa Daud"

Januari 19, 2018 0 Comments
Image result for buku kisah-kisah menakjubkan para pelaku puasa daud
                                          
Ini hasil review buku karya Salman Rusydie Anwar tentang “Kisah-kisah menakjubkan para pelaku puasa Daud” yang saat bulan lalu saya jadikan kultum di liqo karna jadwalnya saya kultum hehe.

Berangkat dari sebuah hadits dari Abdullah bin Amr bin Al Ash berkata,
            “Rasulullah saw. Bersabda, ‘Puasa yag paling disukai di sisi Allah swt adalah puasa Daud, dan sholat yang paling dicintai Allah adalah sholat Nabi Daud as. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari”.

Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari hadits di atas,
1.    Keutamaan puasa Daud itu adalah puasa yang dicintai oleh Allah
2.    Menunaikan hak Allah sebagai bentuk ketaatan padaNya. Selain itu menunaikan hak badan dengan mengistirahatkan dari asupan makanan
3.    Ibadah itu banyak ragamnya, begitu pula kewajiban kita pada Allah tidak hanya satu dua. Nah, jalan tengahnya adalah dengan menjalankan puasa Daud
4.    Masih ingat kisah sahabat Nabi, Abdullah bin Amr? Jadi beliau itu adalah salah seorang sahabat Nabi yang sangaaaat semangat dalam menjalankan  ibadah pada Allah. Karna semangatnya, ia lakukan sholat semalaman suntuk, ia lakukan puasa sepanjang hari. Mendengar kabar itu, Rasulullah saw datang lalu melarangnya. Lalu Rasulullah menawarkan sousi pertama yaitu dengan puasa ayaumul bidh, namaun Abdullah merasa masih kurang. Rasulullah akhirnya memberikan jalan tegah yaitu puasa Daud, sehrai puaa sehari tidak.
5.    Berlebih-lebihan hingga melampaui batas dalam beramal dan beribadah termasuk bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) yang tercela dalam agama. Akibatnya malas , kurang bersemangat dan lemas dalam ibadah lainnya

6.    Puasa Daud sebaiknya hanya dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak merasa sulit ketika melakukannya. Jangan sampai meninggalkan amalan lain dan menghalangi belajar ilmu agama. Sebagai contoh, misalkan hari sabtu kebetulan jadwal pusa Daud dan bertepatan dengan jadwal liqo juga. Karena malas, lemas jadi akhirnya ia tidak datag liqo. Kan sayang banget ya? Jadi ngga dapet pelajaran yang bisa diambil dari majelis ilmu itu.

Tentang puasa Daud ini ada beberapa pendapat juga, diantaranya dari Dewan Asatidz Ponpes Maslakhul Huda. “Kalau memang kuat melakukan puasa Daud, tidak ada masalah bagi seseorang yang hendak melakukannya”. Jika kita terbiasa berpuasa sunnah, kita pun harus ingat jangan sampai melalaikan hak-hak istri dan anak-anak kita, juga hak badan kita. Menurut HR. Imam Bukhari, “Puasalah sebaik-baik puasa, yaitu puasa Daud”. Nah pertanyaannya adalah, yang utama puasa Daud atau Senin Kamis? Jawabannya adalah bukan terletak pada utama atau tidaknya, tapi terletak pada mampu atau tidak ita berpuasa sunnah? Jika mampu maka akan banyak pahala yag mengalir untuk kita. Sesuai dengan HR. Muslim “Pahalamu tergantung pada kesungguhanmu”. Ini juga yang mendasari kaidah fiqih “Maa kaana aktsaru fi’lan kaana aktsaru fadhlan” yang artinya semakin sungguh-sungguh suatu ibadah dilakukan maka akan semakin besar fadhilah atau pahalanya.    

