Jumat, 23 Februari 2018

Banyak belajar

Februari 23, 2018 3 Comments

Sudah hampir sebulan saya menjadi Tim Ketua Kelas ODOPfor99Days bulan Februari 2018, PJ #RabuBacaBuku bareng Mbak Dyah. Dan apa yang didapat? yang didapat banyaaaaaaaaak sekali. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil ketika menjadi Tim Ketua Kelas. Pertama, kita jadi tahu bagaimana behind the scence pembuatan form-form #SeninSetoran, form #RabuBacaBuku, juga #JumatKulwapODOP. Kedua, kita jadi yang pertama tahu terkait informasi-informasi ke-ODOP-an. Narasumber-narasumber yang akan diundang di #JumatKulwapODOP bahkan sampai beberapa bulan ke depan. Dan narasumber nya keren-keren hehehe. Kan saya jadi seneng bisa mengambil banyak ilmu dari para master.

Ngga terasa sudah masuk akhir Bulan Februari, itu artinya  sudah 2 kali mengadakan #JumatKulwapODOP. Karena ini yang ditunggu-tunggu, niat saya bergabung dengan ODOP adalah bisa berburu ilmu langsung dengan penulis terkenal. Pertama dengan narasumber kita Mba Monika Puri Oktora dan kemarin Ibu Rossie dengan temanya read aloud (Membaca Nyaring). Sudah 4 kali juga kami posting tread #RabuBacaBuku baik di grup facebook atau wag. Dari postingan temen-temen ODOPers tentang buku yang sedang atau telah dibaca, kita pun bisa tahu review nya apalagi sampai mengulasnya menjadi sebuah tulisan utuh tentang buku itu. Kita seolah-olah sedang membaca bukunya langsung.

Saya juga punya bukunya Dr. ‘Aidh Al Qarni yang berjudul Mulia Ketika Hidup Mulia Ketika Mati, salah satu bab judulnya tentang perpustakaan di Boston. Jadi di sana memang banyaaaaaaaaak sekali kitab-kitab, ratusan ribu kitab terpampang di sana. Ketika kita ingin  membaca sebuah buku tinggal petugasnya yang memencet tombol lalu kemudian akan muncu ratusan ribu buku dan menunjukkan tempatnya pada kita. Walupun segitu banyaknya buku di sana, tidak serta merta membawa orang-orang Amerika melihat akan kebenaran cahaya Allah. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah beliau adalah bagaimana kita bukan saja hanya memiliki banyak buku yang dibaca, tetapi bagaimana kita mengambil pelajaran dan mengamalkan pengetahuan yang kita dapat dari apa yang telah dibaca. Bener banget. Jadi kalau kita datang ke sebuah rumah yang di dalamnya terdapat ratusan buku-buku berjejer di home library nya, bukan berarti kita langsung mencontohnya, tapi kita harus melihatnya sampai amalan dan istiqomah nya dari apa yang telah dibacanya.

Imagesource from www.homemydesign.com

#ODOPfor99Days


Rabu, 14 Februari 2018

Belajar dari Mbak Monika Puri Oktora

Februari 14, 2018 0 Comments
(pict from google)

Pada hari Jum'at, tanggal 9 Februari 2018 kemarin. Komunitas menulis ODOP (One Day One Post) mengadakan kulwhap dengan narasumber, Mbak Monika Puri Oktora penulis buku Groningen Mom's Journal, yang saat ini bukunya bertengger dijajaran buku bestseller toko buku terkenal di Indonesia.

Pertama kali saya tahu bukunya masuk jajaran bestseller, saya langsung excited. Kenapa? Karena saya merasa beruntung sekali bisa satu grup di whatsapp dengan penulis hebat. Wow!

Alhamdulillaah. Dengan begitu, saya pun bisa serap ilmu nya. Saat kulwhap berlangsung, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang masuk untuk Mbak Monik. Dan dengan sabar juga telatennya Mba Monik menjawab pertanyaan satu per satu. Bagaimana ia menulis, cara menerbitkan masuk ke penerbit hingga buku jadi dipublish dan menembus penerbit mayor, Elexmedia. Sampai bercerita kisahnya saat awal memilih menjadi studentmom. Amazing lagi!

