Jumat, 31 Januari 2020

Agar Rumah Tidak Seperti Neraka

Januari 31, 2020 0 Comments



Judul Buku: Agar Rumah Tidak Seperti Neraka

Penulis: Ahmad Kusyairi, LC., M.A.
Penerbit: Al Qolam (Kelompok Gema Insani)

Bismillah..
Menikah adalah sebuah mitsaqon ghalidza, perjanjian yang tangguh. Apa tujuan menikah? Tentu saja menggenapkan dien, menggenapkan separuh agama, dan ibadah nya itu ibadah terlama (sepanjang hayat). Menjadi keluarga sakinah, mawaddah wa rohmah. Pernahkah tamu undangan mendoakan pengantin dengan kalimat, "Selamat ya, semoga merasakan perihnya siksa neraka". Nauzdubillah tsumma naudzubillah.. ngga waras tamu undangan nya ya🙊. Pasti semua tamu undangan mendoakan yang terbaik saat berjabat tangan. Ingin rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rohmah, bahagia dunia akhirat, langgeng sampai akhir hayat. Lalu bagaimana cara nya agar rumah tangga seperti surga? Yang banyak dikatakan orang-orang, baiti jannati. Bagaimana agar rumah tidak seperti neraka? Nah, dalam buku ini dibahas ada 30 kajian agar keluarga selamat dari siksa api neraka hingga mencapai jannah Allah SWT.

Diawali dengan memahami QS At-Tahrim : 6, "Wahai orang-orang yang beriman! Pelihara lah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakar nya adalah manusia dan batu, penjaga nya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". 

Dari ayat di atas, Ibnu Katsir dari Ibnu Abbas menafsirkan ayat tersebut (Quu anfusakum wa ahliikum naaron), beliau berkata "Berbuatlah untuk taat kepada Allah dan takutlah kalian terhadap maksiat kepada Allah" (Tafsir Ibnu Katsir V/112).

Kajian pertama dalam buku ini yaitu bercerita bagaimana potret penghuni neraka, dan keluarga siapakah yang menjadi potret nya? Ada dalam QS Al Lahab. Hafal kan ya beserta artinya? Alhamdulillah, saat mengajar di sekolah dulu, sebelum memulai kelas semua guru belajar mengartikan setiap kata dalam surat yang ada di juz 30😍. Mau ngga mau belajar makna dan asbabun nuzul nya setiap surat itu. Ya walaupun belum semua kata hafal sih🙈. Balik lagi ke potret keluarga Abu Lahab beserta istrinya, Arwaa binti Harb bin Umayyah atau biasa dipanggil Ummu Jamil.

Jadi, keluarga ini sangat benci sekali dengan Nabi Muhamad Saw, bahkan dari awal beliau berdakwah. Setiap Rasulullah Saw berdakwah dimanapun, Abu Lahab selalu membuntuti dan selalu menimpali dakwah Rasulullah saw. Mengatakan Rasulullah Saw pembohong lah, penipu, ingin menjauhkan dari Tuhan Laata dan Uzza, dan lain sebagai nya. Abu Lahab dan istri nya menggunakan berbagai cara untuk menghentikan dakwah Rasulullah Saw. Ketika itu ada peristiwa yang menjadi asababun nuzul nya surat ini turun. Rasulullah Saw keluar menuju bukit Shafa lalu berteriak, "Ya Shabaahah! (Panggilan untuk mengumpulkan orang di pagi hari). Mereka bertanya siapa yang berteriak? Mereka pun menjawab Muhammad. Rasulullah saw pun memanggil lagi "Wahai Bani Fulan, wahai Bani Fulan, wahai Bani Abdi Manaaf, wahai Bani Abdul Muththalib". Maka mereka datang semua, kemudian Rasulullah Saw berkata, "Bagaimana pendapat kalian seandainya aku memberitahukan kepada kalian bahwasanya seekor kuda akan keluar di puncak bukit ini. Apa kalian akan membenarkan ku?", Mereka menjawab "Kami belum pernah melihatmu berbohong". Rasulullah Saw kemudian bersabda, "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan diantara siksa yang pedih". Abu Lahab pun langsung menyahut nya, "Tabban Laka (bedebah/binasalah kamu!). Apa hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami?". Kemudian dia bangkit dan pergi, lalu turunlah surat ini dan "Benar-benar binasa tangan kedua Abu Lahab" (HR. Bukhari no 4589 dan Muslim no 307, dan lafadz hadits ini milik muslim).

