Rabu, 29 Februari 2012

Berasa 'berkurang' berfastabikulkhairat

Februari 29, 2012 0 Comments

Bangun pagi dengan semangat karna akan ke kampus untuk pertama kalinya di semester genap ini. Bersiap-siap diawali bismillah menuju kampus jam 6 teng untuk kerja bakti di sekre (biasa, hanya berdua dengan jauzaa).
Nunggu sms jauzaa, tapi ga sms2 ternyata kagak jadi olahraga paginya, pa ketum telat balesnya.
Akhirnya, buka2 sesuatu, dan online :).
Jam 06.45 harus capcus ke kampus lagi untuk syuro ilpus perdana (tanpa ditemani kadept ku ribowo).
Detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam. Ternyata dan ternyata, hanya ber5 yang datang (termasuk saya).
Hmm, tak apalah, saya masih memaklumi.

Kondisi syuro pagi ini (yang berasa aneh, canggung, dan tak biasa, entahlah apa sebabnya):
*Mengucap salam
*Mengucap syukur pada Allah dan shalawat atas Nabi Muhammad saw
*Memulainya dengan membaca basmalah
*Dilanjutkan tilawah oleh akh faisal
*Tausyiah sejenak
*Kesepakatan waktu syuro (1jam, karna banyak ada janji dengan dosen *hari terakhir pengisian KRS)
*Agenda pertama yaitu ta'aruf masing2 personil
*Penjelasan adab syuro
*Konsekuensi tidak datang syuro (kecuali syar'i, ada denda bagi yang telat tanpa alasan), dengan adanya denda bukan berarti menggampangkan kedatangan syuro
*Merujuk ke arahan departemen ILPUS
*Bertanya, berargumen, menyepakati, hal yang biasa dalam syuro (tapi kenapa tetap saja ada sesuatu yang beda)
*Waktu hampir jam 9
*Dipending sampai sore ini
*Menutupnya dengan hamdalah
*Do'a tafaratul majelis
*Wassalamu'alaikum wr. wb.

Seperti biasa adab syuronya, tapi qo yo kerasa aneh, apa yang membuat beda? apakah faktor usia? semakin berkurang umur saya, semakin sedikit waktu untuk berbuat kebajikan.
Mungkin, di situ saya angkatan yang paling muda (alias paling....).
Punya ade 2, dan lihatlah... semangat mereka untuk berfastabikulkhairat semakin membuat saya malu, apa yang udah saya berikan untuk dakwah ini?
Uzi yang tsaqofahnya luarbiasa, amel yang keinginan kuat untuk berkontribusi di ilpusnya tak pernah padam, eka yang walaupun beliau baru masuk di sini tapi terlihat sekali ingin berbuat lebih, faisal yang sudah setahun menjadi partner saya di sub ilmiah semakin saja bersinar setelah menjadi kasub pustaka.

Alhamdulillah, pagi ini Allah memberikan nikmat yang luar biasa.
Mengirimkan jundi-jundi yang semangatnya mencoba menularkan kepada yang lain (semoga bukan hanya di awal saja ikhwah).

Dan untuk saya sebagai qiyadah semoga tetap dikuatkan mengemban amanah ini.
Sungguh, banyak sekali targetan yang ingin dicapai di tahun 2012 ini Ya Robb...
Tetap kuatkanlah langkah ini untuk berada di jalan-Mu.
Tetap kuatkanlah pundak ini untuk mengemban amanah yang akan datang padaku.
Tetap berilah kesabaran yang lebih, dalam mengahadapi tantangan di depan yang mungkin akan semakin banyak saja.

*Note: padahal baru hari pertama ke kampus, padahal belum ada perkuliahan, tapi atmosfir kesibukannya sudah mulai terasa menghinggapi tubuh ini. Pagi syuro, dilanjutkan KRS dan KSM-an ke bapendik dan dosen, kemudiannn alhamdulillah rezki itu tak akan tertukar, ada yang menawarkan ngajar ngaji lagi, akhirya mencoba mencari alamat adek'nya deh bareng neneng (thankyou neneng) :), trus teruss lanjut syuro ilpus lagi, dan kemudian ke kostan mba arrum yang menawarkan job itu (alhamdulillah), dan malamnya mulai mengerjakan laporan PKL, ngerjain PKM-GT, inovasi proker ilpus. Walaupun saya menyadari besok-besok akan lebih cappe, tapi tenang, semua akan tak bawa enjoy saja ketika 'i think i can do it !' ya, saya mampu melaksanakannya, tentu dengan hati ikhlas dan hanya mengharap cinta-Nya. Persiapkanlah jasad dan ruhiy nya yang lebih baik lagi untuk langkah ke depan! :)

Selasa, 28 Februari 2012

Implementasi mimpi malam ini adalah "sebuah capaian hasil di tahun ini"

Februari 28, 2012 2 Comments
Subhanallah...

Jauzaa minta restu mamahnya untuk S2 di Jepang, lah... saya? minta restu mamah untuk nikah semasa kuliah, berani bener ya saya? entah apa yang merasuki pikiran saya sampe-sampe cerita ke mamah dan bilang gitu. Sebenernya apa modusnya? masih gak ngerti. Tapi yang jelas ada: Niat. Pancangkan dalam diri. Melihat kesiapan. Insya Allah. Bismillah. Maju. Untuk menikah. Pas ditanya mamah "emang udah ada calon?", dan jawabannya adalah: "(glekk) hehe :), kecenderungan si ada mah, tapi wallahu'alam apakah benar jodoh nunu atau bukan, yang pasti untuk saat ini tetep akan terus memohon petunjuk Allah yang terbaik dan (berharap), hehe".

Begitulah ceritanya malam ini. Bener banget teh, kita akan mempersiapkan lebih matang untuk tahun ini. segalanya. untuk dakwah yang kita cintai. untuk akademis. untuk kematangan sikap kedewasaan kita. untuk karier dan dakwah kita pasca kampus. untuk orang-orang tercinta kita. dan yang pasti untuk Allah. persembahan cinta kita akan samudera ilmu milik-Nya.

akan lebih cape, akan lebih letih, akan lebih lelah. akan lebih bercape-cape ria. tapi yakinlah Allah akan membalas usaha hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. kerasa banget qo teh, semester kemaren saya belajar gak sungguh2, ya hasilnya pun mengikuti prosesnya, membentuk persamaan linier, walapun terkadang ga selalu berbanding lurus juga sii, tapi seringnya seperti itu.