Pendapat dari Cott,MD. Seorang ilmuan. Beliau menuturkan dengan melaksanakan puasa Daud, maka akan melahirkan beberapa manfaatn diantaranya lebih baik secara fisik mental, awet muda, tekanan darah dan kadar lemak rendah, mampu mengendalikan seks, dan mengendurkan ketenangan jiwa. Pendapat yang lain tentang puas Daud datang dari muslimah Amerika Serikat dan Indonesia. Bahwa dengan melaksnakan puasa Daud, maka pikiran jadi lebih fokus dan konsentrasi.

Di sini saya hanya menceritakan salah satu kisah para pelaku puasa Daud.

Kisah  Muhammad bin Sirin Al Anshari, sang penakwil mimpi. Ia dilahirkan dua tahun sebelum kepemimpinan khalifah Umar Bin Khattab berakhir. Ia dikenal dengan seorag yang berbakti pada kedua orangtuanya. Kalau berbicara dengan ibu nya pun sangaaaat lemut hingga terdengar lirih. Ia tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan jujur. Diceritakan bahwa pada suatu hari ia kedatangan seorang pemuda. Lalu pemuda itu berkata “Aku bermimpi kalau seoah-olah aku kencing dengan mengeluarkan darah”. Kemudian Ibnu Shirin berkata,”Apakah kamu pernah menggauli istrimu dalam keadaan dia sedang haid? Lalu pemuda itu berkata “Iya pernah”. Ibnu Shirin berkata lagi, “Takutlah kepada Allah swt dan jangan kamu mengulanginya lagi”. Sejak saat itu ia dikenal dengan penakwil mimpi yang pandai. Ketaatannya pada Allah, penghormatannya kepad kedua orangtua dan juga ikhtiarnya berupa puasa Daud mengantarkan beliau menjadi sosok manusia sholih yang dikenang sepanjang sejarah. Derajatnya mulia dan namanya akan selalu menjadi inspirasi banyak orang.

Dalam buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami, cetakannya bagus dan dibacanya 'ngeh'. Masih banyak kisah-kisah lainnya yang menakjubkan... ☺

#30DaysWritingChallengeDays19
#ODOPfor99days19

Kamis, 18 Januari 2018

Melingkar dengan cinta

Januari 18, 2018 0 Comments
Image result for liqo

Berawal dari postingan di facebook yang saya share tulisannya Teh Karina Hakman tentang liqo. Bagaimana kondisi ketika suami istri ikut liqo, dan nyatanya itu butuh perjuangan banget kata beliau. Bagaimana menurut saya? sama teh :D. Dulu memang pernah jadwal liqo malam sampe jam 11an, dan itu hanya sekali. Tapi alhamdulillahnya, sekarang suami saya jadwal liqo nya setiap sabtu pagi, jadi sebelum berangkat ke kantor liqo dulu. Kalau saya jadwalnya setiap sabtu sore sampe  ba'da magrib biasanya. Pulang kerja suami jemput saya di tempat liqo. Kalau itu ditempat biasa, kalau di tempat lain kadang go-car atau kalau temen liqo ada yang lagi bawa mobil ya kita-kita numpang hehe.
Karna motor hanya satu dipakai ayahnya Azzam kerja, jadi saya untuk sementara ngangkot. Dan bagaimana rasanya membawa batita juga satu tas bayi naik turun angkot dan ditambah dari angkot harus jalan lagi untuk sampai tempat liqo? rasanya lumayan rempong, Azzam yang semakin berat juga hehehe. Belum lagi kalau mau berangkat karna sudah jam nya liqo, tiba-tiba anak baru bangun tidur langsung di'siapkan' untuk mandi, makan (kalau mau) dan berangkat ngangkot (itu biasanya anak dalam keadaan agak rewel, dan kita harus cerdas menyikapinya). Kalau hujan gimana? yaah jauh banget tempatnya? yaah ngga ada yang nganter?
Ah emak! stop mengeluh!
"Selamat datang wahai pencari ilmu! Sungguh pencari ilmu dinaungi malaikat dengan sayap-sayapnya, kemudian mereka bertumpuk satu di atas lainnya sampai mencapai langit dunia karena kecintaan merek kepada upayanya menuntut ilmu". (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, Hakim dan Ibnu Majah)
Wah masyaa Allah ya makna hadits nya. 
"Tidak ada nikmat kebaikan yang Allah berikan setelah islam, selain saudara yang shalih. Maka, jika salah seorang kalian merasakan kecintaan dari saudaranya, peganglah kuat-kuat persaudaraan dengannya". (Umar bin Khattab ra.)
Pernah merasakan malas semalas-malasnya dalam beribadah? saya jawab pernah. Astagfirullahal'adziim..
Iman itu memang kadang naik kadang turun. Di saat iman naik, seharusnya akan banyak implementasi iman itu berbuah pada akhlakul karimah dan karya. Bagaimana caranya?