Tidak ada satupun dari kita yang menginginkan akhir yang buruk seperti keluarga Abu Lahab bukan? Maka dari itu, jaga dan ingatkan lah anggota keluarga kita yang berusaha menghalangi dakwah Ilallah. Siapa yang menjadi musuh Islam maka akan merasakan seperti Abu Lahab yaitu naaran dzaata Lahab (neraka yang bergejolak), naudzubillah😭

Kajian lainnya selain potret keluarga penghuni neraka yang telah dibahas di atas adalah tentang kesuksesan seorang yang beriman. Banyak orang mengartikan sukses itu dengan miqyaas maaddi, standar materi. Punya mobil mewah, rumah bak istana, tanah banyak dimana-mana, menjadi CEO perusahaan elite atau lainnya yang berhubungan dengan kekayaan. Namun, dalam QS At Tahrim:6 memberikan pemahaman kepada kita bahwa miqyaas kaamal wa najaah Al mu'min (standar kesempurnaan dan kesuksesan seorang mu'min) adalah sejauh mana ia sukses dalam menciptakan istiqraar usari/'aaili (stabilitas keluarga) setelah mampu menciptakan istiqraar nafsu (stabilitas diri). Seorang mukmin yang sempurna dan sukses adalah seorang mukmin yang sukses dalam ar ri'aayah Al usariyah (mengayomi keluarga).

Banyak kajian lainnya dibahas dalam buku ini, seperti bahaya takabur, virus ganas (bukan Corona yaa, ini bahkan lebih ganas, virus itu bernama riya, yang bahkan Harun ar Rasyid pingsan berkali-kali karena takutnya akan penyakit hati ini), jangan menafkahi keluarga dari harta yang bathil, bahaya israf (berlebih-lebihan, tah eta... Sederhana sahaja lah, santuy), dan masih banyak kajian lainnya.

Karna kita ingin menjadi hamba Allah yang sholih, yang sama-sama sekeluarga ingin berkumpul di Jannah nya Allah, maka ada beberapa cara membentengi keluarga dari api neraka diantaranya dengan cara:
1. Menjadikan setiap anggota keluarga sebagai manusia yang bertakwa kepada Allah dengan cara mengajak mereka untuk selalu menaati Allah.
2. Mentarbiyah (membina) keluarga dengan pembinaan yang terpadu dan kontinu atas berkesinambungan.
3. Menyiapkan sandang, panganan papan dengan cara yang halal. Seperti sabda Nabi saw, "Setiap daging yang tumbuh (dalam tubuh manusia) dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih berhak untuk (tempat tinggal) nya" (HR. Ath Thabrani).


Semoga kami dan kalian semua nya bisa terbebas dari api neraka yang bahan bakar nya manusia dan batu, serem ngebayanginnya pun😭

Mungkin segitu dulu review buku di penghujung bulan Januari ini. In syaa Allah kita bertemu lagi di review buku selanjutnya di bulan Februari yaa teman-teman🙏😄

Jumat, 24 Januari 2020

Ibunda Para Ulama

Januari 24, 2020 0 Comments


Ini buku sebenarnya dibeli bulan oktober tahun lalu, tapi baru selesai bulan Januari ini. Bismillah, mau review sedikit buku nya yaa...

Buku karya Sufyan bin Fuad Baswedan MA ini sudah masuk cetakan ke 11, waaaaw😍, tabarokalloh. 