Dan saya yakin, ketika tahun ini kita persiapkan dengan baik. dengan matang. Insya Allah, Dia akan memberikan hasil yang terbaik qo :). Jadi inget pesan singkat dari salah seorang sahabat:

"Allah tahu perjuanganmu selama ini, Dia tahu beratnya kegiatanmu dan Dia pun tahu betapa penat dan lelahnya dirimu, Dia juga tahu berkurangnya jatah santaimu selama ini, tapi tetap tersenyumlah wahai mujahid-mujahid dakwah! karna ternyata bukan hanya senyuman yang Allah akan balas untukmu, tapi surga-Nya telah menanti bagi orang-orang yang mau bersabar dalam berjuang di jalan-Nya". 

Menginspirasi banget tausyiah ini, secara gak langsung mengajarkan kita sifat ikhsan. Yang berarti "beribadahlah kamu seolah-olah kamu melihat Allah, atau kalau tidak maka yakinlah Allah melihatmu".

Ayo...ayo... Fighting-fighting !! yang mau LULUS JULI 2012, ayo selesaikan skripsinya, baju TOGA udah menunggu tuh untuk dipakai si mpunya; yang mau ujian PKL bulan april, ayo-ayo selesaikan laporannya *sayabanget :); yang mau penelitian, ayo-ayo mulailah dari sekarang cari permasalahan dan solusinya untuk penelitian *sayabanget :); yang mau KKN bulan agustus, ayo persiapkan money nya *sayabanget :), yang mau kerja dulu sebelum melanjutkn study S2, ayo cari lowongan kerja  semester7 di BP3K cirebon sambil peneitian di sana *sayabenget :); yang mau nikah, yang mau nikah tahun ini, ayo-ayo mulai dari sekarang cari pendampingnya, hehe *sayabangetinimah, *ting-ting :-).

Jadi intinya adalah cerita ini memotivasi diri saya sendiri, hehe. Syukron Jauzaa, udah buat iri akan mimpi-mimpi itu :)

Ayoo ikhwah !! semua bisa terlasana qo, Insya Allah, asal kita berusaha dengan sungguh-sungguh, ayo Nurul KEEP FIGHT !! 

Quote motivation from my friendship nun jauh di sana: "BERJUANGLAH, KUATKAN KESABARAN, dan BERSIAP UNTUK MAJU !". BISMILLAH :)

nikah
wisuda
karier sebagai sarjana







Berharap berada di salah satu kerumunan itu kelak nantinya bersama keluarga kecil saya (al-qowammah dan mujahid/ah kecil ku). Alangkah bahagianya :)



kuliah, kerja, nikah
nikah, kuliah, kerja
kuliah+nikah, kerja
kerja, kuliah, nikah
kuliah+nikah+kerja
*silakan berencana, namun yang lebih indah adalah rencana-Nya

Romansa Cinta Ali dan Fatimah [COPAS]

Februari 28, 2012 0 Comments

Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali” 

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.

Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.

”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.

Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.

’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ”

”Aku?”, tanyanya tak yakin.

”Ya. Engkau wahai saudaraku!”

”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.

Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

”Entahlah..”

”Apa maksudmu?”

”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,

”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4).

Minggu, 26 Februari 2012

GEMURUH itu terkenang

Februari 26, 2012 0 Comments

*denger lagu-lagu haroki (izzatul islam, shotul harokah, dan lain sebagainya)

mengenang saat-saat itu. saat pertama kali bertemu keluarga kecil saya di gamais. tiga tahun lalu saya diantar menemui mba wiwin, mahasiswi ekonomi 2007, tepatnya saat registrasi di pacuan kuda. terasa wahh berada di kampus yang sebelumnya bukan cita-cita saya. tak ada bayangan sama sekali kan menuntut ilmu di kota satra itu. pertemuan berlanjut yang akhirnya diketemukan oleh murobbi saya tercinta, dan alhmdulillah sampai saat ini masih bisa melingkar bersamanya :).

masuk kuliah awal sangat rajin sekali, datang kuliah 30 menit sebelum waktunya, dan saya selalu datang pertama dari kawan-kawan yang lain (hee, kebiasaan dari SD, selalu datang awal, tapi tidak untuk semester akhir-akhir ini, selalu telat -_- ). kuliah praktikum organisasi. itulah aktivitas yang biasa dilakukan. sangat tertarik dengan yang namanya GAMAIS. mungkin Allah sudah memberi petunjuk-Nya untuk berkontribusi di wajihah dakwah ini.

senang bertemu mereka, senang melihat mereka tertawa, senang bercanda bersama mereka, ga bertemu beberapa hari saja rasanya rindu. ahh, mereka selalu ngangenin :). sebulan, dua bulan, semester, 2 semester, setahun, dua tahun, gak kerasa udah 3 tahun aja di GAMAIS. dari mulai diayomi, diantar, dimanja, sampai akhirnya mengayomi, mengantar, memanjakan 'yang mendidik'. fiuhhh 'menghela nafas panjang'. lelahnya, letihnya, capenya, sakitnya, sampai bahagianya tak terkira semua belajar di sini, bersama mereka. saat tiba akhir kepengurusan, mulai deh pada sibuk buat LPJ, pembelajaran untuk tahun ini supaya selesai agenda langsung bat dong (JANGAN DITUNDA), biar gak riweuh pas akhir kepengurusan. dan ingat ya ikhwah... bukan hanya senang ketika sudah melaksanakan proker, tapi tujuan kita berbeda dengan organisasi lainnya. Allah tujuan kita, so teruslah perbaharui niatnya kembali, hanya atas izin dan karena-Nya kita ada di sini.

sungguh bergetar ketika ekspo di audit itu tiba. dengan lantangnya kita mengumandangkan TAKBIR hingga bergemuruhlah suara itu, dan tepatnya di pipi ini, ada air mata bening yang tiba-tiba mengalir begitu saja, cukup membuat nafas terisak. lihatlah dihadapannya ada sekitar ratusan mahasiswa sedang menyaksikan penampilan kita, tapi 'kenapa kau menangis nak?'. karena cinta dalam hati saya. ya, karena cinta pada kalian wahai generasi estafet dakwah, karena cinta kalian saya mengalirkan tetesan bening ini, karena cinta dawah, karena cinta Allah kawan, begitu bahagianya, begitu senangnya jika yang ada dihadapan saya ini semua bisa sama-sama saling memberi nasihat kebaikan, semuanya bisa saling mengingatkan dalam kebaikan, semuanya bisa saling mengajak kepada kebaikan, tapi sayangnya itu adalah pilihan, dan tentunya tidak terlepas dari datangnya hidayah Allah swt. 

