Selasa, 01 Desember 2015

Ini tentang ASI, bayi ASIku :*

Desember 01, 2015 0 Comments
Sesampainya di rumah Mamah (saya tidak langsung pulang ke rumah, karena masih butuh banget bantuan mamah dalam merawat Azzam di awal keahirannya), menambah kesadaran saya bahwa saya sudah berubah status menjadi seorang ibu. Itu artinya semua bekal harus lebih dimatangkan lagi, sekalipun sudah mengikuti seminar parenting berbagai nara sumber, baca ini baca itu, tetapi itu tidaklah cukup jika belum praktik langsung pada buah hati. Semua masih dalam proses pembelajaran. Dan saya berusaha menikmati itu semua walaupun stres mulai menghinggapi pikiran saya kala itu menjadi mamah baru, mamah muda. Dua hari berikutnya setelah hari lahir, tidurnya masih sangat lamaaaa sekali. Bahkan kalau diperhatikan, sepanjang hari kerjaannya tiduuuuur terus. Karna Azzam tidur terus, otomatis dia ga mimi ASI dong, nah sebab itu jadilah payu dara saya membengkak dan terasa sakit sekali (karna ASI yang penuh). Tanya sana sini, akhirnya saya menampung ASI dengan pakai alat pumping. ASI masih berwarna kuning (putih tulang gitu) yang biasa disebut kolostrum. Ini bagus banget untuk imun tubuh bayi. Jadi jangan dibuang yaa. karna lubang payu dara masih kecill dan sedikit (sekitar 1-2 lubang), kegiatan pumping pun agak terhambat dan tambah sakit jadinya. Tapi saya terus berusaha mumping walaupun ASI nya tidak begitu banyak yang keluar. Hasil ASIP (ASI perah) disimpan di gelas karena akan langsung diminumkan dengan menggunakan sendok bayi (karna sebenarnya saya menghindari yang namanya botol susu, khawatir nantinya Azzam akan bingung puting). ASIP mulai diberikan pada hari ketiga, yaitu hari Rabu. Itu pun masih jarang-jarang, tidak sesering seperti bayi baru lahir lainnya. Mungkin pertama karena lambung bayi baru lahir hanya menampung sedikit. Kedua, Azzam tidur teruuuuuus, dibangunin, digelitik, apapun yang saya dan ayahnya usahakan supaya dia bangun itu butuh usaha ekstra banget. Beberapa hari setelahnya, tepatnya 3 hari setelah lahir, mata Azzam terlihat kuning. Saya langsung khawatir, takut kalau-kalau terkena penyakit kuning. Akhirnya searching, baca sana sini dan melakukan berbagai usaha. Salah satunya ke mba bidan, katanya dijemur saja terus 15-20 menit antara jam 7-jam 8. ASI nya terus diberikan saat sikecil haus, atau dijadwal 2 jam sekali si kecil dibangunkan untuk mimi ASI. Dan itu saya lakukan semua. Memang tanpa diberi saran untuk menjemur, saya pun sudah menjemurnya setiap pagi. Tapi mata kuningnya tak kunjung berubah bening dalam semiggu itu. Saya jadi khawatir ada apa mata Azzam? Sebenarnya apa sebabnya sih bayi yang baru lahir beberapa hari matanya terlihat kuning? Ternyata ini moms sebabnya, ini saya ambil dari berbagai sumber yaa... Pigmen bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus). Setiap orang sebenarnya memiliki bilirubin dalam sel darah merahnya. Dalam jangka waktu tertentu sel darah merah akan mati dan menguraikan sel-selnya diantaranya menjadi bilirubin. Normalnya yang bertugas menguraikan bilirubin tersebut adalah hati, untuk kemudian dibuang lewat BAB. Saat bayi masih dalam kandungan, hati sang ibulah yang mengambil tugas menguraikan bilirubin dalam sel darah merah bayi. Ketika bayi baru lahir, perkembangan hatinya belum sempurna sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Akibatnya terjadi penumpukan bilirubin yang akhirnya menimbulkan kulit kuning pada bayi. Ini bisa jadi penyebabnya adalah karena Azzam lahir kurang bulan, lebih tepatnya pas banget 36 week, 3 week lebih awal dari HPL. Tapiii alhamdulillah...dengan ASI yang terus menerus diberikan dan berjemur setiap hari dengan waktu sekitar 20-30 menit, jangka waktu sekitar 2-3 minggu mata Azzam berubah menjadi bening kembali. Alhamdulillah... benar-benar penyejuk mata :). Alhamdulillah ASI pun sangat melimpah. Bahkan tidak jarang, lagi mandi eh tiba-tiba ASI mancur dengan derasnya. Kalau udah kejadian begitu, ngga ada yang bisa dilakuin selain mengikhlaskan ASI yang kebuang saat mandi, hehehe. Sehari bisa menghasilkan 2-3 botol ASIP, padahal saya di rumah, bukan ibu-ibu bekerja. Tapi karna ASI yang melimpah, jadilah harus dipumping. Tidak jarang juga, saat malam hari yang notabene nya produksi ASI melimpah, saya mengganti bra sampai 2 kali karna bocor. Pola makan jadi berubah total. Sehari bisa 5 kali makan, hahaha. Karna memang benar kata orang yang lebih berpengalaman. Menyusui itu cepat laparnya 2 kali lipat dari ibu-ibu hamil. Tidak masalah, yang penting bayi sehat, saya pun senang :). Misua juga alhamdulillah ngga commen macem-macem dengan bertambahnya berat badan saya hehe. Asupan makanan yang masuk pun tidak sembarangan, benar-benar gizi seimbang. Terutama sayur dan buah yang mencukupi. Nikmat sekali rizki sehat yang Allah berikan, benar-benar besyukur.

