Sabtu, 24 Desember 2022

Wis PKS bae

Desember 24, 2022 0 Comments

 

By the way, saat beli jajan, ada sekelompok anak-anak mungil ini yang juga sedang jajan. Jadi saya minta izin mengambil foto mereka dan mereka mengizinkan lalu tersenyum malu-malu😂. Jadi rindu mengajar🥺🙈


Dulu, saat menjadi mahasiswa sering banget syuro jam 6 pagi teng. Kalau datang telat, kena iqob (denda)😂. Dan alhamdulillah, pagi ini bisa merasakan lagi beraktivitas di pagi hari. Seharusnya pukul 06.00 sudah sampai di lokasi, tapi telat datang, alhasil baru nyampe 06.20. Bedanya dengan dulu adalah, kalau dulu menggadis, sekarang sudah ditemani suami dan anak-anak. Awalnya ingi  berangkat sendiri, tapi dipikir ulang, kegiatannya ini sebentar hanya sosialisasi logo baru. Jadi diputuskan ayah menemani sebelum berangkat kerja. Tugasnya adalah sebagai fotografer dadakan😅.

Sesampainya di Kemlaka, kami menyebar. Awalnya bareng ayah, eh, tiba-tiba ngga tau ke arah mana ayahnya😂. Jadi hanya aku dan anak-anak. Jajan, ngobrol, sosialisasi, begitu seterusnya. Hanya berhasil membuat video tiga orang ibu-ibu, alhamdulillah. Selebihnya hanya berbagi souvenir saja. Kalau ditanya, kenapa sih mau capek-capek turun ke lapangan? Bawa anak-anak lagi, emang nggak repot? Jawabannya karena aku senang. Ada rasa bahagia kalau udah kegiatan lapang kaya gini. Apalagi insyaa Allah untuk satu tujuan kebaikan. Tinggal pertanyaannya, kita mau nggak ambil peran ini? Gitu aja sih sederhananya.

Banyak yang menilai PKS ini begini dan begitu, mangga dipersilakan. Bahkan dari sekian ibu-ibu yang saya datangi, ada seorang ibu juga yang bertanya, "Kenapa PKS ngga bagiin uang aja sih, Mba?". Aku hanya menanggapi dengan senyuman, untuk saat ini. Jalan untuk mencerdaskan masyarakat itu bukan jalan yang mudah. Bisa dibilang sangat sulit.  Tapi bukankah Allah melihat prosesnya? Kita hanya perlu taat dan menjalankan peran saja, cukup itu.


#pks

#dapil4kabupatencirebon

#pkscirebon

#wispksbae

Selasa, 20 Desember 2022

Dialog Dini Hari

Desember 20, 2022 0 Comments


Kalau harus ku mengingatmu lagi
Aku takkan sanggup
Dengan yang terjadi pada kita

Jika melupakanmu hal yang mudah
Ini takkan berat
Takkan membuat hatiku lelah

Kalah kuakui aku kalah
Cinta ini pahit 
Dan tak harus memiliki

Jika aku bisa
Ku akan kembali
Ku akan merubah
...............

-Budi Doremi, Mesin Waktu-

Jarum jam menunjukkan pukul 23.15, namun mata ini masih terjaga. Suara Budi Doremi terdengar sopan di telinga. Mengingat syairnya lagi maka pikiranku langsung flashback kembali ke masa beberapa tahun silam. Saat melihat namanya di layar inbox saja sudah berbunga-bunga. Zaman dimana belum ada whatsapp. Sengaja membalas inboxnya lama atau bahkan pernah keesokan hari agar komunikasi dengannya terus berlanjut. Merasa senang saat dia terlihat online di media sosialnya, di facebook atau messengernya. Menunggu balasan darinya seperti menunggu nilai IPK yang keluar di sistem akademik kampus, dag dig dug. Selalu senang ketika dia mengirimku tausyiah atau kalimat motivasi. 