maka bersyukurlah kalian di sini masih bisa saling memberi nasihat kebaikan, masih berada dalam lingkaran ini, masih berada dalam jama'ah ini, dan tentunya masih berada di jalan dakwah ini. saat ini, sudah punya adek 2 dan sebentar lagi akan punya adek 3. jadi teringat ketika ber-amal hidami saat penerimaan mahasiswa baru, semanagt sekali menyambutnya, tersenyum lebar, menyapa, dan menawarkan bantuan, senang sekali melihat generasi2 baru itu. tapi apakah cukup dengan ber-amal hidami saja? apakah cukup hanya dengan mengayomi mereka saja tanpa tsaqofah yang memadai? ohh Robb... masih sajakah saya seperti ini? apakah bisa menjadi teladan bagi adik-adik saya kelak? terkadang malu ketika ada adik yang lebih pandai dalam ilmu agamanya. jadi selama ini apa yang saya pelajari? qo ilmunya ga  bertambah? fagfirli Ya Robb... -_-

1,5 tahun lagi insya Allah saya berada di kampus tercinta ini. selama satu tahun kepengurusan, insya Allah akan memberi yang terbaik untuk dakwah yang kita cintai ini. akan berusaha semaksimal mungkin untuk gamais ini, untuk ilpus ini, untuk dakwah akprof ini. dan tentunya untuk Allah yang saya sangat mengaharapkan ridho-Nya dalam langkah kecil ini.


Sabtu, 25 Februari 2012

Mimpi itu . . .

Februari 25, 2012 0 Comments
 
Keluarga sakinah, mawaddah, dan warohmah, hayyo siapa yang mau??

yuk kita tengok satu per satu:

Sakinah yaitu menjalin hubungan dengan niat karena Allah, lillahita'ala. Sakinah ibarat kata sebuah pondasinya dalam rangka membangun rumah yang indah. Jika pondasinya kuat, maka bangunannya pun akan kuat. Kita membentuk keluarga, karena melaksanakan separuh agama Islam, dengan niat melaksanakan sunnah Rasulullah, dengan niat karena Allah. Dengan ada niatan seperti itu, insya Allah keluarga yang akan dibangun nantinya akan dapat mengatasi seberat apapun tempaannya.

Mawaddah yaitu adanya peran saling memberi kasih sayang antar pasangannya. Adanya rasa kasih sayang antar pasangan bisa diwujudkan dalam bentuk saling memberi kejutan berupa hadiah-hadiah, kejutan di waktu-waktu tertentu, bisa saling memahami kondisi pasangannya, dan bisa dilakukan hal yang lainnya yang berkaitan menyenangkan hati pasangannya. Seperti yang dicontohkan Rasulullah dan bunda Aisyah. Beliau pernah mengajak bercanda dan bunda pun tertawa lepas.

dan yang terakhir warohmah yaitu bermakna kewajiban, kewajiban seorang istri kepada suami, begitu pun sebaliknya, kewajiban seorang suami pada istri. Hayyo apa kewajiban seorang suami? kewajiban seorang istri?  yang saya tahu dulu saja ya :). Untuk seorang suami, karna beliau adalah pemimpin keluarga, otomatis kewajibannya adalah memimpin rakyatnya alias anak istrnya. Sosok itu harus bisa memberikan teladan yang baik bagi rakyatnya. Dan yang paling pasti adalah menafkahi keluarga kecilnya. Suami punya tanggungan lebih besar ketika istrinya belum shalihah. Berarti sosok itu harus mendidik keduanya yaitu anak dan istrinya. Meskipun istrinya sholihah, tetep sosok itu harus membimbingnya, saling melengkapi itu lebih baik :)

Nah, untuk istri apa ya kewajibannya? yang saya tahu seorang istri adalah madrasah pertama bagi mujahid/mujahidah yang lahir dari rahimnya. Istri yang baik adalah yang bisa menjaga dirinya ketika suami tidak ada. Istri yang sholihah adalah yang selalu menyenangkan hati suaminya saat kapan pun. Memasakkan makanan untuknya, menyiapkan segala sesuatunya ketika suami akan berangkat mencari nafkah, mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholih/sholihah, menganggap mertuanya seperti orangtuanya sendiri, mengikuti apa yang diperintahkan oleh suaminya (note: selama masih memegang teguh pada syari'at islam), jadi teringat kisah asiah dan fir'aun, subhanallah sabar sekali istri fir'aun itu. Sepakat dengan Ustadz yang semalam mengisi pengajian bahwa sesholeh-sholehnya suami tidak akan menolong keluarga jika istrinya tidak sholeh, dan sesholihah-sholihahnya istri, insya Allah akan menolong suami dan keluarganya.

Begitu istimewanya istri sholihah, maka kawan... yang merasa perempuan, yuk belajar menjadi istri sholihah :).

Indahnya membina keluarga baru yang sakinah, mawaddah, dan warohmah. Setiap hari dipenuhi dengan cinta namun tidak menutup kemungkinan juga ada kerikil-kerikil yang mencoba masuk ke rumah ini. Seperti yang saya bilang di awal-awal, ketika bisa membangun pondasi itu, maka tempaan sedahsyat apa pun insya Allah bisa teratasi. Nikmatnya bisa membangun keluarga sederhana yang penuh cita dan cinta di dalamnya, segala bumbu pengertian masuk menciptakan rasa yang lebih lezat, sepasang insan yang sedang memadu kisah cinta nya setelah akad itu alias "nikmatnya pacaran setelah pernikahan".

Apalagi ya? saya bingung mau menulis apalagi. secara, saya pun belum mumpuni dalam ilmu munakahat, ini baru sepintas mengenai definisi sakinah, mawaddah, warohmah, belum membahas qodoya nya, belum membahas persiapan nuju akadnya itu, belum bahas ketika buah cinta itu lahir, apa yang harus dipersiapkan? belum bahas de-el-el, karna buku-buku 'munakahat' belum saya baca -_-, dan belum mendengar banyak kisah-kasih, romantika dalam pencarian pendamping hidup, kepingin deh baca seluruhnya, denger cerita dari orang-orang sholih/sholihah yang sudah berpengalaman dalam mencari pendampingnya, dan kemudiaaaaaaannnnn mengaplikasikannya untuk diri saya sendiri *ting-ting :).