Senin, 09 November 2015

Aqiqahan Azzam

November 09, 2015 0 Comments
Saya ambil dari bukunya Ibnu Qayyim Al Jauziyah yang berjudul “Menyambut Buah Hati” (alhamdulillah banget dapet kado pernikahan ini :) ). Seluruh ahlul hadits, ahli fikih, dan mayoritas ahli ilmu berpendapat bahwa aqiqah adalah sunnah Rasulullah saw. Dalil mereka adalah hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya. Dari Salman bin Ammar Adh-Dhabbi, Rasulullah saw bersabda, “Pada anak laki-laki ada kewajiban aqiqah, maka potongkanlah hewan sebagai aqiqah dan buanglah keburukan darinya”. Dan dari Samurah, Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ketujuh kelahirannya. Pada hari itu juga dia diberi nama dan rambutnya dicukur”. Dari Aisyah, Rasulullah saw bersabda, “Untuk seorang bayi laki-laki disembelih dua ekor kambing yang sepadan, dan untuk bayi perempuan disembelih seekor kambing” Kambingnya boleh jantan atau betina, yang penting sepadan dan sehat, tidak cacat. Kalau cacat maka tidak sah. Faedah aqiqah: 1. Aqiqah adalah ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah bagi si anak di awal kelahirannya ke dunia. Dan si bayi sangat mendapatkan manfaat, sebagaimana dia mendapatkan manfaat dari doa, juga ketika dibawa menuju tempat-tempat ibadah, melakukan ihram dan sebagainya atas namanya. 2. Aqiqah berfungsi membuka ikatan dari si bayi, karena dia tergadai oleh aqiqahnya. Orang-orang di jaman jahiliyah juga melakukan hal ini dan mereka menamakannya aqiqah, lalu melumuri kepala si bayi dengan darahnya. Kemudian Nabi saw menyetujui penyembelihan aqiqahnya, namun tidak menyetujui uquq (kedurhakaan) serta pelumuran darah di kepalanya. 3. Diantara faedah aqiqah lainnya adalah melepaskan ikatan gadai dari si anak, karena dia tergadai oleh aqiqahnya, sebagaimana disabdakan Nabi saw.