Selalu senang ketika membicarakan dirinya dengan circle terdekat bahkan dengan keluarga. Low profile but high achievement.  Begitulah gambaran dirinya. Kalau orang lain bilang witing tresno jalaran soko kulino, maka aku entahlah. Bertemu hanya dua kali saat sekolah, dan dua kali saat kuliah. Tidak pernah mengenyam pendidikan di tempat yang sama. Jadi, dengan cara apa rasa itu tumbuh? Entahlah😂

Pasti Allah ingin aku mengambil hikmah dari pertemuan dengannya. Mengenal dan mengaguminya bertahun-tahun dalam diam awalnya, hingga tiba saat confes tahun 2012 dan mengajak menikah. Kalau dipikir lagi, berani bener mahasiswi mengajak menikah seorang ikhwan🙈. Kalau tidak dengan begitu, lantas apakah dibenarkan mengajaknya berpacaran? Tentu tidak. Namun, setelah disadari saat ini, ternyata terlalu cepat langkah yang diambil. Terlalu berani dan tidak istikharah yang lama. Istikharah hanya beberapa malam saja saat itu. Karena terlalu membuncah dan gejolak perasaan yang memang tidak dapat dibendung. Sudah kadung yang dilakukan, hanya satu perasaan yang dirasakan saat itu, lega rasanya. Sudah confes dan mengeluarkan unek-unek menjadi jalan pamungkas untuk menyelesaikannya, pikirku saat itu. Sedih dan senang menjadi satu rasa dan dalam satu waktu. 

Sebetulnya mudah saja bagiku menunggu 3 atau 4 tahun lagi. Kemudian ia bertanya pendapatku tentang keputusannya tidak menikah dulu sampai 3 atau 4 tahun lagi. Tapi saat itu aku bilang aku akan menepi, walaupun sebenarnya bukan benar-benar menepi. Karena pada kenyataannya masih ada satu nama yang selalu kupinta dalam doaku, sampai sebelum datangnya orang lain yang melamar ke rumah. Bahkan saat orang lain itu melamar ke rumah pun aku masih ingin dia yang jadi pendampingku. Aku menangis mengadu pada Allah Pemilik Hati, yang mampu membolak balikkan hati manusia. Butuh waktu lama bagiku menerima orang baru. Tapi aku teringat akan sebuah nasihat dalam agamaku, bahwa jika ada seorang lelaki shaleh datang melamar, maka terimalah. Singkat cerita dan dengan banyak pertimbangan, aku terima lamaran 'orang lain' itu. Dan pada akhirnya kami melanjutkan proses hingga menikah dan sampai saat ini still counting. Ia yang tadinya orang lain, kini menjadi suamiku hingga maut memisahkan insyaa Allah.

Tentu bukan dengan begitu saja Allah mempertemukan. Setiap pertemuan seseorang dengan orang lainnya di dunia ini, yakinlah Allah punya satu atau bahkan beberapa alasan untuk itu. Allah lebih mengetahuinya. Pandai-pandai kita saja untuk mengambil hikmahnya. Bersyukur pernah mengenalnya, karena banyak kebaikan juga yang bisa dipetik dari dirinya yang low profile. Memang tidak selamanya cinta pertama itu menjadi cinta terakhir. Namun yang pasti adalah cinta terakhir menjadi cinta yang diperjuangkan selamanya sampai surga Allah.

Sekarang sudah punya kehidupan masing-masing. Punya ujian rumahtangga yang berbeda. Tidak ada perasaan apapun lagi. Hanya saja, cinta pertama memang punya ruang sendiri di pojok hati yang tidak bisa hilang begitu saja. Sama halnya dengan seorang anak pertama. Kakak Azzam adalah anak pertama kami. Ia memiliki ruang tersendiri di hati aku dan suami, karena kehadirannya lah yang membuat kami bergelar orangtua.  Semoga Allah menjadikan keluargaku menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, menjadikan Kakak Azzam dan Adek Zaid menjadi anak yang sholeh, hingga bisa berkumpul lagi di jannah. Begitupun dengan keluarganya di sana. Padahal sad ending in my first love karena nyatanya aku tidak berjodoh dengannya, tapi kisah ini menyenangkan untuk dikenang bagi diri aku sendiri.

Note : bernostalgia itu menyenangkan sekali. Bagiku, ketika kita membuka memory ke masa silam, maka ada energi yang mengisi ruang hati yang sedang butuh asupan semangat untuk menjalani hari-hari sebagai istri dan seorang ibu. Semoga bisa menjadi istri sholehah dan dimampukan memberikan yang terbaik untuk suami, menjadi ibu yang bahagia buat anak-anakku. Semangat untuk kita ya, teruslah belajar memperbaiki diri, menjadi manusia yang lebih baik lagi dari hari ke hari.

Selasa, 13 Desember 2022

Berserah dirilah!