Saya mendapatkan banyak sekali ilmu dari kulwhap nya. Dan ini pelajaran penting, bahwa dalam menulis itu bukan hanya sekedar hobby menulis. Kesannya saya, kesukaan Mbak Monik menulis sejak kecil, membuat ia ingin menjadi ahli, expert di bidangnya dan bagaimana dengan kehadirannya ia bisa berbagi manfaat bersama. Dan dari menulis lah kita belajar bagaimana perjuangan dan doa selalu menemani langkah Mba Monik. Standing applouse buat Mbak Monik yang dengan gigih menulis hingga menjadi buku best seller, tentu dalam perjalannya banyak aral melintang. Tapi itu tidak menjadikan Mbak Monik berputus asa dari rahmat Allah. Teringat juga pesannya dalam voicenote bahwa jangan sekali-kali meremehkan langkah kecil. Karna pada kenyataannya, untuk menjadi besar pun harus dimulai dari langkah-langkah kecil kita. Ah Mbak Monik, terimakasih banyak juga ODOP yang telah menghadirkan beliau sebagai narasumber. Terakhir, saya sangat ingin sekali membaca bukunya dengan harapan bisa menyerap ilmu dari bukunya dan mengetahui lebih dalam kisah Mbak Monik di Groningen sebagai studentmom.

Azzam Belajar Warna

Februari 14, 2018 0 Comments



"Mamah..Azzam mau ke rumah Kakak Azmi", kata Azzam.
"Oh Azzam mau ke kakak? Boleh yuk, tapi lewat mana ya?", tanya saya sambil memperlihatkan maze yang ada dalam sebuah buku cerita anak.
"Lewat sini Mah", jari telunjuknya menunjuk sebuah jalan dalam maze itu.


Bulan Februari ini, jadwal kurikukulum homeschooling Azzam belajar mengenal warna. Nah, saya mengambil media dari buku berjudul "Goyi dan Pipi Belajar Mengenal Warna". Buku Goyi dan Pipi ini, di dalamnya terdapat maze yang berfungsi melatih kecerdasan otak anak. Tentunya bukan hanya jalan lurus tanpa hambatan, tapi maze ini berkelok-kelok dan terdapat buah-buahan di titik-titik tertentu. Dengan harapan, saat melewati buah-buahan itu anak bisa sambil menyebutkan nama dan warna buah. Alhamdulillaah Azzam berhasil dengan tantangannya.

"Mah, yuk kita berangkat!", ajak Azzam dengan antusias. 
"Yuk, bismillah", saya memulai perjalanan.

Jari telunjuk Azzam mulai bergerak mengawali di sebuah jalan dalam maze.
"Mah, lewat sini. Jalan...terus...jalan..", dengan sangat hati-hati jari nya berjalan mengikuti jalan maze. Khawatir kalau tiba-tiba jari nya yang mungil itu menabrak pembatas jalan.
"Stop!", saya tiba-tiba berkata lalu bertanya ketika melewati buah apel.
Azzam langsung tertawa terbahak-bahak saat saya tiba-tiba menghentikan jarinya.
"Azzam, ini buah apa ya? Warnanya apa?, tanya saya.
Lalu Azzam menjawab, "Buah apel, Mamah. Warnanya meraaaaaah", dengan semangat ia menjawab.
"Pintar ya anak Mamah", sambil mengacungkan ibu jari ke Azzam.
"Yuk lanjut lagi yuk, Zam", ajak saya.
"Lanjut...terus...jalan...belok kanan....belok kiri...", cerita Azzam dengan semangatnya.
"Stooooop!", kali ini Azzam yang menghentikan perjalanannya ketika melewati buah jeruk. Tiba-tiba Azzam tertawa lagi saat berhenti, padahal dirinya sendiri yang menghentikan perjalanan. Setiap anak itu memang unik. Hal-hal kecil seperti ini saja terkadang membuatnya senyum dan tertawa. Dalam hati saya pun berujar, cepat juga ya Azzam menangkap apa yang telah dilihatnya (meniru saya).

"Mamah, ini buah jeruk. Warnanya apa ya? Mmmm... kuning! Ya kan Mah?", ia bertanya pada saya meyakinkan jawabannya.
"Warnanya oranye sayang...", jawab saya.
"Eh salah hehe", sambil malu-malu.
Perjalan maze terus berlanjut sampai berada di ujung jalan dan terdapat rumah Kakak Azmi.
Sesaat sebelum sampai rumah Kakak Azmi,
"Terus...jalan..terus..lewat sini..belok kanan..alhamdulillaah sampai deh. Horeeeeeee!", Azzam bersorak dengan riang sambil tepuk tangan.