“Hadzihi ‘aqiqatu Shalahuddin Azzam Dhiaulhaq bin Zefry Novizar, Allahumma minka wa laka (Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu)”. Alhamdulillah.....Azzam sudah melaksanakan salah satu sunnah Rasulullah, yaitu aqiqah. Jadi insan yang sholih ya Nak :). Di rumah rame banget, saudara, kerabat, temen-temen liqho, semua pada dateng. Alhamdulillah rizkinya Azzam banyak yang mendoakan :) . Aqiqah dilaksanakan pada hari ke-21 setelah kelahirannya, tepatnya tanggal 08 November 2015. Barakallah ya Nak :*. Setelah dicukur rambutnya, panggilannya menjadi Azzam baby dul (baby gundul) :D

Kamis, 05 November 2015

Amanah itu bernama Shalahuddin Azzam Dhiaulhaq

November 05, 2015 0 Comments
Senin, 19 Oktober 2015 yang lalu pukul 01.00 WIB telah lahir seorang insan baru di bumi Allah. In syaa Allah ia akan menjadi insan yang sholih, taat pada Rabb nya, cinta Rasulullah, berbakti kepada kedua orangtua, selalu membumikan kalimat La ilaha illallah, selalu menebar kebaikan dimanapun ia berada, dan bermanfaat untuk ummat. Betapa bahagianya kami ada anggota baru di keluarga kecil kami, yang telah lama ditunggu selama 9 bulan. Mendekati bulan ke-9, ayahnya selalu bilang sambil mengelus perut saya, “De, sebentar lagi kita akan ketemu, Ayah udah ga sabar mau lihat dede”. Itu yang selalu beliau ucapkan. Dari mulai tahu bahwa saya hamil, beliau selalu mengaji, menghafal qur’an dan bercerita di perut saya. Setiap berangkat dan pulang kerja, beliau selalu mencium perut saya kala itu, dan juga kecupan yang lainnya :*. Katanya supaya dede mendengar bahwa ada Ayahnya yang selalu hadir menyapa dan mengajaknya bicara. Selama kehamilan pun, beliau selalu siap siaga menjaga dan merawat saya. Apalagi saat saya di rawat di rumah sakit. Luar biasa pengorbanannya, dari mulai mengganti saya diappers (karna saya tidak dibolehkan turun dari tempat tidur, harus benar-benar bedrest total), menyuapi makan, ngurus ini dan itu. Pun ketika sudah bulan ke-8, selalu beliau yang menyediakan makan. Pagi-pagi sudah beli sarapan dan sudah menyiapkan makan siang untuk saya, tidak jarang pula beliau memasaknya sendiri. Demi apa? Demi istrinya yang tidak boleh terlalu lelah. Juga yang pasti demi anaknya yang masih di dalam perut. Begitu pun dengan pekerjaan rumah tangga lainnya. Beliau dengan sigap segera membantu dan sangat pengertian. Nurul bangga sama mas... tetap jadi suami hebat untuk Nurul dan Ayah hebat untuk anak-anak kita ya sayang . Terlalu panjang kalau membahas beliau di sini (harus page khusus kalau bahas beliau) hehehe #love you dear :*
*Rabbihabliminashsholihin..