Desember 13, 2022 0 Comments







     

Apakah kamu pernah merasa sendiri?
Apa yang kamu lakukan jika kamu sedang merasa sendiri?
Sedang merasa sedih yang teramat?
Sedang terpuruk?
Sedang tidak baik-baik saja?


Mau menangis?

Menangislah. Menangislah sepuas yang kamu mau. Menyendirilah. Hamparkan sajadah. Kamu buka dialog dini hari dengan Allah. Awali dengan nama panggilan baik Allah, asmaul husna. Lalu kamu tumpahkan semuanya pada Allah. Menangislah sampai terisak. Bersujudlah padaNya. Mohonkan ampun untuk diri kita sendiri atas dosa yang mungkin sudah bertumpuk pada hari itu dan kemarin-kemarin. Pasrahkan saja segalanya pada Pemilik Hati agar hati kita ditenangkan, agar hati kita dilapangkan, agar hati kita punya stok sabar yang luas. 

Yakinlah pada Allah, bahwa Allah sungguh tidak akan pernah salah memilih pundak. Yakinlah bahwa semua ini akan terlewati sudah. Jangan risau. Jangan gundah gulana. Jangan gegabah. Jangan sedih lagi. 

Mari tersenyum menyambut setiap ujian yang Allah siapkan. Dan rajin-rajinlah berdialog saat dini hari, agar kemuliaan itu bisa kita raih. Sungguh tak akan hilang kasih sayang Allah pada makhluknya. Jangan khawatir. Selama iman mengakar kuat dalam hati, Allah akan selalu bersama kita.

Semangat, ya, Nurul. Kamu pasti bisa!! 

Tenanglah, bahwa backing-an kamu itu Allah, Pemilik semesta.


Note : poto hanya pemanis, sungguh tidak berkolerasi dengan tulisan 🙈

Minggu, 20 November 2022

November 20, 2022 0 Comments


Cukup Tuhan yang tahu betapa besar effort untuk melepaskan orang yang sudah bersemayam lama dalam hati, bahkan bertahun-tahun menyembunyikannya.

#mariogklau #sematakarenamu #sadstory #ikhlaspalingdalam

Jumat, 14 Oktober 2022

Rasa yang Tak Pernah Reda

Oktober 14, 2022 0 Comments

 

Rindu adalah rasa yang tertawan. Hadirnya membuat gelisah hati yang menahan. Tiba-tiba ia menyapa dalam rintik hujan, mengingatkanku akan kenangan.

Rasa yang tak pernah reda, ialah rindu. Setiap masa yang terlewat, pada dasarnya menciptakan rindu. Raga kita memang di sini, tapi emosi kita menyapa dengan hangat nan lembut di ujung kenangan sana. Apa kabarnya, ia? Apakah baik-baik saja? 

Rasa yang tak pernah reda, adalah rindu. Ia bisa menggebu dan juga melemahkan hati. Bahkan terkadang, ia bergemuruh bersama rintikan air mata di kala hujan membasahi. Akankah kita bertemu kembali?

Saat menulis ini, berasa terhanyut dalam kisah sedihnya🥺 karena pada akhirnya ia menepi, mengasingkan diri, bersama rindu yang sepi. 


Suka gitu nggak sih? Terkadang saat menulis sad ending, kita yang nulis ceritanya ikutan sedih yang sangat. Satu waktu ketika menulis cerita yang happy ending, perasaan kita pun ikut bahagia, sampai senyum-senyum sendiri, membayangkan bagaimana rasanya jatuh cinta, rindu pada seseorang yang ingin bertemu namun tak ingin. Gimana ya? Sulit menjelaskan. Kita tahu bahwa kita tidak boleh merindukan seseorang yang belum halal, tapi kita merasakan rasa rindu itu. Kita ingin bertemu, tapi kita pun tahu bahwa tidak boleh ada pertemuan. Perasaan yang kayak gitu disatu waktu kadang bikin rindu. Tapi kita tersadar bahwa itu bukan masanya lagi, karena itu terjadi jauh beberapa tahun silam, perasaan itu masih jelas terbayang. 


Disatu waktu, ketika menulis ceritapun aku membayangkan menjadi tokoh dalam cerita. Bagaimana jika aku begini dan begitu. Apa yang dirasakan tokoh utama ini terkadang adalah aku yang memang mengalaminya, atau pengalaman orang lain yang kutuang dalam ceritaku. Enaknya menulis adalah kita bisa mengeksplore segala rasa baik itu di hati kita maupun di hati orang lain. Semangat menulisnya, ya, wahai diri! 