Seperti kata penyair asal Mesir, Hafizh Ibrahim dalam puisinya, dikatakan bahwa "Ibu adalah sebuah madrasah, yang bila engkau mempersiapkannya dengan baik, berarti engkau menyiapkan generasi yang terdidik". Kalimat penggugah ini bener-bener bikin semangat saya dalam mendidik anak-anak, terlebih kedua anak kami laki-laki. Jadi sangat beruntung bisa tuntas membaca buku ini. Dalam buku ini bercerita tentang bagaimana cara seorang ibu mendidik anak-anak nya sehingga menjadi orang-orang besar, para ulama, pemimpin hebat dan tokoh terkemuka. Saat membaca nya, seolah-olah kita sedang berada pada masa itu. Membayangkan bagaimana situasi dan kondisi saat itu bersama para shohabiyah, juga para ulama.

Diawali dengan sebuah kisah. Konon ada seorang bapak yang menghadap Umar bin Khaththab. Bapak itu bercerita bahwa anaknya durhaka, berkata kasar dan sering memukul. Maka Umar memanggil anak itu dan memarahinya. Tetapi anak itu mengelak dan mempertanyakan hak anak terhadap ayah nya. Lalu Umar menjawab, ada 3 hak anak. Pertama, hendaklah ia memilih calon ibu yang baik bagi putranya. Kedua, hendaklah ia menamai nya dengan nama yang baik. Dan ketiga, hendaklah ia mengajari nya menghafal Al Qur'an. Dan anak itu berkata bahwa ayah nya tidak melakukan ketiga nya. Ibu nya adalah seorang hamba sahaya yang dibelinya dari pasar seharga dua dirham. Kemudian ayah nya menamai nya Ju'al yang artinya sejenis kumbang yang selalu bergumul pada kotoran hewan. Serta ayah nya tidak pernah mengajari nya menghafal Al-Quran qalau satu ayat. Mendengar hal itu, Umar berkata pada ayah tersebut, "Pergi sana! Engkau yang mendurhakai nya sewaktu kecil, pantas saja sekarang ia durhaka kepada mu."

Dari kisah tersebut bisa kita lihat bahwa memilih wanita atau ibu bagi anak-anak nya kelak adalah salah satu hal penting dan seorang ibu memiliki peran sangat besar dalam menentukan masa depan anak. Cinta kasihnya, doa dan air mata nya, juga pengorbanan nya begitu besar sehingga bisa menghantarkan anak-anak nya pada kesuksesan. Kalau kata Ustman bin Affan Ra pernah berpesan kepada anak-anak nya, "Wahai anak-anak ku, sesungguhnya orang yang hendak menikah itu ibarat orang yang hendak menyemai benih. Maka hendaklah ia memperhatikan dimana ia akan menyemai nya. Dan ingatlah bahwa wanita yang berasal dari keturunan yang buruk jarang sekali melahirkan keturunan yang baik, maka pilih-pilih lah terlebih dahulu meskipun sejenak". Allah berfirman dalam surat Al 'Araf;58, "Tanah yang baik itu, tanaman nya akan tumbuh subur dengan seizin Allah, sedang tanah yang tandus maka tanamannya akan tumbuh merana..."

Baik lah... Ini baru awalan nya saja bahas nya udah daging, apalagi bahas tentang Ibunda nya ya😄. Buku ini terdiri dari dua bab. Bab pertama membahas tentang Ibunda para ulama salaf seperti Anas bin Malik, Urwah bin Zubair, Hasan Al Bashry, Hasan bin Shalih bin Huyai, Rabi'ah bin Abi 'Abdirrahman, Imam Syafi'i, Umar bin Abdul Aziz. Bab kedua berisi tentang Ibunda para ulama masa kini.

Masuk pada bab pertama, dan saya tidak mungkin juga membahas semua nya. Hanya beberapa Ibunda yang akan saya bahas di sini. Pertama Ibunda Anas bin Malik dan kedua Ibunda dari Imam Syafi'i.