Melingkar adalah salah satu sarana men-charge ruhiyah kita. Melingkar adalah salah satu sarana saling berbagi, berbagi cerita, berbagi masakan, berbagi tips, berbagi lain-lainnya. Pada intinya melingkar adalah sebuah kebutuhan. Saat suami liqo, Azzam sama saya, saat saya liqo apakah Azzam sama suami? ternyata sama saya lagi hehe. Ayahnya baru pulang kerja pukul 18.00 WIB. Begitulah jika tidak ada khodimat. Semua pekerjaan dilakukan sendiiri dibantu suami. Mengurus anak juga sendiri sampai kemanapun pergi Azzam selalu ikut. Pernah juga sih, pengen me time dengan teman-teman liqo, saat acara pekan sehat PKS saya menitipkan penjagaan Azzam sepenuhnya sama ayahnya, kebetulah agendanya hari Minggu, alhamdulillah nya ayah lagi ngga ada acara juga jadi bisa mongmong Azzam selama setengah harian itu.


Balik ke judul postingan, “Melingkar dengan cinta”. Kenapa harus dengan cinta? Karena kalau hanya sebuah rutinitas belaka, atau hanya menggugurkan sebuah kewajiban presensi karena murobbi yang agak streng, atau hanya ingin berdagang ke temen lingkaran, atau hal-hal lainnya itu namanya bukan dengan cinta, tapi dengan terpaksa. Denga cinta itu, berarti saat kita meniatkn pergi melingkar adalah dengan niat yang ihsan, niat menuntut ilmu, niat bersilaturahim dengan saudara, semua karena Allah. Titik. Bisakah kita selalu terus punya niatan seperti itu? Bisa kalau kita terus memperbaharui niat dengan rajin ibadahnya. Kalau tidak? Kana sangat rentan nat itu pada akhirnya akan berbelok.

Seminggu ada 7 hari, sehari ada 24 jam, satu jam ada 0 menit, 1 menit ada 60 detik. Waktu itu memng luar biasa sebagai boomerang jika kita tidak dengan pandai-pandai memanfaatkannya. Jika selama enam hari itu kita banyak sekali melakukan dosa maka di satu hari saat liqo adalah saatnya bermuhasabah, mengintropeksi diri. Jika di enm hari sebelumnya kita jenuh dengan aktivitas kerumahtanggaan maka di satu hari itu kita merefresh diri dengan kegiatan-kegiatan seru. Jika di enam hari itu kita bosen dengan makanan yang itu-itu saja, maka di satu hari itu kita coba icip-icip masakan saudara-saudara kita. Tentu niat tetap hanya Allah satu yaa... yang lainnya itu hanya bonus sebagai hadiah dari niat baik kita untuk menuntut ilmu di lingkaran cinta.   