Minggu, 01 November 2015

Menjemput Syahid

November 01, 2015 0 Comments
Sebelum memulai ngetak ngetik, alangkah baiknya membaca bismillahirrahmaanirrahiim, dengan harapan semoga bisa memberi manfaat dengan adanya tulisan ini. Sebenernya mah udah lamaaaa banget pengen nulis di blog ini, cuma karna waktunya serasa kurang... kalaupun ada waktu, saat itu saya lebih memprioritaskan untuk istirahat tidur karena sudah lelah. Namun tidak kali ini, saya ingin kembali mengaktifkan diri dengan menulis (sambil mengingat-ingat peristiwa saat itu), menyempatkan waktu di tengah malam di saat 2 jagoan saya tertidur lelap di kamar. Jadi ceritanya di sini saya ingin berbagi pengalaman tentang sebuah proses yang saya namakan “menjemput syahid” . MasyaAllah yah... proses melahirkan itu memang luar biasa. Saat itu HPL (hari perkiraan lahir) saya tanggal 12 November 2015. Mendekati HPL, setelah sebelumnya sempat masuk rumah sakit, kira-kira akhir september perasaan dalam hati sudah tidak karuan. Berdebar-debar, melebihi saat akan sidang sarjana dan pelaksanaan akad nikah. Hampir setiap malam merasa gelisah, tidak tenang tidurnya, karna perut pun sudah semakin membuncit. Miring kanan miring kiri anggeur wae serba salah. Waktu tidur rasanya jadi tidak berkualitas. Dan setiap tidur selalu ingin dipeluk, dicium dan dibelai suami. Rasa takut akan menghadapi proses melahirkan itu terus menghantui. Dan menangis dipelukan suami itu menenangkan rasanya. Suami selalu menguatkan, dan yang saya ingat suami selalu bilang “Tenang sayang, Allah selalu ada bersama kita, sabar ya”. Pikiran saya pun tenang kembali saat dikuatkan. Dilain waktu terkadang muncul lagi perasaan takut, dan pikiran jadinya entah kemana... memikirkan seandainya saja waktu terakhir saya di dunia adalah saat melahirkan anak, katanya Allah akan menjadikan saya seorang syahidah... dan saya akan memasuki jannahnya Allah. Sampai-sampai pernah pada suatu malam saya mengatakan sesuatu pada suami. Intinya begini, “Mas, ibu-ibu yang melahirkan itu sama saja mereka berjihad di jalan Allah, dengan segala bebannya yang semakin bertambah. Andaikan, saat melahirkan nanti Allah berkehendak lain atas kehidupan Nurul di dunia, atau sampai pada nafas yang terakhir, mas harus ikhlas yaa? Karna yang Nurul pernah baca, kalau pasangan kita meninggal dunia, dan kita ikhlas maka ia akan masuk jannahnya Allah. Nurul mau masuk jannahnya Allah mas...”. Dengan perkataan itu, lantas ia langsung mencium kening saya dan berkata lagi, “Sabar ya sayang, Allah bersama kita”. Dan mulai saat itu saya benar-benar pasrah apa yang nanti Allah kehendaki atas kehidupan saya. Semuanya lillahita’ala.

Pada ahad yang cerah, tepatnya 18 Oktober 2015 seperti biasa kami berdua jalan-jalan pagi di sekitar rumah,melewati sawah-sawah dan jarak yang ditempuh lebih jauh dari biasanya. Setelah jalan-jalan itu, perut saya merasa mules ingin BAB. Jadilah saya pergi ke WC dan ternyata tidak BAB. Seharian itu saya di rumah saja dengan suami, leyeh-leyeh dan bersantai ria. Sore harinya, bada ashar kami pergi ke supermarket untuk beli selimut bayi dan susu bumil yang kebetulan saat itu habis. Sesampainya di rumah, jelang magrib perut saya mules lagi ingin BAB. Ba’da sholat, barulah bisa BAB dan keluar sedikit. Tapi setelah itu perut rasanya tidak karuan, masih mules dan serba salah. Saya tidak memikirkan melahirkan hari itu. Karna sesuai mba bidan, bisa diperkirakan akhir oktober, 2 pekan sebelum HPL, seperti yang diprediksikan bidan yang kebetulan memang beliau temen satu kelompok liqo saya. Terakhir periksa ke beliau hari Sabtu, 17 Oktober 2015, palpasi (memeriksa dgn memegang pasien bagian abdomen), kemudian leopold 1 (mengukur tinggi fundus (rahim) uteri), leopold 2 (menentukan punggung bayi di kanan/kiri, dan terakhir punggung bayi ada di sebelah kanan), leopold 3 (presentasi, menentukan bagian terbawah janin), terakhir leopold 4 (penurunan, udah masuk panggul atau belum, alhamdulillah saat periksa sudah masuk jalan lahir). Perkiraan berat bayi diukur sama mba Lina sekitar 2,6 kg (menggunakan rumus kebidanan). Pikir saya saat itu sakit perut biasa saja, tidak lama juga akan menghilang dengan sendirinya. Tapi lama kelamaan ko semakin bertambah gak karuan rasanya. Jelang isya dan saat akan berwudhu, rasa-rasanya keluar cairan terus yang merembes dari vagina, dan ada air kecoklatan yang jatuh di lantai. Tapi saya tetap lanjut sholat isya berjamaah dengan suami dalam kondisi tiduran di kasur karna saat itu kondisinya lemah. Selesainya sholat, kasur tiba-tiba basah dan saya berfikiran apakah itu air ketuban? Semakin lama bertambah rembesannya. Akhirnya langsung panggil saudara dan bidan di depan rumah. Setelah dilihat bidan, ternyata iya itu air ketuban dan disarankan langsung ke rumah sakit. Akhirnya suami langsung ambil tas yang sebelumnya sudah disiapkan jauh-jauh hari masuk ke dalam mobil. Tas yang berisi beberapa perlengkapan melahirkan seperti kain, underwear, perlengkapan bayi dan lain sebagainya. Akhirnya kita berangkat dan saya memutuskan untuk ke bidan dekat rumah Mamah saja dulu, karna saya yakin saya bisa lahir normal di bidan tanpa harus ke rumah sakit. Di dalam mobil, perut masih merasakan mulesnya dan sudah merembes ke jok mobil. Saat itu berangkat pukul 19.50, sampai di bidan sekitar pukul 20.30, agak lama karna di sekitar daerah buyut ada pasar malam yang membuat macet.