Bismillah selalu, berd'oa dan yakin sekali bahwa Allah akan memberikan calon qowammah saya yang terbaik, yang terbaik bagi Allah. Siapapun engkau pemimpin saya, insya Allah saya akan menaati dan berusaha menjadi istri yang sholihah, walaupun belum bisa seperti bunda Khodijah, belum seperti bunda Aisyah,,

Banyak sekali mimpi yang akan saya bangun bersama pendamping saya kelak, daaannn salah satu diantaranya yaitu bisa merasakan musim sakura di Jepang, dengan duduk di bawah pohon sakura ditemani sang pujangga dan mujahid/ah (buah cinta antara saya dan suami) yang sedang bermain ceria dengan teman-teman sebayanya, dan kita tersenyum senang akan perjuangan sebuah rasa yang akhirnya diikrarkan dalam ikatan suci yaitu pernikahan kita. Subhanallah indahnya.... :)

Ahh... lagi, lagi, dan lagi, kalimat ini yang menjadi senjata pamungkas dalam menerka teka-teki-Nya "semua akan indah pada waktunya qo". :) Dan bagaimanakah ketika sudah ada kecenderungan pada seseorang yang membuat kita semakin mendekatkan  pada Allah? Saat ini hanya bisa menunggu, berdo'a dan selalu berusaha semaksimal mungkin menjadi yang terbaik bagi-Mu Ya Robb...

DAR !! ^^

Februari 25, 2012 0 Comments

Menggali Harta Karun Cinta
(Munawar Zaman)

Cinta sebagai kecenderungan jiwa,
yang membentuk diri manusia secara utuh,
sehingga bisa menemukan hakikat diri
untuk mencipta kehidupan yang penuh panorama,
saling merasakannya
dalam lukisan abadi dari fitrah kehidupan...

Keajaiban cinta...
Ia bermula semilir, tapi mampu berujung membadai
Ia adalah gerak yang mengalir bahkan menderas
Sebagai pembangun jiwa untuk menjadi sempurna
Hingga setiap pejuang pun menjadi terhormat
Dan semu itu, sejarah telah menyaksikannya...

Memandang cinta...
Akan tiadalah dunia bila tanpa cinta
Karena cinta, kita pun menjai ada
Dua golongan  manusia dalam memandangnya
Ada yang jadi pemuja dan ada yang pencela
Beruntunglah yang tahu cara kerja cinta
Karena di situlah sejatinya definisinya...


Berbicara cinta takkan pernah ada habisnya
dan lebihnya lagi masing-masing individu mengartikan cinta itu berbeda

Oh cinta, sebuah rasa yang lembut menyapa hati ini, cinta mereka, cinta dia, dan yang lebih penting lagi mengharap cinta-NYA.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, cinta itu ada beberapa macamnya, yaitu:
al-mahabbah (kasih sayang)
al-'alaqah (cinta, hubungan, segumpal darah)
al-hawa (hasrat, keinginan)
ash-shabwah (kerinduan)
at-tayyamu (penghambaan)
al-ghamaratu (kepedihan, kesengsaraan)
al-wahalu (takut, gemetar)
asy-syajanu (pilu, membutuhkan)
al-la'iju (terbakar, hangus)
al-istikanah (tunduk)al-futuna (ujian, cobaan)
al-jununu (gila, tidak waras)
al-hazanu (kesedihan)
as-suhdu (sulit tidur)
dan ar-rasisu (teguh, tegar)

Menurut Erich Fromm dalam The Art Loving, lebih memilih untuk gak mengemukakan definisi atau pemaknaan cinta. Mungkin baginya, cinta itu teramat sederhana sehingga gak menarik atau gak perlu lagi untuk didefinisikan. Atau ga mungkin pula karena terlalu rumit sehingga ia gak sanggup untuk mendefinisikannya lewat untaian kata-kata. Oleh karena itu, bagi seorang Erich Fromm, cinta tanpa definisi menjadi pilihannya.

Kamis, 16 Februari 2012

"Sederhana" untuk kesekian kalinya

Februari 16, 2012 0 Comments

Kemarin dan hari ini. Sukka banget yang namanya kata sederhana.
Dari mulai bangunan sederhana,
sikap nya (red: orang itu) yang sederhana,
kata2 nya (red: beliau) yang sederhana,
baca blog nya (red: ustadz) pun kalimat2 sederhana,
dosen (red: pak afik) pun yang bilang sederhana solusinya dik,
dalam diam (hati) yang sederhana,
dalam cinta (hati lagi) yang sederhana,
dan juga mereka (red: mamah dan bapak) yang sangat sederhana,
namun mereka selalu memberikan makna yang tidak sederhana, selalu memberikan makna yang berarti dalam hidup.

Qo yo jadi suka beneran ni kata "sederhana", yang tadinya berlebihan, yang tadinya tidak diam, yang tadinya ribet, yang tadinya riweh, yang tadinya berpikir terlalu jauh, yang tadinya grasa-grusu, yang tadinya dan yang tadinya..... terhapus dan merasa legga dengan berpegang pada kata sederhana.

*menarik nafas panjang. semua bisa diatasi dengan pikiran jernih dan hati lapang serta kata ajaib ini SEDERHANA.

Rabu, 15 Februari 2012

Kembalilah, maka berkilaulah

Februari 15, 2012 0 Comments
Tahun ketiga saya berada di universitas ini. flashback tempo dulu jad inget sesuatu.
dan saat ini....

Semangat itu berasa kembali memenuhi ruang di jiwa ini. setelah sekian lama menghilang entah kemana.
Ya, semangat itu !
Semangat saat2 bisa menuntaskan soal2 SNMPTN satu per satu.
Puas. sangat puas. bisa. karna saya bisa.
Ya, semangat itu ! kembali menjalar dalam hati dan fikiran ini.
Sangat ingat sekali.
Perjuangan yang tidak gampang.
Setiap hari, setiap waktu saya terus mengerjakan soal2 yang ada di buku tebal itu yang entahlah lupa berapa halaman yang isinya hanya soal, soal, dan soal.
Setiap sore hingga malam larut, rajiiinnn sekali menyelesaikan soal2 itu, walaupun butuh berjam-jam hanya mengerjakan  beberapa soal saja. Lihatlah, keinginan yang begitu kuat bisa mengalahkan segalanya.
Karna PMDK kesmas undip pun gagal saya tembus, akhirnya itu menjadi cambuk bagi saya untuk terus belajar, belajar, dan belajar.
Pilihan pertama di kota kembang dan pilihan kedua di kota satria.
Tidak berhasil di undip, berniat ke kota kembang itu, menjadi guru (mengikuti jejak bapak).
Hari pertama dan kedua saya yakin bisa menyelesaikan soal2 itu. bisa menembus upi dengan perkiraan passinggrade sekian. membayangkan bisa kuliah di kota kembang itu.

dannn tarrraaaaaaaa ternyata saya diterima di unsoed. Allah memang merencanakan yang lain. Allah merencanakan yang lebih indah. Kalo gak di sini, mana mungkin saya bertemu kalian, mana mungkin saya punya keluarga kecil di sini, mana mungkin saya tahu lelahnya berjuang di jalan ini, mana mungkin saya tau ukhuwah yang begitu hangatnya di sini, mana mungkin saya kenal saudara2 saya yang begitu hebatnya, mana mungkin semua itu terjadi kalo bukan kehendakNYA. Subhanallah,,, Allah memang tau apa yang dibutuhkan hambaNYA.