By the way udah open PO buku antologi ke sepuluhku ini, Rasa yang Tak Pernah Reda Jilid 2. Jadi memang ada 2 jilid judul buku ini, dan aku masuk ke dalam buku yang jilid 2🥰


#rasayangtakpernahreda 

#nulisyukbatch195

Minggu, 18 September 2022

Welcome to the Garden

September 18, 2022 0 Comments



Ahad, 23.20 wib

Kemarin lusa tepatnya Jum'at 16 September 2022 telah ditutup masa voting untuk pemilihan bakal calon ketua dan wakil ketua CBW (Cirebon Babywearers), sebuah komunitas menggendong area Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Antara percaya dan tidak percaya dengan hasilnya.

Selama tiga tahun aku bersama di komunitas ini, aku termasuk member yang biasa-biasa saja. Tidak terlalu aktif dan tidak juga terlalu pasif. Awalnya hanya seorang dua orang yang menyebut namaku di wag sebagai balon (bakal calon) ketua CBW periode 2022-2023, kemudian susul menyusul menjadi berbaris😭. Dan itu membuatku sedih. Honestly, pada awalnya memang aku tidak berminat berada di jejeran admin. Namun beberapa member wapri dan menanyakan kesediaan untuk menjadi balon ketua dan juga menguatkan dan mendukungku sepenuhnya. Bimbang dan ragu aku menerimanya. Tapi aku diyakinkan terus untuk mengemban amanah berat ini.

Ya, bagiku amanah ini sangat berat. Terlebih aku yang sekarang bukan aku yang dahulu. Sekarang ada dua anak yang memang selalu bersamaku kemanapun aku pergi. Pasti tidak mudah kesana kemari membawa anak-anak. Awalnya aku menolak, namun pada akhirnya aku berusaha menerimanya dengan lapang. Sampai detik tulisan ini dibuat pun masih berusaha menerima kenyataan yang agak sulit ini. Barangkali, jalan ini adalah jalan terbaik yang telah Allah berikan untuk diriku. 

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim, aku katakan pada diriku sendiri, "Welcome to the Garden, my dear". Di sinilah sekarang ladang amalku, ladang pahalaku. Semoga Allah mampukan aku dan tim admin lainnya untuk bersama-sama membawa CBW menjadi komunitas yang lebih baik lagi, lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas dan lebih bermanfaat untuk banyak orang. 

Semoga aku bisa membawa tim admin untuk belajar, bertumbuh dan berkembang bersama-sama. Semoga bisa memberi lebih banyak manfaat terutama untuk para member. Dengan itu, insyaa Allah kita menjadi ibu yang berdaya dan berkarakter, seperti apa yang Mak Ani bilang, selaku ketua CBW periode sebelumnya. Setahun ke depan insyaa Allah fokus menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Aku tidak sendiri, ada Allah sebaik-baik penolong, ada teman-teman yang selalu support dan teruslah perbaharui niat bahwa aku dikirimkan oleh Allah ke sini untuk menyebar kebaikan, bukan keprokan manusia. Ketika kita hanya mengharapkan keprokan manusia, maka habislah sudah segala pundi-pundi amalan yang telah kita lakukan.

Mencari jajaran admin bukanlah hal yang mudah  bagi aku dan Mak Anne sebagai wakil ketua. Banyak list nama yang sudah ada dalam daftar. Kami hubungi satu-satu dan semuanya melalui tahap lobying hingga detik ini. Semoga Allah segera mempertemukan dengan orang yang tepat untuk membersamai kami selama setahun ke depan. Step by step aku rinci untuk memulai ini semua. Semoga Allah mampukan aku dan tim untuk menjalankan kepercayaan yang sudah teman-teman member berikan pada kami. Barakallahufiikum❤