"Alhamdulillaah...sampai juga akhirnya ya Zam", kata saya.
"Akhirnya sampai. Tok..tok..tok.. Assalamu'alaikum Kakak Azmi. Kak..", Azzam memulai lagi imajinasinya saat bertemu dengan Kakak di maze tersebut.

Alhamdulillaah, pelajaran hari ini selesai sudah. Hampir seminggu kemarin Azzam belajar tentang warna dari mulai flash card, mengumpulkan benda-benda yang sama warnanya, sampai saya bawa sayur dan buah asli dengan berbagai macam varian warna. Sejauh ini, Azzam sangat excited belajar tentang warna. Asalkan kita nya juga berhati bahagia in syaa Allah akan sampai pesannya pada anak.

#homeschoolingAzzam

Sabtu, 10 Februari 2018

Ketika GAMAIS Menjadi Pilihan

Februari 10, 2018 0 Comments


Seragam putih abu-abu masih aku kenakan untuk mengelilingi kampus hijau ini. Kepolosan dan keluguan yang ada pada diri ini mencirikan kekanakan yang menajam memasuki usia remaja. Usia lembab, usia dimana keter-aku-an penting dalam dirinya, usia dimana ada jiwa baru untuk terus bergelora, mempersembahkan segala potensi yang ada.
Pagi itu, semangat rasanya menginjakkan kaki di Kota Satria untuk melakukan daftar ulang bagi mahasiswa baru. Berkeliling kampus rasanya membuat hati ini tak sabar lagi untuk belajar di ruang kelas yang megah, tak sabar untuk berdiskusi dengan teman-teman mahasiswa yang katanya kritis. Sekarang aku berstatus mahasiswa, bukan siswa lagi. Proses pendaftaran ulang ini mensahkan bahwa aku tercatat sebagai mahasiswa, dan menunggu antriannya yang panjang itu ternyata sangat membosankan. Aku duduk dengan rasa bosan yang menghinggapi. Tangan kiri memegang hp dan tangan kanan memegang berkas-berkas yang harus diserahkan ke bagian kemahasiswaan. Memang benar, menunggu adalah hal yang paling tidak menyenangkan. Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang mendekati. Seorang perempuan cantik, dengan jilbab lebar berwarna hijau muda meneduhkan bagi yang memandangnya, dan dari penampilannya sepertinya beliau seorang mahasiswi.
Beliau menyapa ku dengan senyumnya yang sungguh manis, “Boleh saya duduk di sini dek?”. “Oh, silakan mbak”, jawab ku. Kesan pertama yang menyenangkan, begitu menentramkan. Akhirnya ada teman untuk bisa diajak berbincang-bincang. Hilanglah rasa bosan yang tadinya menghinggapi itu. Pertanyaan yang simple, ringan, namun memberi makna salam persaudaraan. Rasa nyaman terus ada selama berbincang-bincang dengannya. Banyak pertanyaan yang ku tanyakan padanya, beliau pun menjawabnya dengan cekatan dan jelas. Akhirnya nomor hp menjadi langkah untuk mengenalnya lebih.
Fakultas pertanian menjadi tujuan ku untuk mendaftar OSMB (Orientasi Studi Mahasiswa Baru). Masih bersama perempuan cantik itu. Namanya adalah mbak Wiwin. Aku ditemani hingga selesai pendaftaran ulang dan sampai menemukan tempat kos. Sesampainya di tempat kos, aku dikenalkan dengan teman-temannya yang juga membuat hati ini menjadi tenang, entahlah aku pun tak tahu apa sebabnya. Ingin rasanya mengenalnya lebih dekat, karna semenjak bertemu dengan beliau, ketentraman itu selalu menyertai.
Waktu berjalan begitu cepat, dan akhirnya tiba pada saat ekspo HIMA dan UNIT yang ada di Fakultas Pertanian. Semua calon mahasiswa baru dikumpulkan di sebuah auditorium megah dengan kapasitas sekitar 700 mahasiswa untuk menyaksikan penampilan HIMA dan UNIT. Sesuai dengan minat dan bakat, Fakultas Pertanian adalah fakultas yang paling banyak HIMA dan UNIT nya. Ada yang seni, pencinta alam, keahlian bahasa inggris, klinik tani, jiwa wirausaha, pers kampus, dan tak ketinggalan rohis. Serta ada beberapa HIMA karena banyak program studi.  Satu per satu menampilkan performance nya. Hingga tiba saat rohis memasuki auditorium, nama rohisnya  yaitu GAMAIS.