Sesampainya di poliklinik, langsung deh berceceran air dan sedikit darah. Langsung dibawa ke ruangan kemudian diperiksa, bukan PD (periksa dalem) tapi pertama-tama tensi, menanyakan usia janin, dan kelengkapan lain baru kemudian bidan di sana dengan sigap mempersiapkan peralatan dekat dengan tempat tidur. Jam 21.00 langsung PD baru pembukaan 3. Mules juga masih belum sering, hanya sesekali. Saya ingat perkataan dea adik saya (in syaa Allah calon bidan juga), kalau mau lebih cepat melahirkannya coba badannya posisi seperti ruku, kedua tangan di atas kasur lalu menggoyang-goyangkan pinggul ke kanan dan kiri. Dan itulah yang saya lakukan. Kemudian jalan, gerakan itu lagi, jalan, gerakan itu lagi begitu seterusnya. Tubuh agak lelah, saya kembali tiduran dan minum teh manis sebagai tambahan tenaga. Mamah langsung datang saat itu juga. Dalam pikiran saya, pokoknya suami dan mamah harus standby di samping saya apapun yang terjadi. Hehe alhamdulillah itu berjalan dengan mulus, bener-bener standby. Saya minta suami mengelus-elus pinggul saya terus karena saat mules itu enaknya dielus seperti itu, setidaknya mengurangi rasa mulesnya. Dalam hati dan pikiran saya berusaha tenang setenang-tenangnya, saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa melahirkan itu mudah, tidak sakit dan normal. Waktu menunjukkan pukul 22.00 wib, saya merasakan mules yang dahsyat. Terasa ingin BAB tapi kata bidannya ga boleh mengejan, tahan dulu karena pembukaan belum sempurna. Dikhawatirkan akan menyebabkan bayinya berkepala besar akibat mengejan, selain itu dikhawatirkan juga akan kehabisan tenaga saat benar-benar sudah sempurna pembukaannya. Entah apa yang saya pikirkan saat itu. Gak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Saya mules ya mules aja...sesekali tahan untuk mengejan, sesekali sudah terlanjur mengejan karna ga tahan mulesnya. Masya Allah... benar-benar merasakan sakitnya saat itu, serba salah. Selalu berteriak saat mulesnya dahsyat, tapi terus juga mengucapkan shalawat, istigfar, takbir dan doa-doa lain yang memudahkan proses persalinan. Kata bidan saat itu, “Kalau sudah mules sering, dan benar-benar ingin BAB bilang ya bu”. Karna yang dirasakan saat itu benar-benar mules, akhirnya saya bilang sudah mau keluar bu, juga bilang pada bu bidan “Ayo PD bu bidan, ayo PD (dengan harapan segera pembukaan sempurna)”. Saya bilang seperti itu terus dengan harapan segera PD (agak tenang kalau sudah PD karna tahu sudah pemukaan berapa). Tapi bidan tidak mau ambil tindakan PD terus, dikhawatirkan itu membuka celah ketuban keluar terus dan akhirnya bayi di dalam kekurangan cairan. PD urung dilakukan, sampai pada tengah malam entah jam berapa akhirnya dilakukan PD. Alhamdulillah pembukaan sudah sempurna. Kata bidan, “Kalau saya bilang mengejan, ibu langsung mengejan ya bu”. Posisi saya bersandar di pangkuan suami, kaki suami melebar dan memegang tangan saya. Selama di poliklinik, dari mulai merasakan mules biasa sampai mules dahsyat saya selalu memegang kencang tangan suami dan mamah saya sambil bebacaan dengan suara keras. Sampai-sampai tangan mereka kesakitan karna saya sangat erat memegangnya. Allah...kalau ingat saat itu, benar-benar perjuangan. Tubuh saya dengan posisi kaki menekuk dan membuka lebar, badan agak tegak semacam bersandar.