Siapa yang ngga kenal Anas bin Malik? Yang belum kenal, yuk mari kita kenalan dulu😄. Jadi, beliau ini adalah pembantu setia Rasulullah saw dan sekaligus sahabat dekat beliau. Anas adalah satu dari 7 sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi. Bagaimana tidak? Sejak pertemuan pertama nya dengan Rasulullah, ia langsung menjadi orang terdekat nya, menjadi 'asisten pribadi'. Dan sebagai asisten pribadi nya, Rasulullah mengkhususkan Anas dalam masalah-masalah tertentu yang tidak diketahui oleh sahabat lainnya. Seperti, Rasulullah saw pernah menggilir kesembilan istrinya dalam sepagian dengan sekali mandi, Subhanallah luar biasa sekali😍. Anas adalah sahabat yang beruntung berkat doa Rasulullah, "Ya Allah, perbanyak lah harta dan keturunannya, serta panjang kan lah usia nya". Berkat doa itu, benar lah adanya bahwa Anas usianya mencapai 103 tahun dan menjadi kaya dan banyak anak keturunan nya.

Kecerdasan Anas tidak lahir begitu saja. Ada Ummu Sulaim di belakangnya. Saat Nabi sedang berkunjung ke rumah nya, Ummu Sulaim berkata, "Wahai Rasulullah, aku memiliki hadiah khusus bagimu". "Apa itu?", Tanya Nabi. "Orang yang siap membantumu, Anas", jawab beliau. Seketika Rasulullah berdoa, "Ya Allah, karuniailah ia harta dan anak keturunan, serta berjanjilah keduanya bagi nya". Coba bayangkan... Ada seorang ibu yang rela menghadiahkan anak yang telah dikandungnya, dibesarkannya selama 8 tahun untuk diberikan pada Rasulullah. Betapa cintanya ia pada Rasulullah, semoga Allah meridhoi mu Wahai Ummu Sulaim😄. Bagaimana dengan kita? Apa yang akan kita hadiahkan pada Rasulullah?😢

Ummu Sulaim adalah salah satu wanita penghuni Jannah sebagai mana dalam hadits Rasulullah, dari Jabir Ra, Rasulullah saw bersabda "Ketika aku masuk Jannah, tiba-tiba aku melihat di sana ada Rumaisha, isteri Abu Thalhah" (HR Al Bukhari).

Kecerdasan Ummu Sulaim
Ummu Sulaim termasuk wanita yang cemerlang akalnya. Ia juga penyabar dan pemberani. Sebelum menikah dengan Abu Thalhah, suami Ummu Sulaim adalah Malik bin Nadhar. Setelah Ummu Sulaim berislam, ia mengajak suaminya untuk berislam juga namun suaminya marah dan akhirnya pergi meninggalkan Ummu Sulaim dan pergi ke negri Syam dan meninggal di sana. Setelah suami pertama nya meninggal, Abu Thalhah meminang beliau, tetapi saat itu Abu Thalhah masih musyrik. Karna Ummu Sulaim cerdas, beliau ngga mau ya kan menikah dengan Abu Thalhah. Akhirnya Ummu Sulaim meminta Abu Thalhah untuk berislam. Awalnya Abu Thalhah tidak mau, namun sampai di rumah terus memikirkan kata-kata Ummu Sulaim, "Sungguh tidak pantas seorang musyrik menikahiku. Tidakkah engkau tahu Wahai Abu Thalhah, bahwa berhala-berhala yang kau sembah itu dipahat dari suku ini dan itu dan ia bisa terbakar apabila disulut api". Akhirnya Abu Thalhah berislam lalu menikahi Ummu Sulaim.

Ketabahan Ummu Sulaim dan kematangan berfikirnya
Setelah menikah dengan Abu Thalhah, mereka dikaruniai dua anak. Ada satu anak yang disenangi nya, Abu Umeir. Namun sayang umurnya tidak bertahan lama. Saat itu, Abu Thalhah sedang pergi ke masjid untuk sholat isya. dan saat itu lah, Abu Umeir meninggal. Ia menyampaikan kabar berita meninggal nya pun tidak langsung. Menunggu suaminya pulang dan menyantap makan malam bahkan sampai menggaulinya. Diakhir malam barulah Ummu Sulaim mengatakannya, bahwa Abu Umeir telah meninggal. Innalilahi wa Inna ilaihi rooji'uun.