Disambut dengan suara takbir dengan lantangnya. Seluruh mahasiswa tercengang. Auditorium bergemuruh karena suara takbirnya. Diiringi musik harokah yang sungguh membuat hati ini gemetar, merinding aku dibuatnya, hingga tiba-tiba saja meneteskan air bening ini. Entahlah, diantara ratusan mahasiswa, seketika itu pula aku seolah-olah merasa paling kecil, paling tidak ada daya upaya, merasa paling berdosa, sesak memenuhi ruang di kalbu. Jadi teringat akan dosa-dosa yang telah dilakukan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja. Semakin sesak ketika Ketua Umum GAMAIS berpidato menyeru kepada seluruh mahasiswa. Himbauannya adalah “Di sini bukan orang-orang sholeh, tetapi di sini adalah orang-orang yang ingin menjadi sholeh”. Kalimat itu seolah-olah mengetuk pintu hati ini, membuka hati dan pikiran ini, dan tiba-tiba saja hati ini berbicara dengan lantangnya “Aku ingin belajar menjadi sholeh, aku harus masuk GAMAIS, harus!”. Tetap, Allah tidak lepas tangan atas hidayah yang diberikan-Nya ini.
Syukur alhamdulillah Allah membukakan hati ini, seolah Allah memberikan hidayah-Nya pada ku. Selesai ekspo, dengan gesit aku langsung keluar auditorium dan mendekat ke mba-mba GAMAIS yang tadi tampil di depan dan berkata, “Mba, aku ingin masuk GAMAIS, aku ingin menjadi pengurus GAMAIS”. Mba itu tersenyum dan menjawab “Alhamdulillah dek... barakalloh”. Dengan senyum sumringah, aku melangkahkan kaki ke auditorium segera.
Open recruitment pun dibuka, dan aku mendaftar yang pertama-tama. Dimulai ekspo waktu itu, sampai saat ini aku semangat sekali untuk menjadi pengurus GAMAIS. Semangat itu ternyata menular ke teman-teman yang belum mengikuti open recruitment, dan akhirnya mereka pun mendaftar menjadi pengurus GAMAIS. Tak terasa satu semester sudah menjadi pengurus, semangat itu terus menggebu hati dan langkah ini untuk terus dan terus bergerak. Setiap kegiatan aku ikuti, setiap pertemuan aku datangi, hanya karna ingin bertemu mereka, mereka saudara-saudara ku, mereka yang selalu ada ketika aku butuh bantuan, bersama mereka aku mulai merasakan indahnya persahabatan, yang kita sebut ukhuwah tanpa batas.
Masih menjadi pengurus baru, masih dibimbing oleh mba-mba kakak angkatan, masih dimanja, masih diantar kemana-mana, benar-benar merasa menjadi bayi baru lahir. Satu semester, dua semester, satu tahun, dua tahun, sampai akhirnya aku mengerti jalan ini, jalan dakwah, jalan yang terasa sulit, jalan yang terasa lelahnya, jalan pahit yang dirasa semakin banyak kerikil yang menghadang untuk mencapai Allah ghoyatuna. Tapi rasa lelah itu hilang ketika bersama mereka, kenyamanan, hangatnya ukhuwah, kekeluargaan, hanya di GAMAIS aku rasakan semua itu. Kerjasama yang terjalin, semakin membuka hati ini bahwa beramal jama’i itu memang keharusan dalam jalan dakwah ini. Sekarang aku paham kenapa dahulu mbak Wiwin mendekati dan mengajak berbincang-bincang dengan ku. Itu salah satu bentuk amal hidami dari sebuah proses penyambutan mahasiswa baru. Dan aku belajar itu dari sini, dari GAMAIS. Semakin mengerti akan problematika umat dalam dakwah, ghawzul fikr yang merajalela, peran pemuda islam saat ini, dan masih banyak lainnya yang aku dapatkan dalam wajihah dakwah ini.
Dan sekarang, aku menjadi kakak yang harus siap membina adik-adik nya. Harus siap dengan segala permasalahan yang akan dihadapi ke depannya. Bukan lagi anak kecil yang ingin dimanja, bukan lagi anak kecil yang mutung ketika tidak dipenuhi permintaannya. Teringat kata Imam Syahid Hasan Al-Banna tentang generasi yang baik. Generasi yang baik adalah generasi yang meninggalkan generasi yang baik pula. Maka, aku tidak ingin meninggalkan kampus ini dengan meninggalkan adik-adik yang masih butuh bimbingan. Harus meninggalkan adik-adik yang siap membina pula. Setahun ke depan, dengan mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahiim”, aku akan berjuang lebih kuat mengerahkan segala potensi yang ada, membagi ilmu yang bermanfaat dengan mereka, dan semoga dengan langkah kecil ini, visi itu tercapai “Membangun Generasi Rabbani, Menuju Peradaban Islami”
Di sini, di GAMAIS, aku belajar kedewasaan itu, belajar memahami kehidupan, belajar beramal jama’i, belajar mencintai saudaranya karena Allah. Bersama mereka aku berbagi, bersama mereka aku tertawa, bersama mereka aku bersedih, menangis bersama, gembira bersama, semua kita lakukan bersama. Rindu, kata itu yang muncul ketika tidak bertemu sehari saja. Rindu, ketika tidak menyapa mereka sehari saja. Semoga Allah senantiasa memberikan ridho-Nya pada kita, pada kita yang sedang berjuang menaati syariat-Nya, pada kita yang sedang berusaha mencintai-Nya.