Setelah mengejan 2 kali alhamdulillah akhirnya si mungil terlihat rambutnya... saat itu tepat pukul 01.00 pada hari Senin, 19 Oktober 2015. Saat rambutnya sudah mulai terlihat, lega benar-benar lega perasaannya, campur haru dan bahagia. Nano nano rasanya. Suami langsung mengecup kening dan berkata alhamdulillah..... semua lelah, semua mules, semua sakitnya terbayar sudah saat si mungil keluar. Mungil menangis keras dan langsung dibersihkan dari kotoran yang menempel. Kemudian saya langsung menjalani IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Ah si mungil benar-benar mungil, halus sekali kulitnya, pun dengan rambut-rambut halus yang menempel di tubuhnya, matanya yang masih menutup, hidungnya yang mancung, kulitnya yang masih merah, bibirnya juga yang sangat merah seperti memakai lipstik, jari-jari tangan dan kakinya yang sangat mungil. Semua itu membuat kami sangat bersyukur pada Allah bisa bertemu dengannya dalam keadaan sempurna. Dalam hati berkata, “Allah...terimakasih Engkau sudah mempercayai kami untuk merawat makhluk yang mungil ini”. Dan mulai saat itu juga, status kami berubah menjadi seorang Ayah dan Mamah yang in syaa Allah terus belajar, belajar dan belajar menjadi orangtua sholih. Begitulah proses perjalanan melahirkan “menjemput syahidah” untuk pertama kalinya... Berharap untuk proses-proses selanjutnya lebih dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah. Amiin ya robbal’alamiin :)

Rabu, 19 Agustus 2015

Anakku Sayang :*

Agustus 19, 2015 0 Comments
Saat ini usiamu 28 minggu anakku sayang...  perut Mamah sudah semakin buncit. Jalan pun semakin lambat, terlebih setelah diopname kemarin. Kondisi tubuh cepat lelah, sering sekali cepat merasa kepanasan alias gerah, terkadang melakukan aktivitas yang ringan saja sampai "ngos-ngosan". Terkadang Ayah suka bercanda "Tuh liat makan sedikit aja perutnya sebesar itu :p (sambil nyengir)". Ah apapun yang dikatain Ayah, yang penting engkau sehat ya Nak di dalam perut Mamah :). 