Keturunan yang diberkati
Sepeninggal nya Abu Umeir, Rasulullah pun mendoakan mereka berdua, dan akhirnya Ummu Sulaim melahirkan anak lagi yang kemudian diberi nama Abdullah oleh Rasulullah. Abdullah pun tumbang menjadi anak yang shaleh dan melahirkan keturunan yang Sholeh pula, ketujuh anak nya telah mengkhatamkan Al-Quran semenjak kecil.

Keberanian Ummu Sulaim
Menurut adz Dzahabi, Ummu Sulaim juga ikut dalam perang Uhud bersama Rasulullah. Ketika itu ia kedapatan membawa sebilah pisau. Ketika perang hunain, Ummu Sulaim pun membawa pisau dan berkata, "Wahai Rasulullah, lihatlah..pisau ini sengaja kusiapkan untuk merobek perut orang musyrik yang berani mendekatiku". Allahu Akbar luar biasa🤗.

Kecintaan Ummu Sulaim terhadap Rasulullah
Pernah mendengar ada seseorang yang menampung keringat Rasulullah dan menjadikannya campuran wewangian? Ia lah Ummu Sulaim orang nya. Jadi saat itu Rasulullah lagi tidur siang di rumah nya, dan beliau berkeringat di tikar nya Ummu Sulaim. Nah tikar tersebut di peras untuk diambil keringat nya.

Ibunda yang kedua yang akan saya bahas di sini adalah Ibunda dari Imam Syafi'i. Ada yang ngga kenal Imam Syafi'i? Kayaknya kalau ada yang ngga kenal, ngajinya kurang rajin mungkin ya🙊.

"Ia ibarat matahari bagi bumi, dan kesehatan bagi badan. Ada yang bisa menggantikan keduanya?", "Sejak 30 tahun lalu, aku selalu mendoakannya dalam sholatku dikeheningan malam". Begitulah sekiranya ungkapan dari muridnya, Imam Ahmad bin Hambal. Dialah guru Al imam Mohammad bin Idris asy Syafi'i Al qurasyi Al muththalibi. Nasab nya bertemu dengan nasab Rasulullah pada Abdu Manaf, ayah dari Hasyim (Kakek Rasulullah yang kedua) dan Al muththalib (Kakek Imam asy Syafi'i yang kedelapan).

Suatu ketika, saat ibu nya Imam Syafi'i tidur, beliau bermimpi bahwa ada sebuah bintang kejora keluar dari rahim nya dan ia jatuh ke Mesir kemudian memancarkan cahaya ke seluruh penjuru negeri. Lalu kemudian ibu nya pergi ke penafsir mimpi, dan ia berkata bahwa kelak ibu akan melahirkan seorang yang 'alim, yang cemerlang ke berbagai penjuru negeri. Ayah nya bernaam Idris dan ibu nya bernama Fatimah binti Ubaidillah. Imam Syafi'i lahir di Gaza tahun 150 H sebagai anak yatim. Agar nasab nya tetap terjaga dari kerabat Bani Muththalib, maka ibu nya menyuruh Imam Syafi'i merantau ke Mekkah saat usia nya 10 tahun. Bisa kita bayangkan tidak? Seorang ibu melepas dengan ikhlas anak nya merantau dalam rentang usia sekecil itu (bagi kita). Subhanallah. Ibu nya pun terus memberikan semangat pada beliau untuk terus menuntut ilmu. Ini terbukti pada kefasihannya dalam berbahasa arab, juga hafalannya yang luar biasa cerdas. Ibu nya saat itu tidak memiliki uang untuk membayar gurunya Imam Syafi'i, sebaagi gantinya Imam Syafi'i mengurus anak-anak didik nya ketika absen dan membantu meringankan tugas. Ia pun sering mencari potongan-potongan tulang sebagai media untuk menulis ilmu yang didapat nya.