#ODOPfor99Days36

Minggu, 04 Februari 2018

Oleh-oleh Seminar Kesehatan "Saluran Cerna Sehat Anak Kuat"

Februari 04, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Sabtu, 03 Februari, lagi-lagi @goldencare.id (Klinik Kalitanjung) mengadakan acara yang bermanfaat banget buat saya dan mommy lainnya, yaitu seminar kesehatan berjudul "Saluran Cerna Sehat Anak Kuat". Karena satu dan lain hal, saya datang ke acara telat 15 menit. Dijadwalkan acara mulai pukul 14.00 WIB dan saya datang 15 menit setelahnya. Melewat sesi pembukan dan perkenalan dr.Atikah. Sayang sekali. Sesampainya di tempat, sudah ada cukup banyak orangtua yang hadir. Dan saya presensi ke 37. Narasumber kita kali ini adalah dr. Tuti Atikah, M.Kes., Sp.A. Baiklah, saya resume sedikit ya pemaparan dari dr. Atikah, juga pertanyaan-pertanyaan dari para peserta sekaligus jawabannya *cmiiw.


Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa sekitar 60-70 % sistem pertahanan daya tahan tubuh atau kita sebut imun tubuh berasal dari saluran pencernaan. Dan organ cerna merupakan organ yang paling rentan terpapar dengan dunia luar. Jadi, kalau ada gangguan dalam saluran cerna, maka akan mengganggu pembentukan daya tahan tubuh (bisa menurun) dan rentan terhadap penyakit lainnya. Saluran pencernaan dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan mikroorgaanisme di dalam tubuh.

Usia 0-5 tahun masa anak yang sering kita sebut sebagai golden age sangat membutuhkan organ cerna yang sehat untuk menyerap gizi dari makanan dan minuan yang dikonsumsi. Nah, bagaimana cara agar saluran cerna anak sehat? Pertama dengan tidak memakan makanan junkfood. Umumnya makanan junkfood tidak memilik serat yang baik dan enzim yang dibutuhkan oleh tubuh. Dan juga di dalamnya terkandung bahan pengawet yang tentunya tidak baik bagi kesehatan saluran cerna. Kedua, kita sebagai orangtua harus dengan bijak dalam penggunaan AB (Antibiotik). Sering beberapa layanan kesehatan langsung memberikan AB pada anak, padahal jika ditelisik jenis penyakitnya tidak harus memberikan AB (apalagi jika di sarankan dokter nya “Harus habis ya bunda”), nah itu yang mesti diwaspadai. Ketiga, usia anak 0-6 bulan seharusnya dan sebaiknya memang diberikan ASI eksklusif. Karena seperti yang kita tahu bahwa kandungan ASI itu luar biasa, zat-zat di dalamnya digunaan bayi untuk membentuk imun tubuh. Lagi-lagi kita harus mengucap syukur pada Allah atas izinnya, bahwa kita masih bisa memberikan hak anak lewat ASI yang berlimpah ruah, termasuk saya. Alhamdulillaah. Anak yang mendapatkan ASI, daya tahan tubuhnya lebih tinggi dibanding anak yang tidak mendapatkan ASI. Saluran cerna bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih dominan bakteri baiknya, misalnya lactobacillus yang mengolah zat-zat di dalam makanan bisa terserap gizinya dengan baik.  Keempat, kita juga harus mengkonsumsi probiotik (bakteri baik). Apa itu probiotik? Probiotik meruakan mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah cukup akan membantu menjaga kesehatan tubuh terutama saluran pencernaan. Contoh nya kita bisa mengkonsumsi yogurt yang di dalamnya terkandung bakteri baik lactobacillus. Selain probiotik ada juga prebiotik yaitu zat yang terkandung dalam makanan dan tidak dapat dicerna (non-digestible). Ada juga istilah sinbiotik yaitu kombinasi dari probiotik dan prebiotik. Sinbiotik diartikan sebagai penambahan mikroorganisme hidup dan prebiotik untuk mendukung pertumbuhan bakteri baik di dalam tubuh.