Jadi teringat ketika tahu kehadiranmu sayang. Kala itu dini hari tanggal 11 Maret 2015, coba iseng tes kehamilan dengan tespack yang beli kemarin sore di apotek. Air seni yang di tes adalah air seni pertama kali setelah bangun tidur. Nah, saat dini hari itu bangun dan ingin sekali BAK. Akhirnya cobalah sembari mengambil tespacknya. Awalnya menganggap iseng berhadiah dari Allah, karna sudah 2 kali tespack hasilnya negatif, sedihlah perasaannya saat itu. Namun kala itu ingin coba lagi ah...karna memang sudah telat seminggu dari jadwal haid nya, perasaanya pun berbeda dari biasanya. Air seni sudah siap di gelas bekas air mineral (hehe tak ada tempat lain selain itu). Kemudian memasukkan tespacknya sampai batas yang telah ditentukan (sekitar 1/4 bagian tespack yang tenggelam ke air seni). Petunjuknya itu untuk ditunggu minimal 3 menit. Jika garisnya hanya satu, hasilnya negatif dan jika ada 2 garis merahnya maka hasilnya positif. Detik berganti detik. Mata terus saja memandangi tespack itu tanpa berpaling dari yang lain, berharap ada 2 garis yang tertera. Memasuki menit pertama 1 garis mulai samar terlihat dan akhirnya jelas terbentuk 1 garis lurus...berlanjut detik nuju menit kedua tidak ada perubahan hasil, dan menginjak menit ketiga terlihat samar sebuah garis di atasnya. Hati mulai berdesir kala itu, apa ya? perasaannya campur aduk, harap-harap cemas, khawatir, ragu. Garis itu terus bergerak lambat menuju sempurna, dan kemudian mata melihatnya dengan jelas sempurna bahwa dalam tespack itu terbentuk 2 garis merah sempurna. Saat itu juga Mamah langsung menangis sayang... sujud syukur, menangis bahagia, menangis haru atas kehadiranmu Nak. Langsung bergerak cepat menuju kamar dan membangunkan Ayah. "Mas... sayang... ", "Kenapa nurul?" (berusaha mengumpulkan nyawa), "Barakallah ya sayang mau jadi Ayah", "Hah? apa? jadi tah?" (ekspresi kaget dan langsung melek dengan nyawa full), "Iya sayang...alhamdulillah positif (masih sambil nangis)", "Alhamdulillah".... kemudian Ayah langsung memeluk dan mencium Mamah sayang... dan perasannya saat itu campur aduk, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Finally yang diharapkan terkabul juga atas ijin Allah .... :)

Engkau adalah amanah yang Allah titipkan pada kami, nak. In syaa Allah kami akan berusaha dengan kemampuan yang telah Allah berikan pada kami berdua untuk mendidikmu dengan sebaik-baiknya. Support dari Ayah sangat membantu sekali dalam pertumbuhanmu sayang... pun untuk psikis Mamah. Sungguh Ayah adalah lelaki hebat ! Mamah sayaaaaang sekali sama Ayahmu, Nak. Sekarang engkau sudah bisa mendengar suara Ayah dan Mamah dengan jelas, Ayah pun sering mengajak ngobrol dirimu sayang. Dan ini sudah hari ke enam engkau menghafalkan surat, sudah sampai surat An-Nas, setelah surat pembukanya yaitu Al Fatihah :). Setiap hari Mamah membacakan surat-surat pendek itu minimal 15 kali, terus berlanjut hingga juz'amma selesai. Ayah dan Mamah sangat ingiiiiiiin sekali engkau menjadi hafiz qur'an sayangku :), agar engkau dipakaikan mahkota oleh Allah, bisa bermanfaat untuk ummat dengan hafalanmu itu sayang :). Semoga sehat selalu ya, Nak. Kuat, lancar dan normal nanti saat engkau terlahir ke dunia ini... Ayah dan Mamah yakin, engkau akan menjadi pemimpin hebat! Love you so much anakku :*