Hingga semester kemarin semangat itu menghilang, tapi saat ini dan selanjutnya semangat itu akan terus mengiringi langkah kecil ini untuk terus menapaki prestasi.
Ya. saya bisa. saya bisa buat mamah, bapak, bangga lagi dengan prestasi saya. bisa menjadi teladan bagi orang2 di sekitar saya. bisa memberi manfaat yang lebih bagi keluarga saya. Ya Allah, saya percaya, Engkau tak akan menyia-nyia kan hamba Mu yang berusaha dengan sungguh2. Bismillah !!

Cerita PKL nyok

Februari 15, 2012 0 Comments
   Akhirnya dengan baca Bismillah berangkat ke Cirebon dan nyampe di sana  shalat dan langsung ke PSDAP Kabupaten Cirebon. Tak kira bisa langsung ketemu dengan bapak nya, tapi ternyata kaga ada. Besok pun sama seperti itu lagi, sampe jum’at Alhamdulillah bisa ketemu dan ngobrol2 gitu sama pak Firdaus selaku kepala bagian irigasi di sana. Akhirnya langsung dapet surat pengantar untuk ditempatkan di Daerah Irigasi Cipager.
  Senin saya berangkat ke UPT Cipager dan bertemu langsung dengan pak Dawud selaku kepala UPT Cipager. Welcome ternyata di sana, jadi awal yang bagus deh. Ada mba-mba yang………juga, jadi rada nge-klop tu ngobrolnya. Sekitar semingguan berada di sana, apa ya?? Ada yang aneh rasa2nya… kok yo karyawannya tidak banyak yang bekerja aktif, malah banyak berleha-leha, apalagi yang cewe. Sepertinya tidak cocok untuk saya di situ walaupun si bapaknya menawarkan kerja di situ. Saya kan senang bekerja, kalo diem2 ajja, kaga betah kayaknya. Apalagi saya orang teknis, bukan konseptor yang baik. Hwaaa… kalo ditaruh di situ kayaknya gak berkembang deh :).
   Tapi untuk saat ini kan saya hanya PKL (praktik kerja lapang), mencari tahu apa yang terjadi di lapang dan yang menjadi kajian saya. Termasuk data2 yang se-abreg tu di map saya. Sampe sekarang belum tahu mau diapakan. Untuk laporan PKL pun masih sebatas menceritakan kondisi lapang di sana seperti apa, belum direferensikan dari data2 yang udah didapet. Tapi bapaknya baik banget dah… survey keliling bendung, keliling saluran sekunder, tersier yang ada di kabupaten Cirebon, khususnya di Daerah Irigasi Cipager. Banyak hal yang didapat dari PKL ini, yang biasanya saya hanya bisa mempresentasikan bangunan-bangunan irigasi lewat slide dan tidak tahu jelasnya bangunan itu, tapi sekarang saya sudah tahu detail mana yang disebut bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan bagi sadap, pintu penguras, pintu pembagi, pintu intake, saluran sekunder, tersier, saluran induk/primer, dan sebagainya deh, lengkap kap, yaaa walupun bendung itu bukan termasuk kajian saya, setidaknya saya tau darimana sumber air ini yang akan dikelola oleh kelembagaan petani nya.
  Hampir 2 minggu saya berkutat di PSDAP khususnya di UPT Cipager. Baru tata kelola airnya saja yang saya dapet, sedangkan untuk kelembagaan petaninya masih perlu referensi lagi untuk di interview. Akhirnya saya diarahkan ke BP3K (Badan Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan) daerah Beber. Sekitar seminggu lamanya saya akan berada di sana. Ya, kedua kalinya langsung ditemui oleh kepala BP3K nya. Beliau asik, lagi lagi menawarkan pekerjaan di situ. Sepertinya PSDAP dan BP3K bisa jadi chanel untuk merintis karir dari nol, sekali lagi dari NOL. Banyak juga alumni Unsoed yang kerja di situ, salah satunya ibu Heru. iih, ibunya rame. crita tentang kehidupan rumah tangganya yang , hmmm prihatin, paddahal baru ketemu sekali sama saya. qo bisa2nya langsung crita gitu si bu? gak takut tah kalo saya ada apa2, dan bisa melaporkan sesuatu?tapi, percayalah, insya allah amanah qo bu :).
   Diajak keliling desa kerandon, desa sekitar situ dan langsung deh bincang2 dengan kepala GP3A nya. Modal hp yg ada rekamannya, bolpoin, dan kertas mulailah bertanyya ini dan itu. Dianggap sebagai tamu, disediakanlah sepiring risol dan teh manis hangat, nikmatnya setelah berkeliling jauh. Sekitar 2 jam-an saya ngobrol dengan Pak Nasir, lanjut lagi ke BKP5K (Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Kehutanan). jadi, badan ini adalah pusatnya BP3K dari beberapa kecamatan di Cirebon. Baru tahu ternyata banyak juga ya kedinasan di Kab. Cirebon ini. 
   Sampai hari ini, saya istirahat sejenak dari aktivitas PKL, karena untuk mengolah data dulu, dan merekap data yang sudah didapat baik dari interview, atau dari arsip2 di dinas. Banyak sekali koreksi untuk kajiannya,, bisa dijadikan penelitian sepertinya. PKL saya ini gak seperti kawan2 yang lain. Tapi hampir tiap hari saya berkunjung ke sana, mencari info yang bisa mendukung kajian saya. Malah pernah saya bantuin rekap data debit pertengah bulan, dikasih uang sama bapak2nya.  thankyou pak... :), tapi kalo ga di kasih uang juga saya udah niat kerja qo pak, jadi ga nolak kerjaan dikasih atau ga dikasih uang, hehe. kalo dikasih uang ya itung2 rezki saya pak :). Selama PKL ini saya jadi punya imipian baru. "Merintis karir saya sebagai sarjana teknik pertanian dimulai dari penyuluhan ke petani, menerapkan teknologi2 yang katanya di sini masih minim sekali pengetahuan untuk itu, mengembangkan sayap untuk dapat dirasakan kebermanfaatannya terutama bagi masyarakat cirebon, masyarakat tempat saya dibesarkan, kemudian setelah saya memiliki cukup modal, akan buka lahan, akan ditanami padi, pohon jati, pohon kelapa, dan akan buat pohon industri dari hasil perkebunan itu dengan teknik IPAL yang baik berstandar ISN, saya berwirausaha sebagai gawean sampingan saya selain sebagai penyuluh pertanian di sekitar Kota Udang tercinta". Subhanallah senangnya membayangkan itu. nammun tidak mudah memang untuk mencapainya. Tapi saya yakin, niat tulus, diimbangi kerja keras yang sunggguh2, dan tawakkal insya Allah selalu ada jalan nuju sukses. Fight solehah !! :)