Berbicara tentang Ibunda beliau, ia sangat cerdas. Konon di sebuah pengadilan, hakim memanggil ibunya untuk bersaksi. Dan ibu nya membawa seorang wanita juga untuk bersaksi. Namun, hakim itu bilang yang boleh bersaksi hanya ia saja, perempuan itu tak boleh. Mendengar hal itu, Ibunda Imam Syafi'i sangat cerdas, ia mengeluarkan dalil Alquran QS Al Baqarah:282 (mangga bisa dibuka qurannya). Jadi memang yang bersaksi itu ada dua orang wanita. Mendengar Ibunda mengeluarkan dalil itu, hakim diam seribu bahasa🙊😂. Pada judul ini, tidak begitu banyak yang diceritakan tentang Ibunda Imam Syafi'i. Tapi walau bagaimanapun, beliau sangat sangat berjasa dalam mendidik anak nya hingga menjadi orang terkenal ke seluruh penjuru dunia, dan bahkan dijadikan madzhab. Semoga beliau-beliau semua ditempatkan di tempat terbaik yang telah Allah siapkan. Aamiin😍

Dan semoga, kita pun sebagai Al madrosatul 'ula, bisa meneladani ibunda para ulama untuk mencetak anak-anak kita kelak menjadi generasi Rabbani, penyejuk hati kedua orangtua dan menjadi orang besar yang bermanfaat untuk ummat. Aamiin😍

Water Ballon

Januari 24, 2020 0 Comments
Challenge nya bertema balon. Kali ini kami bermain di alam terbuka, bermain pasir dan air. Alat dan bahan nya gampang banget, hanya air dan balon saja. Isi balon dengan air, secukupnya nya saja. Lalu kita buat berbagai macam huruf alphabet (ini karna kakak masih belajar tentang alphabet, bisa diganti dengan pembelajaran lain nya). Nah, setelah itu, kita beri instruksi ke anak huruf yang kita sebut, baru kemudian anak akan melempar balon agar mengenai huruf yang dituju. Setelah itu ambil balon air nya lagi dan begitu seterusnya nya. Kita ciptakan suasana yang menyenangkan. Kalau saya, agar kakak lebih cepat bergerak dan lari nya, maka saya kirimkan kompetitor nya. Siapa dia? Tiada lain tiada bukan ya ayah nya sendiri😂😂. Pada awal nya saat main sendiri, kakak santuy main nya.. dan setelah ada kompetitor nya, jadi agak ganas..dan lari pun lebih balap. So far, bagus untuk dicoba di rumah ya Bu ibu 😄👍.

Oiya, ada beberapa manfaatnya lho permainan ini, diantara nya..
1. Sensory play
2. Gross motor skill
3. Kekuatan otat tangan dan kaki
4. Pembelajaran alphabet
5. Berpikir cepat dan tepat yes😄





Minggu, 19 Januari 2020

Anak Sulung Melipat Baju

Januari 19, 2020 0 Comments


Selepas maghrib tadi, saya melanjutkan pekerjaan domestik yang belum kelar, yaitu melipat jemuran baju. Di ruang tengah ada ayah nya anak-anak dan kakak Azzam. Kebetulan adik Zaid sudah tidur setelah jalan-jalan sore tadi.

Tiba-tiba anak sulung mendekat dan berkata, "Mah, boleh Kakak bantu mamah ? Gimana cara nya mah ajarin Kakak.". Maasyaa Allah, hati terenyuh. Langsung deh turun tangan ajarin langsung cara melipat pakaian. Bener kata Teh Patra yaa.. anak lelaki  itu memang harus pandai mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga. Karena bisa jadi dibutuhkan saat kondisi-kondisi tertentu, misal saat istri nya sakit atau saat nge kost sendiri. Ini kesempatan emas kata saya bilang sama ayah nya. Ngga mau ketinggalan momen ini, jadilah saya cekrek😂😂 tabarokalloh anak sholih nya ayah dan mamah😍 Pertama kalinya melipat baju, langsung terus-terusan sampe selesai baju adik nya. Mamah jadi gembira 😂

Ini perkara remeh remeh tapi berdampak besar. Jika sedari kecil kita melatih anak-anak kita untuk terampil mengerjakan pekerjaan rumahnya tangga, in syaa Allah ia pun akan terampil mengerjakan hal-hal besar lainnya. Jika sedari kecil kita mengajarkan anak-anak kita sesuai dengan fitrah nya, in syaa Allah kelak jika mereka sudah dewasa, mereka akan menjadi teladan bagi keluarga nya. Jika lelaki, ia akan menjadi suami yang baik bagi istrinya dan ayah teladan bagi anak-anak nya, dan jika ia perempuan, ia akan menjadi istri sholihah bagi suami dan ibu teladan bagi anak-anak nya.