Beneran deh saya merasakan betul manfaatnya liqo (ya walaupun saya kadang juga jadi mutarobbi yang bandel). Tapi memang setiap weekend dateng liqo itu pikiran dan hati jadi fresh dengan materi-materi baru, dengan informasi berita terkini yang update dan dengan bashirah murobbi juga dengan bicaranya yang dari hati ke hati, kadang sampai nyeeeees gitu ke hati. Karena ibadah dan militiansi beliau dalam berdakwah sudah tidak diragukan lagi, jadilah apa yang beliau biacarakan itu memang bener sampai ke hati. Bu...semoga Allah merahmatimu selalu yaa :)

Noted: yang liqo belum tentu lebih baik, begitu pun sebaliknya untuk yang tidak liqo. intinya liqo itu seharusnya menjadikan diri sebagai problem solver, bukan malah menjadi beban dakwah. wallahu'alam bishshowab..

#30DaysWritingChallengeDays18
#ODOPfor99Days18

Rabu, 17 Januari 2018

Review Buku "Rumah Cinta Hasan Al Banna"

Januari 17, 2018 0 Comments
Ini nih, buku yang ditunggu, alhamdulillah sudah sampai rumah ☺☺
Yuk simak review nya...




Judul     : Rumah Cinta Hasan Al Banna
Penulis  : Muhammad Lili Nur Aulia
Terbit    : September 2017
Penerbit : Al Qalam Kelompok Gema Insani

Buku ini merupakan edisi kompilasi dari dua buah buku karya Muhammasd Lili Nur Aulia, Cinta di rumah Hasan Al Banna dan Persembahan cinta istri Hasan Al Banna yang sudah pernah diterbitkan oleh penerbit lain. Buku ini menceritakan bagaimana sosok Hasan Al Banna di rumah, yaitu peran beliau sebagai seorang ayah teladan untuk anak-anaknya, suami sholih bagi istrinya dan juga dalam buku ini diterangkan bagaimana akhlak beliau pada kedua orangtuanya yang begitu mulia. 

Buku ini berisi 194 halaman, dengan dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama bertema "Dari rumah, semula bermula" dengan sub bag potret cinta keluarga al Banna dan anugerah bidadari untuk Hasan Al Banna. Bagian kedua bertema "Bingkai cinta Ayah dan anak" dengan sub bag kebersamaan Hasan Al Banna dan buah hati. Dan bagian ketiga bertema "Hasan Al Banna dalam kenangan", dengan sub bag ujian keteguhan dan kesetiaan seorang istri serta ayahku adalah pemimpin yang dipersiapkan Allah. 

Beliau lahir dari seorang ayah yang ahli hadits dan tokoh masyarakat, bernama Abdurrahman al Banna dan Ummu Sa'ad. Hasan al Banna adalah anak sulung dari 8 bersaudara, yang lahir pada hari ahad, 14 Oktober 1906. Anak kedua bernama Abdurrahman (lahir tanggal 28 September 1908). Anak ketiga bernama Fathimah (lahir tanggal 3 Februari 1911). Anak keempat bernama Muhammad (lahir tanggal 10 Februari 1913). Anak kelima  bernama Abdul Bashith (lahir tanggal 16 Agustus 1915). Anak keenam bernama Zainab (lahir tanggal 16 Februari 1919 dan wafat pada tahun yang sama 24 Desember 1919). Anak ketujuh bernama Jamal Al Banna (lahir tanggal 15 Desember 1920). Dan anak ke delapan bernama Fauziyah (lahir tanggal 10 Maret 1923).

Dikatakan bahwa hanya berasal dari orangtua sholih yang akan dipelihara oleh Allah kebaikannya bagi anak-anak dan cucu-cucu nya. Ayah nya Hasan Al Banna merupakan orang yang shoilih. Ia berperan sangat baik ketika menjadi seorang ayah Hasan Al Banna. Ayah nya menjadi tempat belajar Hasan Al Banna dan adik-adiknya. Adik nya pernah bertutur, bahwa ayah telah mengajarkan kami ilmu fiqh sejak kami masih kecil. Bayangkan saja Moms, di usia nya yang baru menginjak 9 tahun, Hasan Al Banna sudah mempelajari  ilmu fiqh Imam Malik, kitab al Fiyah dan masih banyak lagi yang beliau pelajari. Lha kita di usia 9 tahun ngapain Mak? **berkaca pada diri sendiri. 