Bangunan sederhana penuh cinta

Februari 15, 2012 0 Comments
Lelahnya hari ini.
Beres2 rumah full time, sorenya beres2 taman depan.
Hmm, bareng mbak fifi, dea, dan nazwa (4 serangkai) kerja bakti bersama.
Seneng deh bisa kumpul bareng lagi.
Udah lama gak melakukan hal ini.
Taman depan rumah yang sangat sederhana.
Pot-pot dibersihkan dari cipratan air dari tanah akibat hujan yang turun.
Tanaman kering di sekitar tanaman (yang masih segar) dicabut, dan rumput2 liar yang tumbuh di sekitar pot dan halaman dibersihkan.
Batu-batu yang mengganggu jalannya proses sapu-menyapu dipindahkan ke tempat yang sudah seharusnya.
Pagar-pagar kayu yang sudah rapuh @taman kecil bagian kiri dirapihkan kembali dan yang tidak layak @taman kecil bagian kanan di ambil dan di buang.
jadinya legga liat taman kecil di samping kanan itu, seger, apalagi langsung disiram, hmmm... bikin mata makin sejuk memandang.
Bagian depan yang ada pohon nangka dan mangga tidak sempat dirapihkan karna udah terlalu sore. So hanya membersihkan taman kecil bagian depan saja.
Bangunan sederhanaaaa, penuh cinta, di dalamnya ada 6 karakteristik manusia, alhamdulillah bisa saling memahami, bisa saling melengkapi, dan saling berbagi cerita tentunya.
Lepas magrib, berkumpul bersama di ruang TV dan bercerita pengalamannya masing2 dari 6 karakteristik itu. Tertawa, tersenyum, berkerut, semua campur jadi satu.
Di sinilah tempat saya berbagi senang, berbagi duka, di tempat ini pula lah saya di besarkan, tumbuh menjadi anak yang sholihah insya Allah, mengerti akan arti perjuangan dari sosok yang tegar itu, ya... bapak saya. dan saya belajar kasih sayang yang tulus dari sosok yang lemah lembut itu, ya... mamah saya tercinta. dan saya pun belajar arti pengorbanan seorang kakak dari sosok itu, ya... mbak fifi. dan saya juga belajar kerjasama dari de, si ganjen itu. dan terakhir subhanallah.... yang cita2nya menjadi ustadzah (ustadzah nazwa), dia adi saya paling bungsu, lucu, menggemaskan seklai, selalu mencium dan mencubitnya.
Ya, inilah keluarga saya, keluarga kecil saya, degan tempat tinggal yang sederhana dan pebuh cinta.
I love u all :)

Senin, 13 Februari 2012

Jaulah Tanpa Batas

Februari 13, 2012 0 Comments
Udah lama pengin nulis ini, tapi baru kesampaian sekarang untuk entri nya :) 

 Dengan niat silaturahim... jadilah saya pergi kemana-mana :)

*             Selasa penuh asa !! :) 17 januari 2012
Alhamdulillah, tim formatur untuk sementara selesai tugasnya, tinggal nanti dilanjutkan setelah liburan sampai pelantikan. Merefresh diri, tappi... my proposal how are you today? Oke deh, menemui pak afik untuk konsultasi sebentar, kemudian langsung capcus ke karang lewas, jenguk dek tika pasca kecelakaan.
Dalam perjalanan ternyata mampir dulu ke mamang batagor di alun-alun. Hmm,, jenguk sambil berkuliner, lapper juga si abisnya, belum sarapan. Mencari-cari rumah makan barokah pertama kali salah, eh ternyata ada dua. Pantas saja dek :). Tapi nyampe sono adem suasananya. Ngobrol, banyak cerita juga ternyata, dan waktu menunjukkan pukul 11.45, akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Dannnnn ide nyleneh muncul, tour ke cilacap, ke rumah chatrin. Akhirnya berangkat deh naik motor ke sono. Dengan aktivitas yang terburu-buru sebelumnya, detik-detik yang mepet untuk nge-print + kasiin laporan + jalan kaki jauh pula. Heuuh,  Tapi alhamdulillah chat2 jemput, dan go go cilacap.
Di tengah perjalanan, persis banget di bendung gerak serayu, motor mba lulu bocor ban nya. Alhasil kita berhenti dulu deh di bengkel kaki lima, sambil menikmati soto hangat semangkok berdua dan 2 gelas es teh bersama refa jauzaa. Ditemani sejuknya senja daerah bendung gerak serayu, bendung yang besar itu lo... uuh so sweet :).
Sudah selesai, akhirnya melanjutkan lagi perjalanan go to cilacap. Haaa... di tengah perjalanan hujan besar banget, dan gentian deh motor chat yang boncengin saya yang mogok. Ke pinggir sejenak dan mencoba men-starter lagi alhmdulillah jalan lagi deh. Tapi hujan belum reda, masih sangat deras, kita tunggu. Krudung, baju, jaket, rok, kaos kaki, dan tas basah kuyup semua deh. Apa boleh buat, untung gak bawa proposal usul PKL, hwaa.... kalo bawa, jadi bubur dah tu proposal :(. Lanjutkan lagi, belok kanan, kiri dengan pemandangan sawah, dan sawah, kendaraan yang besar2 pun saling menyelip, dannnn Alhamdulillah sampai juga di rumahnya.
Langsung mandi dan buat nasi goreng deh, anget, kata chat2 “cubitin dong cubitin”, masih kagak percaya dia kalo kita datang ke rumahnya. Besok pagi nya, kita diajak jalan2 ke pantai sama bapaknya chat2. Ke pantai Widara Payung, indah, ombaknya, kerang2nya, mendoan dan teh angetnya, hmm. Laper juga jalan2 menyusuri pantai itu, untung bawa cemilan sriping or keripik dari ibunya, dilahap juga deh tuh kripik :).
Sampe jam 11-an baru pulang lagi deh ke rumahnya. Bersih2, sempet nyuci juga di sana, betah dah udah banyak buah2an, tinggal metik deh tuh buah. Ada rambutan, mangga, kedongdong, durian, jeruk nipis, jambu, srikaya, kelapa, ahh… masih banyak yang lainnya. Makan siang  udah disediain sama ibu nya, haduuhh ibuu merepotkan deh, tapi seneng, hehehe. Chat chat... pengin main lagi ke sono :).
Udah kenyang, Alhamdulillah, eh chat2, refa masuk kamer, tidur2an, dan kettiduran deh jadinya, saya pun ikut tidur2an, tapi nda tidur lah, hee.. mereka..mereka. Rabu, tepatnya dzuhur adalah deadline kita capcus balik lagi ke pwt. Alhamdulillah kesampean juga silaturahmi ke rumah chat2, tinggal ke refa jauzaa. Pulang juga sama basah kuyup lagi, semoga dengan hujan deras yang mengguyur membawa keberkahan :).