Happy parenting dear..
Jadilah ayah dan ibu yang bahagia😍 

Laptop

Januari 19, 2020 0 Comments


Alhamdulillah setelah 2 bulan terakhir ini mager bebikinan bareng Kakak, eekarang semangat nya muncul lagi hehe. Challenge kali ini berasal dari kardus bekas. Karena Kakak masih belajar tentang huruf, maka saya bikin saja laptop dari kardus bekas. Mudah dan murah bikinnya bu ibu😃

Alat dan bahan:
Kardus bekas, gunting, doubletip, bolpoin dan kertas

Cara membuat:
1. Bentuk kardus seperti laptop
2. Gunting kardus lainnya berbentuk persegi dan tulislah huruf dari a-z
3. Lalu tempel menggunakan doubletip di kardus berbentuk laptop tadi
4. Terakhir tempel kertas kosong sebagai screen nya. Jadi deh kardus laptop hehe..



#challenge30harimain

Sabtu, 18 Januari 2020

5TPP

Januari 18, 2020 0 Comments

Bismillah

Tulisan pertama di tahun 2020. Pernah dengar judul tulisan ini? Kalau yang pernah baca buku nya Teh Fufu pasti tahu judul buku ini. 5 Tahun Pertama Pernikahan, begitulah kepanjangannya. Dan bulan ini tepat 5tpp kami, 10 Januari 2015 - 10 Januari 2020. Layaknya anak kecil seusia lima tahun, butuh banyak bimbingan, tertatih-tatih, terseok-seok namun ia tak gentar untuk terus bisa berjalan kemana tujuan yang ingin dicapai nya. Ia jatuh, kemudian bangkit lagi, jatuh lalu bangkit lagi. Begitu pun dengan kami. Susah senang, susah lagi senang lagi, kami lalui bersama. Pernah bertengkar? Ya pasti pernah atuh.. justru aneh kalau tidak pernah bertengkar sama sekali. Tapi sebenarnya bagaimana cara memandang pertengkaran itulah yang harus dipahami. Antara saya dan suami siapa yang sering marah? Saya😄 Siapa yang sering minta maaf duluan? Suami🙊Maapkeun ayah🙈 kadang emang egois. Tapi dibalik itu, sebetulnya ada maksud yang ingin disampaikan. Tak jarang juga saya menyampaikan semua yang ingin diutarakan. Bahkan dalam keadaan lagi marah. Nah ini yang ngga boleh ditiru. Seharusnya memang saat marah itu cara terbaik adalah diam dan istighfar seeeeeebanyak-banyak nya. Kalau sudah reda, baru dibicarakan baik-baik.  Lagi belajar juga sih ini mah. Memang susah. Apalagi perempuan itu kalau belum ngomong 2000 kata/hari rasanya tenggorokan gatel gitu ya🤭. Berbeda dengan laki-laki. Lha wong Allah juga menciptakan otak perempuan dan laki-laki itu berbeda, tidak bisa kita samakan.