Untuk menjaga saluran pencernaan sehat juga kita harus menggunakan pedoman gizi seimbang, seperti yang tertera dalam gambar piramida di bawah ini
(pict from google)
Baiklah... kita sampai pada sesi tanya jawab ya...
1.      Q        : Petanyaan pertama tentang amandel. Bagaimana cara mengatasi selain dari makanan sehat?
A        : Selain dari pola makan yang sehat, kita juga bisa menjaga dari pola istirahat yang cukup serta pola hidup bersih dan sehat atau yang sering kita kenal PHBS. Jika amandelnya parah sampai mengganggu saluran pernafasan, maka itu harus segera diperiksakan ke dokter THT. Salah satu yang dapat membentuk imun tubuh adalah kelenjar di organ amandel. Jadi diusahakan jika masih anak-anak jangan sampai melakukan pembedahan organ amandel (tentu dengan saran dan masukan dari dokter THT).

2.      Q         : Apa perbedaan diare karna virus dan diare karena bakteri?
A      : Sekitar 70-80 % penyebab utama diare kebanyakan karena virus dan virus nya bernama rotavirus. Maka sekarang sudah ada vaksin rotavirus (bentuknya tetes bukan suntik). Nah kalau diare karena virus biasanya gejalanya diare cair dan terus menerus, muntah dan merasakan nyeri perut. Tidak perlu pengobatan berlebih apalagi pakai antibiotik, karena nantinya akan sembuh sendiri. Kalau disebabkan bakteri, biasanya diindikasikan dengan adanya lendir dan darah pada fesesnya. Kalau sudah terjadi seperti ini, segeralah bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Contoh penyakit nya disentri yang sekarang sedang happening. Diare juga ada tingkatannya. Diare akut yaitu diare yang terjadi di bawah kurun waktu 14 hari. Diare cair kronis diare yang terjadi lebih dari kurun waktu 14 hari. Ada juga obat yang digunakan untuk mengentalkan fesesnya, sehingga anak tidak terjadi dehidrasi. Ini yang perlu kita waspadai, jika terjadi diare pada anak, jangan sampai anak mengalami dehidrasi. Jika masih ASI, berikan terus ASI nya, makanan atau dalam bentuk cairan minuman lainnya (bisa juga buat oralit di rumah). Kita harus mengenali tanda-tanda anak jika mengalamai dehidrasi.

3.      Q         : Anak saya usianya 10 bulan dan beum keluar gigi. Apakah sudah bisa diberikan nasi?
A        : kita sebagai orangtua harus memberikan makanan pada anak sesuai usianya. Usia 10 bulan sudah mulai pengenalan nasi, tentunya bertahap ya tidak sekaligus nasi utuh. Dimulai nasi tim disaring, baru setelah beberapa lama langsung nasi tim tidak perlu disaring. Tidak apa-apa belum tubuh gigi, justru nantinya akan merangsang pertumbuhan gigi dari zat makanan yang dikandung dalam makanan seperti kalsiumnya.

4.      Q         : Meniup makanan panas itu boleh tidak?
A         : Secara ilmu kesehatan, itu tidak boleh dilakukan. Ada sekitar 100 milyar kuman yang ada di saluran pencernaan kita, termasuk di dalam mulut karena mulut bagian dari organ pencernaan. Tambahan dari saya ya dok hehe.. meniup makanan tidak boleh dilakukan ternyata sudah ada sejak zaman Rasulullah saw, ini saya kutip dari http://www.ummi-online.com/larangan-meniup-makanan-dan-minuman-panas.html
Hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa bernafas di dalam wadah itu terlarang. Artinya, saat minum dilarang mengambil nafas dalam wadah. Sebaliknya bernafas di luar wadah.