*             Jum’at, 20 januari 2012
Lain hari lain cerita, selang sehari setelah jaulah ke cilacap, lanjut perjalanan ke pekalongan. Tapi kali ini sendiri, naik bis, tanpa mereka. Karna mereka akan mengurus proposal, mengurus keberangkatannya untuk PKL segera. Yaahh.. padahal pengin bareng, tapi apa daya, dengan niat silaturahmi, modal nekad, ada rezki, langsung tancap keliling kota sebelum PKL deh. Dengan menempuh perjalanan hampir sama kaya dari pwt ke crb sekitar 4,5 jam-an.
Sekali lagi dengan modal nekad dengan niat silaturahmi, berangkatlah jum’at siang itu ke kota batik, Pekalongan, pkl 12.48 menuju terminal. Dan sesampainya di terminal, kaki langsung menaiki bis jurusan Purwokerto-Pemalang. Selang 10 menit, supir menstarter mobilnya dan kemudian bis melaju perlahan, terus, terus, dan akhirnya meninggalkan kota Purwokerto.
Dengan cuaca yang agak mendung, saya sangat menikmati perjalanan ini. Memasuki gerbang Kabupaten Pemalang, gerimis membasahi sisi-sisi jalan dihiasi pinus beratus-ratus pohon, adem, nyaman, dan jendela bis ini sengaja saya buka agar mata ini melihatnya, hidung ini bisa menghirup udara segar dengan bebasnya. Subhanallah...ciptaan-Nya sungguh luar biasa. Semakin membuka hati dan fikiran ini untuk melihat semesta-Nya. Menikmati, menikmati, dan terus menikmati.
Sepanjang jalan Kabupaten Pemalang, jalan berkelok, menanjak, menurun, dengan gerimis tetap menghiasi kaca jendela ini. Dan yang saya lihat memang hutan, dari pinus-pinus itu masuk lagi hutan. Tapi dari beberapa pinus itu ada jalan yang tertulis posko-posko KKN Unsoed, ada sekitar 10-15 posko KKN Unsoed di sekitar Kabupaten Pemalang itu. Ya, saat-saat seperti itulah bentuk pengabdian masyarakatnya dari mahasiswa.

Lagi-lagi indah... aliran sungai yang deras, terjunan yang tidak begitu tinggi, tetapi cukup terdengar percikannya, pinus-pinus yang terhampar luas, gerimis yang mengiringi, menambah nikmat sore hari @Pemalang. Jadi teringat kisah Laisa, tokoh utama dalam Bidadari-bidadari Surga milik bang Tere-Liye. Laisa, seorang kakak dengan pengorbanan yang begitu besarnya, sangat sayang pada adiknya, rela menembus hutan-hutan dengan harimau yang ada dalam hutan-hutan itu dengan tujuan hanya menanyakan obat untuk adiknya ke mahasiswa yang sedang KKN di desa Laisa. Masih adakah kakak yang seperti itu? Saya belum bisa, tetapi setidaknya saya berusaha sesuai kemampuan untuk menjadi teladan bagi adik-adik saya. Flasback, terhanyut oleh cerita Laisa, lupa kalau sudah memasuki terminal Pemalang. Akhirnya turun, dan naik bis jurusan Pekalongan.
Hmm.. masih gak nyangka nge-bolang sendirian. Begini toh kota pekalongan, hampir sama dengan Cirebon untuk cuacanya, hanya karakteristik orang2nya saja yang mungkin berbeda. Bayyin.. I’m comingggg... pukul 17.00 tepat saya nyampe di kota batik itu. Dijemput oleh bayyin dan adiknya, dan langsung diajak berkeliling kota deh belanja sesuatu, sambil makan mie ayam paling enak di sana katanya.
Sesampainya di rumah, istirahat sejenak dan diajak berkeliling kota pekalongan lagi sama bayyinatun, so sweet deh malam minggu berdua :), bayyin muach..muach. Ke alun-alun, ke masjid agung, ke daerah kota gitu deh. Jam 9 pulang, karna cappe banget jadi langsung tidur. Besoknya diajak jalan pagi lagi deh tuh sama bayyin, keliling sekitar rumahnya, sarapan bubur kacang hijau, dengan cuilan roti tawar yang empuk, hmm Alhamdulillah kenyang :). Karna dia mulai PKL hari sabtu jadinya saya diajak juga tu ke PT. Maya Foods. Di sana ketemu neneng dan faruq akhirnya, eh ngobrol2 sampai jm 8, mereka kerja dan saya ditinggal :(.
Akhirnya saya memutuskan berkeliling kota pekalongan seorang diri. Pertama yang saya kunjungi adalah Pantai Samaran. Ada angkot si yang ke arah sana, tapi ternyata ga nyampe pantainya, hanya dipertigaan saja. Haduuhh.. bingung dan akhirnya minta tolong dehh tu sama sopir dianterin ke pantainya. Mau balik lagi juga tanggung udah setengan jalan, akhirnya melanjutkan saja dengan 2 kali lipat pembayaran. Nuju pantainya, oh Robb.. jauh amat ternyata ya. Berarti pulangnya saya harus jalan ! segitu jauhnya? Oh noo...
Tapi sesampainya di sana, subhanallah indahnya :), jadi ga nyesel deh mesti pulangnya harus jalan sejauh itu ke pertigaan. Tak kira ada HTM nya, tapi penjaganya lagi kagak ada, yaudah langsung masuk aja. Menyusuri bibir pantai, di atas batu2an,  sambil bersenandung edcoustic “sebiru hari ini”, persis di film2, hehe. Sampe pada posisi wuenak di salah satu tumpukan batu2an, dan saya duduk di situ, ditemani ombak yang bergulung tinggi, tas export yang udah setia menemani saya selama 4,5 tahun sampai sekarang, headset, hp nokia, mengeluarkan selembar kertas+bolpoin, dan jadilah saya menulis di situ. Menikmati sekali selama 2 jam di sana. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk shalat dhuha di masjid agung pekalongan. Harus 2 kali angkot nuju masjid agung itu, tak apalah saya ingin merasakan shalat di sana :).
Subhanallah bangunan masjidnya, bener2 tempo dulu dengan ukiran khas pekalongan, luas, besar, atap yang begitu tinggi, dan begitulah rumah Allah selalu sejuk. Sekitar pukul 11-an, saya melanjutkan perjalanan lagi ke Batang, agak jauh dari pekalongan, sekitar 30 menit nyampe alun2 batang. Oke lah saya tetap menyusuri. Melewati pasar grosir batik juga ternyata, agen nya batik di pekalongan, pasar Setono. Batang selangkah lagi, nyampe alun2 deh, langsung rehat di masjid agungnya, hampir sama bangunannya dengan masjid agung pekalongan. Shalat, tilawah, hmm sejuknya siang yang panas itu. Sejam cukup untuk menenangkan diri dari panasnya daerah batang.
Melanjutkan perjalanan lagi ke pekalongan, dengan tujuan toko buku gunung agung. Baca2 sekitar sejam lebih di sana, siang menjelang laper menanti, akhirnya cabut ke soto khas pekalongan sekitar hypermarket itu. Enak si, tapi lebih enak buatan mamah tercinta :). Sudah kenyang, menunggu neneng, bayyin, dan faruq selesai PKL dan ketemuan di hypermarket. Tak mau bawa tangan hampa dari pekalongan, jadi mampir ke setono sama neneng dan bayyin, faruq langsung balik dia. Muter2 keliling nyari baju model gamis gitu tapi qo yo langka? Heran deh, katanya pusat batik. Akhirnya cari lagi deh tu ke tempat lain.
Alhamdulillah nyampe rumah bayyin lagi, cape muter2 seharian, jalan kaki jauh, panas2an, naik motor juga panas2an, kecapean deh jadi langsung tidur. Besok paginya, langsung siap2 pulang lagi ke purwokerto. Berangkat jam 9, nyampe pwt jam 1 tepat nyampe kost. Lelahnya... hah,, tapi saya mesti melanjutkan perjalanan lagi jam 2 ke temen liqho di banjarnegara.