Kecintaannya pada ilmu sudah tampak sejak ia kecil. Ia sagat peka terhadap kondisi umat islam dan penuh semangat dalam memperjuangkan islam. Syeikh Hasan Al Banna mengatakan, "Gerakan al-ikhwan adalah dakwah salafiyah, thariqah sunniyah, haqiqah shufiyyah, institusi politik, klub olahraga, lembaga ilmiah dan kebudayaan, serta perserikatan ekonomi dan pemikiran sosial". Selama mendirikan gerakan islam Ikhwanul Musliman atau yang biasa kita sebut (IM), banyak sekali aral melintang perjuangan dakwahnya. Secara beliau tokoh masyarakat, maka sudah pasti banyak waktu juga yang telah ia relakan untuk berjauhan dengan keluarganya (semisal saat dakwah di luar kota/bahkan negeri). Tapi walaupun begitu, tidak membuat ia menjadi ayah yang jauh dari keluarga, yang jauh dari anak-anak nya. Ia bahkan sangat memperhatikan keperluan anak-anaknya. Semisal beliau mempersiapkan kebutuhan makanan apa saja yang dibutuhkan anak-anaknya saat mereka sakit atau berobat. Beliau bahkan mencatatnya dengan sangat rapih. Walaupun sibuk, beliau tetap menyempatkan makan pagi bersama keluarganya, bahkan ketika ada tamu pun beliau malah mengundang tamunya untuk datang ke rumah demi bisa makan pagi bersama anak-anaknya. Selain itu, beliau pun mengantar bekal makanan anak-anaknya ke sekolah. Mengantar bekal pak bapak... Bukan hanya mengantar ke sekolah, salam cium tangan lalu bergegas pergi kerja.

Beliau sangat disiplin pada dirinya sendiri dan keluarganya. Dari tangan beliau berdua  (Hasan Al Banna dan istri) dan tentunya celupan tangan Allah juga lahirlah anak-anak yang keren. Istrinya, Lathifah ash-Shuli benar menjadi wanita sholihah penduduk surga -semoga allah merahmati beliau berdua-. Ia berjuang juga bersama Hasan Al Banna dalam membangun sebuah keluarga dakwah. Masyaa Allah...

Di bagian terakhir bercerita bagaimana kehidupan istri dan anak-anak nya kepergian Hasan Al Banna. Saat membaca di bagian ketika Hasan Al Banna wafat, saya sungguh sedih, tiba-tiba saja menangis. Terbayang bagaimana beliau menjadi tokoh inspirator yang menginspirasi banyaaaaaak sekali jama'ah dan dengan kegigihannya memperjuangkan islam, mengayomi saudara-saudara muslim dan masiiiiih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu sifat kebaikannya dalam posting kali ini (karena terlalu banyaknya sifat sholih beliau). Tiba-tiba menangis lagi ketika ibu Hasan Al Banna (yang mencintainya melebihi anak-anak lain) datang setiap pagi selepas shubuh untuk ke pemakaman Hasan Al Banna lalu duduk menangis di pemakaman. Saya sedang membayangkan bagaimana terpukulnya perasaan ibu nya ketika mendengar berita duka anaknya telah mati syahid. Ya Allah.... :'(

Semoga Allah merahmati semua keluarga Syaikh Hasan Al Banna, mati syahid dalam jalanMu, jalan yang Engkau ridhoi. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. 

Ingin sekali mereview buku Risalah Pergerakan 1 & 2, kebetulan itu milik suami. Tapi bahasannya menurut saya beraaaaaat (menurut saya lho ya), harus berulang-ulang mencernanya, saya belum sampai tahap mereview buku berat itu ☺. Buku ini saya sarankan untuk membacanya bagi sebuah keluarga yang ingin mencetak generasi emas peradaban, salah satu dari sekian buku yang menunjang bagi orangtua yang ingin belajar menjadi orangtua sholih hingga melahirkan anak-anak sholih... aamiin Allahumma aamiin.