5.      Q         : Bagaimana jika anak disapih lebih dari 2 tahun?
A       : Sebenarnya tidak ada pengaruh dalam hal fisiknya, hanya saja kandungan ASI berkurang banyak jika lebih dari 2 tahun. Dampak buruk nya dalam hal kemandirian anak. Anak akan lebih susah lepas dari ibu nya. Tambahan lagi boleh ya dok hehe... Menurut ustadzah Poppi, menyapih merupakan bentuk ketaatan pertama seorang anak terhadap Rabb nya. Dan lagi pula, di dalam Al qur’an sudah dijelaskan untuk menyapih anak saat usia 2 tahun.

6.      Q      : Selama ini, anak saya (usia 11 bulan) yang dilahirkan secara SC normal-normal saja tidak mengalami gangguan pencernaan. Nah, apakah akan berakibat nanti atau bagaimana?
A         : Anak yang dilahirkan lewat persalinan normal, otomatis ia aka melewati jalan lahirnya. Saat melewati jalan lahir itu, bayi akan terpapar mikroorganisme (bakteri baik) jalan lahir. Sehingga akan membentuk imun tubuh/antibodi yang akan menjaga kesehatan pencernaan anak. Sedangkan SC kan tidak melewati jalan lahir. Jika memang tidak terjadi apa-apa, maka memang bunda adalah bunda yang hebat yang bisa menjaga kesehatan anak.

Alhamdulillaah...selesai sudah. Acara seminar ditutup dengan doorprize dan hadiah-hadiah dari undian. Horraay (walaupun saya tidak dapat hehehe). Sekian hasil resume dari seminar kesehatan kali ini, bertemu di seminar lainnya yaa... semoga bisa diambil manfaatnya. Ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan yang baru.

#ODOPfor99Days35


Sabtu, 03 Februari 2018

Kabar bahagia itu datang (lagi)

Februari 03, 2018 0 Comments
(pict from google)

Bismillah. Ini adalah salah satu hari bahagia dari sekian hari bahagia lainnya. Mengapa? Karena hari ini saya dinyatakan positif (+) hamil lagi. Alhamdulillah terucap dari bibir ini tiada henti, alhamdulillahirabbil’alamiin. Berawal dari nafsu makan yang semakin bertambah, ko’ perasaan lapar terus ya? Ko’ perasaan mual setiap di kamar mandi? Ko’ terkadang kepala nggeliyengan tanpa sebab apapun. Kenapa ya? Dari pertanyaan-pertanyaan itulah akhirnya sore itu saya dan Kakak ke apotik untuk membeli testpack. Langsung saya coba keesokan harinya, saat dini hari, air seni pertama yang keluar. Dan alhamdulillah ada dua garis. Saya menghampiri ayah Azzam dan bilang berita bahagia itu. Dan beliau berkata “Alhamdulillah”, sambil meluk saya :* :*

Kabar bahagia lainnya adalah pas banget malamnya, ayah mengabarkan bahwa nominal di ATM BSM berubah, alias gaji ayah naik. Alhamdulillaah...sujud syukur lagi, Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadzdzibaan.. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Allah itu sesuai prasangka hambaNya. Allah memudahkan semuanya...

Nah semenjak saat itu saya punya targetan-targetan yang lebih tentang amalan yaumiyah nya. Yang tadinya belum nyampe one day one juz, alhamdulillah sekarang sudah bisa one day one juz dan ini sudah masuk juz ke tiga sejak saya mengetahui bahwa saya positif hamil. Amalan lainnya seperti yang sunnah-sunnahnya lebih dikencangkan...targetan bisa dilakukan setiap hari. Semoga Allah mudahkan dan istiqomahkan untuk menjalankannya. Aamiin....

Dan sejak saat itu juga saya lebih banyak berdoa sama Allah, agar saya diberikan stok kesabaran yang melimpah ruah. Bagaimanapun kondisi saya nantinya. Saya pun ingin tetap aktif di berbagai kegiatan. Seperti yang sedang saya jalankan saat ini, tengah mengikuti komunitas menulis ODOPfor99Days. Tetap mengikuti seminar-seminar dan pelatihan yang bisa memberikan manfaat kelak. Harapannya, saya tetap ingin menjadi emak-emak yang produktif meskipun sudah punya anak. Dengan mengikut berbagai kegiatan juga bisa menambah wawasan, memperbanyak pengalaman, menambah saudara dan menyehatkan jiwa raga bukan? Iyes.