*             Minggu, 22 januari 2012
Datang di kost, siap2 lagi, dan aduhai ngantuknya jadi saya tidur siang dulu sekitar 15 menit, trus lapeer bgt jadi langsung deh makan siang. Gak lama indri datang menjemput. Alhasil kita berangkat. Tappi... oh no, dia menyerahkan kunci motornya pada saya? Wtm? dan akhirnya saya yang menyetir selama bersamanya di banjar. Indri... indri... tak kira anti bisa bonceng ane, hehe.
Bismillah dengan modal nekad dan niat silaturahmi berangkat menuju banjarnegara.
Ga terlalu jauh juga si, ya sekitar 1,5 jam nyampe rumahnya. Nyampe  di banjar, iihhh... ponakannya, dek mira lucu banget, baru 2 minggu kelahirannya, dek fasa juga lucu dia manja2 gitu tappi nggemesin :), jadi kangen deh pengen tidur bareng lagi sama dek fasa.
“Tante nurul tante nurul, mandinya sama tante aja ya?”, iya dek fasa, sini sama tante, asal mau belajar ya. “iya tante, eh tante tolong warnai ini dong, warnanya jangan ada yang sama ya?”, busyet dah, ni yang belajar saya apa dek fasa? Hehe,, :)
Hari senin paginya, kita langsung jaulah ke temen2 KKN indri, anak2 FE. Di daerah banjarnegara, ke purbalingga, silaturahmi deh ke sana. Banyak cerita ternyata selama beberapa hari di desanya masing2. Ada yang menyenangkan, ada yang sedih, ada yang butuh perjuangan besar untuk tetap mempertahankan izzah dirinya sebagai akhwat. Dari mulai kaos kaki, bergaul, rapat malam, Hmmm... ternyata begitu ya saat terjun ke masyarakat. Lebih tertantang untuk berdakwahnya. Luar biasa deh temen2 di sana, semoga KKN saya nanti mendapatkan tempat yang nyaman, temen2 ikhwah yang sefaham, yang asik, yang tidak hedonism, masyarakat yang ramah, semoga dehh :), sangat berharap.

Ada operasi juga tuh di daerah banjar, hmm karna saya ga punya SIM, jadi deh kena tilang. Mending sidang aje, besok di polres baturaden. Datang2 di rumah indri tau2 udah sore ajja. Istirahat, cape, dan tarrrraaaa... besok pagi sekitar jm 7-an langsung go to purwokerto. Bismillah... jaulah terakhir sebelum berangkat PKL ke Cirebon. Pengin deh main ke Kediri, ke bandung, ke ciamis, ke klaten, ke Bunaken, dan kemana-mana, hehe. Persiapkan uang dulu buat jaulah liburan smester selanjutnya :). Keep fighting Nurul!!

I want to married

Februari 13, 2012 0 Comments

Malam yang sepi, sunyi, hanya suara tuk tuk tuk keyboard dan kipas dibawah notebook ini.
Mencari, mencari, dan mencari sesuatu.
Refleks begitu saja, ambil HP dan menuliskan "mba, i want to married", send to MR.
Hwaaa, gak sadar udah ke send.
Pas banget jauzaa juga sms, bales message nya dan saya ketik lagi "teh, i want to married".


Ada apakah gerangan? sesuatu deh, akhir-akhir ini yang ada nikah, nikah, dan nikah. denger kajian di masjid itu bahasannya "nikah yang dilarang", baca buku yang ada di rumah yang belum dibaca judulnya "ku jemput jodoh ku", "menikah dalam 27 hari", dan "jodoh cinta", denger kata bang Faudzil Adim "nikahlah saat muda", liat foto yang sempat dipublishnya "nikah tanggal sekian, bulan sekian, tahun sekian".  Ya Robb...
Bikin pengin segera menikah. Banyak manfaat ketika bisa nikah saat muda. Tappii sejauh mana kita mempersiapkannya? bener kata Jauzaa: banyak hal yang mesti dipersiapkan. Nikah itu memenuhi separuh agama. Nikah itu mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Nikah itu sekali seumur hidup. Nikah itu membangun sebuah peradaban dimana kita para calon ibu menjadi madrasah pertama bagi generasi tangguh. Nikah itu memperluas rezki. Nikah itu mempersatukan 2 karakter berbeda untuk bisa membangun keluarga islami bersama. Nikah ituuuu ... masih banyak pengertiannya, tuh kan definisinya saja banyak ga tau.

Tapi keinginan itu terus menghantui. MR saya bilang, "ga pa pa mikirin nikah, asal bisa memanage nya dengan baik :-)". iya mba'e... 


Saya lagi berusaha keras untuk memanage ruang di hati ini dengan baik. Semoga bisa lebih memahami apa tujuan sebuah pernikahan, bukan karena keinginan untuk menikah.