Ceritanya, dipenghujung tahun 2019 lalu saya dan suami mengikuti seminar parenting yang diadakan oleh DPD PKS Kabupaten Cirebon. Pematerinya adalah dr. Aisah Dahlan. Tau lah ya siapa beliau. Biasanya liat di YouTube, ini ketemu langsung kan jadi lebih seru. Asik cara menyampaikannya. Saat seminar, duduk antara suami dan istri terpisah. Anak-anak kemana? Kebetulan di bawah ada kids corner nya, jadi Kakak Azzam dan adik Zaid bisa dititipkan dulu di sana selama acara berlangsung. Beliau concern di bidang HIV/Aids, eljibiti, narkoba, neuro parenting. Pada bahasan awal beliau menceritakan perbedaan otak laki-laki dan perempuan. Jadi, memang Allah adalah sebaik-baik Pencipta. Sampai hal kecil pun Ia Maha Teliti.  Allah buat otak kanan mengatur bagian tubuh kiri, begitu pun sebalik nya. Kalau otak kanan mengatur bagian tubuh kanan dan otak kiri mengatur bagian tubuh kiri, kayak pocong dong kita kalo berjalan😂. Menurut penelitian, jarak tempuh perjalanan dari otak ke sistem syaraf yaitu 420km/jam, cepet banget ya kan. Makanya kita refleks kalau ada sesuatu mengenai mata atau tersengat panas atau hal-hal mengejutkan lainnya. Itu bagian dari kecepetan jarak tempuh nya. Allah pun mengatur sistem syaraf telinga mendengar lebih cepat ketimbang syaraf mata.  Mkanya kalau menasihati anak katakan lah apa yang diinginkan. Misal waktu Maghrib, kita Dalam menyuruh anak untuk sholat. Maka katakan lah, ayo sholat nak, ayo sholat, ayo sholat, ayo sholat. Katakan berulang-ulang. Dari kalimat yang didengar itu lah otak langsung memerintah sistem syaraf untuk menggerakkan tangan dan kaki untuk sholat. Jangan bilang, "Jangan main terus, bisa nya main aja, waktu Maghrib cepet sholat, jangan main aja". Dalam otaknya terekam bahwa "Main aja, main aja". Katakanlah singkat namun berulang-ulang. Noted nih.

Di bagian otak, ada yang nama nya hypotalamus. Dan hypotalamus laki-laki lebih lebar 2,5 kali dari perempuan. Apa itu hypo? Tempat lapar dan haus. Dari hypo ini pun, kita bisa tahu kenapa laki-laki lebih punya rasa untuk melindungi keluarga nya. Dan karna hypo ini pun, makanya pantang menasihati anak laki-laki saat lapar dan haus. Bagian otak lain ada yang namanya Corpus colosum. Punya perempuan, Corpus colosum nya lebih tebal 30% dari laki-laki. Itulah mengapa perempuan bisa mengerjakan berbagai macam jenis pekerjaan dalam satu waktu atau secara bersamaan. Sedangkan otak laki-laki didesain hanya mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu. Makanya jangan heran ya Bu ibu, kalau kita panggil suami atau anak laki-laki kita kudu berkali-kali baru nengok. Ini ayah dan Azzam banget😂. Sering misalkan si ayah lagi fokus baca buku nih, lalu saya butuh bantuan beliau dan saya panggil dong, ayah..ayah..ayah.. biasanya panggilan keempat baru nengok setelah saya panggil dengan suara yang agak keras. Kalau kata dr. Aisah, tips agar tetap cantik salah satu nya kita sebagai istri harus tetap tersenyum saat panggilan kelima, suami baru nengok😂. Sok geura cobain🙊. Banyak sih bahasan yang pasutri banget. Dan kalau dr Aisah lagi bahas yang saya banget, pasti kita (saya dan suami saling pandang dan nyengir kuda, haha emang saya banget ini, atau emang ayah banget ini), seru sih😄

Banyak nih bahasannya dari seminar lalu, lain kesempatan lagi aja ya in syaa Allah. Jadi begitulah lika liku hidup berumahtangga. Banyak drama, banyak seneng, sedih, terharu dan lain sebagainya. 5 TPP ini semoga menjadikan kami semakin dewasa dalam segala hal, semakin kokoh ikatannya, semakin tangguh dalam menghadapi berbagai macam musibah dan tantangan, semakin tulus saat saling memberi dan melayani. Tidak ada doa yang dipanjatkan selain, robbanaa hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota'ayun waj'alana lil muttaqiina imaama. Jadikanlah kami keluarga sakinah, mawaddah wa rohmah hingga jannah. Aamiin ya Allah😍😍😍