#30DaysWritingChallengeDays17
#ODOPfor99Days17



Selasa, 16 Januari 2018

Intim bersama Allah

Januari 16, 2018 0 Comments
Image result for dzikir

Materi ini saya rangkum dari pertemuan liqo perdana saya saat pulang ke Kota Kelahiran, Kota cirebon.

Al Unsubillah?
Adakah yang tahu maknanya?

Al Unsubillah adalah perasaan tenang, tentram, damai, rindu pada Allah.. Buah dari al unsubillah adalah sebuah ketaatan sebagai seorang hamba kepada Allah. Seprti tertuang dalam QS Al Baqarah:18,

          “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya padamu (Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia berdo’a kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah) Ku dan beriman kepadaKu, agar mereka memperoleh kebenaran."

Ingat kan, Allah yang berkata “Ud’uni astajiblakum”, yang artinya “Berdo’alah padaKu maka akan Aku kabulkan”. Jadi jangan jadi hamba yang sombong yaa dengan tidak pernah berdo’a sama sekali. Astagfirullah...

Seseorang yang sering melakukan maksiat maka tidak akan pernah muncul perasaan seperti ini, selalu gelisah dalam hidupnya, tidak tentram, dan itu akan membuat semakin jauh dari Allah.

Setelah kita tahu makna al unsubillah, lalu sering juga kita mendengar kata dzikir. Nah apa arti dzikir ya?Secara bahasa, dzikir artinya mengingat. Dzikrullah berarti mengingat Allah. Dalam kalimat Al qur’an berbunyi “Ala bidzikrillahi tathmainnulquluub” yang artinya hanya dengan mengingat allah hati menjdai tenang. Waaah Masyaa Allah ya.. Dzikir itu memperkaya syukur kita pada Allah.

Al unsubillah hanya diperoleh dengan ketaatan. Nah kalau lawan dari al unsubillah adalah wahsyah yang artinya tidak nyaman, selalu ingin menjauh dari Allah. Al unsubillah tergantung kadar kedekatan kita pada Allah. Al unsubillah adalah sebagai  bentuk perpaduan rasa mengagungkan dan kekhusyuan bisa mencurahkan rasa pada Allah, menyenandungkan dzikir pada-Nya, merasakan semesta bertasbih.

Dalam tafsir QS Al Lail, “ Takdir bisa dirubah sesuai ikhtiarmu”. Ddalam sabda Rasulullah berkata bahwa ikhtiar itu berkolerasi degan takdir kita. Jadi jika ikhtiar kita sudah maksimal maka tak usah risau dengan takdir kita, in sya Allah pasti itu adalah takdir terbaik yang telah Allah berikan pada kita. Jika takdir kita begini-begini saja, maka kita harus mengkroscek apakah memang ikhtiar kita sudah baik dan benar? Apakah ikhtiar kita sudah semaksimal mungkin? Bermuhasabahlah wahai diri...

Menurut Ibnu Taimiyah, sudut al unsubillah ini sudah mendekati sudut Rabbaniyah. Kita bisa merintis itu semua dimulai dengan 2/3 malam. Hayooo sudahkah kita rutin dalam aktivits 2/3 malam nya? Menurut buku yang lagi saya baca ini, “Jika kamu belum  melaksanakan aktivitas rutin sholat malamnya, maka keinginanmu itu tidak sungguh-sungguh, hanyalah sebuah keinginan palsu”, bener apa bener?

Nah ini ada tambahan juga nih mungkin salah satu alasan merutinkan 2/3 malamnya. Menurut Ibnu Qayyim, seseorang yang hanya disibukkan dengan Allah, maka hatinya akan tentram, tenang, tak ada lagi kenikmatan melebihi suasana kala itu. Yuk kita balik lagi ke materi m’rifatullah kita... #notetomyself

#30DaysWritingChallengeDays16
#ODOPfor99Days16