Dan setelah USG kemarin alhamdulillah, kepalamu sudah berada di jalan lahir sayang, berat badanmu normal untuk usia 7 bulan yaitu 1,3 kg, air ketubannya pun alhamdulillah sudah mencukupi setelah kemarin sempat kebocoran. Pun detak jantungmu normal, 136/menit. Ayah dan Mamah senaaaaaang sekali bisa merasakanmu bergerak menendang-nendang seperti halnya pemain bola, nendang sana nendang sini :*. Tiada doa yang diucapkan selain alhamdulillah wa syukurilah, Allah masih sayang sama kita sayang :)

                             Usia 17 minggu

Usia 26 minggu
Hasil EKG alhamdulillah normal




Selasa, 18 Agustus 2015

La haula wala quwwata illa billah

Agustus 18, 2015 0 Comments
Alhamdulillah........ tiada kata lain selain ucap syukur padaMu Ya Rabb. Berikanlah kesehatan yang sempurna pada kami, sehatkanlah, mampukanlah, lancarkanlah hingga proses persalinan nanti. Setelah kepanikan akibat ketuban yang pecah, kini lebih tenang menghadapinya, lebih rileks dan selalu berfikiran positif. Hal itulah yang selalu diajarkan suamiku, ah...betapa beruntungnya aku memiliki suami seperti dia. Sungguh pengorbanannya selalu membuat mata ini terkadang meneteskan air mata ketika memandangnya saat tidur di sampingku. Ya Rahman... tiada doa lain selain aku mengharapkan limpahan keberkahan untuknya dan limpahan kasih sayangMu untuknya. Aku sungguh sayaaaaaaang... itu yang selalu ku ucapkan saat dipelukannya, lantas ia membalas pelukanku dan kemudian mencium keningku. Allah... berikanlah rahmatMu pada keluarga kecil kami. Jagalah si kecil dalam rahimku ini, sehatkan dan kuatkan ia. Tiada yang mampu membuatnya bertahan selain kuasaMu, la haula wala quwwata illa billah.

Rabu, 28 Januari 2015

H+18

Januari 28, 2015 0 Comments
Ketika Allah menjadikan dirinya halal untukku, maka sejak saat itu aku memiliki azzam yang kuat bahwa akan memberikan segala pelayanan terbaik untuknya, apapun bentuk pelayanannya demi mendapatkan ridho Allah. Dan detik ini, yang aku lakukan adalah memandang wajahnya yang sedang tertidur lelah demi mencari nafkah untuk keluarganya. Memandang dengan lekat, mencium keningnya kemudian berdoa, sangat berharap Allah selalu memberkahi setiap langkahnya, memberkahi setiap ikhtiarnya untuk memberikan yang terbaik, sangat berharap Allah selalu memberikan petunjuknya pada kami, sangat berharap Allah menguatkan pundak kami untuk mengemban amanah berat ini. Dan sungguh aku bersyukur pada Allah telah mengirimkan lelaki ini untukku. Lelaki terbaik yang telah Allah tetapkan untuk menjadi qowam ku di dunia dan in syaa Allah until jannah. Aku sangat sayaaaaaaaang lelaki ini. Dan lagi-lagi Engkau Ya Allah yang mengirimkan perasaan itu dalam hatiku. Aku mencintai dirinya karna Engkau Ya Rahiim....karna Engkau yang telah mengirimkan cinta yang ada dalam hati ini untuknya. 

Istiqomahkanlah kami dalam beribadah padaMu Ya Rabb... istiqomahkanlah kami untuk tetap berada dalam jalan yang Engkau ridhoi. Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. Tumbuhkanlah ghirah belajar dalam hati kami untuk terus menimba ilmuMu, untuk terus menghafal ayat-ayat cintaMu, Dan tiada kata yang ingin aku ucapkan selain alhamdulillah wa syukurilah. Setelah proses yang cukup lama sekitar 6 bulan, finally kini ia menjadi pakaian bagiku begitupun aku menjadi pakaian baginya. Semoga kami dapat menjadi keluarga yang memberi teladan yang baik, mendapatkan sakinah di hati, mawaddah wa rahmah. Amiin ya robbal'alamiin.

Mencintaimu karna Allah Mas Zefry :*

Bakung, 28 Januari 2015 (H+18 pernikahan)