Semoga...semoga tidak mengalamai morning sicknees yang berlebihan. Sewajarnya saja. Waktu Kakak, di trimester pertama saya lebih sering mengalami pusing kepala nya, mualnya, sampai-sampai sering ijin kerja (saat itu masih kerja sampai usia kandungan 5 bulan). Semoga kehamilan yang kedua ini, sewajarnya saja, tidak macam-macam ☺. Sehat-sehat ya dek.. Mamah, Ayah dan Kakak akan terus mendoakan dede ❤❤❤

#ODOPfor99Days34


Jumat, 02 Februari 2018

Raport ODOPfor99Days

Februari 02, 2018 0 Comments

Alhamdulillaah.. salah satu resolusi 2018 tercapai, masuk WAG Odopfor99Days. Nerima hasil raport odop ini kayak nerima sesuatu ibarat hasil ujian skripsi haha. Dan ini memang berharga bagi saya hehe...karna ini adalah awal bagaimana ikhtiar kita menuntut ilmu dari orang-orang yang ahli dalam hal per-literasi-an. Naon bahasana? deuh. Tapi sayangnya dari Cirebon hanya saya sendiri :’(. Semoga kedepannya makin banyak wong Cerbon yang tregep sama dunia literasi. Ah tapi mungkin saja saya yang kudet banyak komunitas menulis di luar sana yang ternyata wong Cerbone akeh temen. Satu yang pasti adalah, dimanapun kita mengikuti komunitas menulis, pada intinya kita sama-sama berusaha menjadi pejuang literasi yang bisa memberikan manfaat. Betul apa benar? ☺

Setelah tadi scrolldown timeline facebook, baca berita bahwa salah satu kakak angkatan nerbitin buku antologi bareng Ust Cahyadi Takariawan, itu kayak baca sesuatu yang menggelegar, jeder! Ah Mbak Wiiiidh aku pengen kayak dirimu haha. Di tengah kesibukannya yang bejibun, ngasuh duo bocil yang selalu ngintil emaknya ya kan, ditambah ikut kuliah IIP dan masih banyak aktivitas lainnya yang beliau lakoni, tapi beliau tetap bisa jadi emak yang produktif. Lha saya? Beliau saja bisa. Saya pun in syaa Allah bisa Bismillah! Ini cambukan juga bagi saya untuk terus berkarya.

Nyatanya, menulis dalam 28 hari berturut-turut tidak serta merta membuat saya dengan mudahnya menerbitkan sebuah buku. Tidak. Itu butuh effort  yang lebih, lebih dan lebih keras lagi. Menulis dalam 28 hari ini adalah sebagai brainstorming untuk konsisten dalam ikhtiar membuat sebuah buku di tahun ini, ya minimalnya antologi kedua lah ya. Aamiin Ya Allah..aamiin (berharap banget). Dan odopfor99days ini adalah sebuah kendaraan untuk sebuah goal dalam mengembangkan kemampuan dan potensi diri saya dalam dunia tulis menulis. Ah jadi pengen meluk Ayah dan Kakak Azzam, juga dede utun yang ada di perut emaknya ini ❤❤ karena mereka yang telah menyemangati saya untuk terus berbagi lewat tulisan.

Jazakillah khair terlebih juga saya ucapkan sebanyak-banyak nya untuk komunitas belajar di bawah naungan IIP ini, komunitas ODOPfor99Days yang telah mengajarkan saya untuk konsisten dalam komitmennya untuk menulis. Jazakillah khair juga untuk para pengurus ODOPfor99Days, Teh Shanty Dewi Arifin, Teh Miranti Banyuning Bumi, Teh Ernawati dan Th Muflikhah Makky yang telah membantu para peserta mengingatkan dalam #SeninSetoran dan #RabuBacaBuku,  dalam perapihan administrasi alias data peserta, dalam hal menghubungi sana sini yang nantinya akan menjadi narasumber di WAG dan aktivitas lainnya yang dilakukan oleh pengurus. Semoga apa yang dilakukan teteh-teteh semua menjadi amal jariyah yang kelak menolong di yaumul hisab. Aamiin. Jadi semakin merasa fakir ilmu banget ini kalau udah baca review buku-buku temen-temen odop yang sudah di resume... Ya Allah,


Akhir kata, saya mau mendeklarasikan diri sendiri atau lebih tepatnya sebagai bentuk menyemangati diri, bahwa “Bismillah saya akan menjadi penulis yang bermanfaat untuk ummat”.



#ODOPfor99Days33