Senin, 05 September 2022

Dua Belas Tahun

September 05, 2022 0 Comments
Foto ini diambil saat shubuh menjelang fajar

Alhamdulillaah tsumma alhamdulillaah, ternyata usiamu 12 tahun my blog 😂. Kemarin lusa, usiaku 31 tahun (Ya Allah berasa nambah tua 🙈). Aku dan kamu terpaut usia 19 tahun, yang artinya pertama kali aku berjumpa dan menulis di platform ini saat usiaku sembilan belas tahun. Tidak terasa ya, waktu berlalu begitu cepat. Kenapa dulu aku memilihmu untuk mediaku menulis? Hehe aku pun tak tahu. Yang pasti, hanya orang-orang terdekat saja yang tahu bahwa aku punya blog. Bahkan beberapa kali setelah aku menulis di sini, orang-orang terdekat langsung berkomentar baik itu lewat sms (dulu belum jaman whatsapp ya 😜) atau bahkan langsung di kolom komentar blog, hanya orang terdekat, noted. Tidak banyak yang tahu dan aku pun jarang mempublish tulisanku.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai membuka diri dan mempublish tulisan yang hanya sekedar corat coret di status atau notes facebook. Suka-suka aja sih apa yang dibahas, seringnya apa yang ditulis adalah apa yang dipikirkan dan dirasakan. Dan setelah sekian lama aku mulai menyadari bahwa memang kita itu butuh kepercayaan diri untuk diterimanya tulisan-tulisan kita di publik. Bagaimana caranya? Pertama bahwa kita harus menyukai apa yang kita tulis. Siapa lagi yang suka tulisan kita jika bukan kita sendiri yang menyukainya? Kedua, pastikan apa yang kita tulis adalah hal yang kita suka. Adalah hal yang kita kuasai. At least, sebelum menulis tentag suatu hal, baiknya memang riset. Tidak usah jauh-jauh, kita bisa meriset apa yang ada di sekitar kita yang berhubungan dengan tulisan yang mau kita angkat.

Seiring berjalannya waktu juga, kemampuan atau skill menulis kita tumbuh dan berkembang. Percaya tidak, sebelum sampai sejauh ini, aku pernah melewati fase menulis alay anak remaja 😆. Pernah aku coba flashback lihat status tahun 2009, pertama kali bikin akun media sosial facebook. Alaynya sampai bikin malu tutupin tangan ke wajah 😁. Jangan jauh-jauh deh ya, buka aja postingan di blog ini tahun 2010 😂. Alaynya nggak ketulungan 🤭

Setelah diterawang dan dilihat-lihat lagi, ternyata aku banyak menulis saat tahun 2012. Sepuluh tahun lalu sangat 'produktif' sekali menulis postingannya, haha. Karena awal 2012 itu butuh banyak kata yang harus diterjemahkan dalam bentuk tulisan, saking butuhnya sampai overload tumpah kemana-mana. Rasanya lega aja gitu ketika kita bisa menerjemahkan rasa dalam bentuk kata. Sensasinya plong. Yang tadinya sesak, yang tadinya dipendam sendiri, yang tadinya menangis tersedu sedan, ketika bisa kita tuangkan perasaan itu lewat tulisan maka ibarat oase di padang yang tandus, menyejukkan.

Entah mengapa malam ini tiba-tiba saja ingin menulis di sini setelah sekian lama. Platform ini seperti ada magnet yang menarik untuk tidak pergi meninggalkannya😂 karena sesungguhnya ia sudah bersemayam lama menemani perjalananku menulis selama ini. Bukan sekedar perjalanan menulis, tetapi perjalanan hidupku masih tersimpan rapih di sini. Barakallahufiik my blog. Semoga tulisan yang dihasilkan dari sini bisa memberi manfaat buat banyak orang. Ambil yang baik, buang yang buruk dan ciptakan yang baru.

Jumat, 11 Maret 2022

Lanjutkan Perjalanan

Maret 11, 2022 0 Comments
(Photo by : Ayah Azzam @Majalengka)

Me time nya emak biasanya malam seperti ini, di saat para penghuni rumah sudah terlelap. Dan yang saya lakukan biasanya scroll media sosial, termasuk beranda tiktok. Scroll terus ke bawah, ke bawah dan ke bawah ketemu selalu lagu Tulus ini, dan deep banget ternyata liriknya 😭
 
 
🎵Perjalanan membawamu
Bertemu denganku
Ku bertemu kamu
Sepertimu yang kucari
Konon, aku juga s'perti yang kau cari
 
Kukira kita asam dan garam
Dan kita bertemu di belanga
Kisah yang ternyata tak seindah itu
 
Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Kukira ini 'kan mudah
Kau, aku jadi kita
 
Kasih sayangmu membekas
Redam kini sudah pijar istimewa
Entah apa maksud dunia
Tentang ujung cerita
Kita tak bersama
..................🎵


Mungkin semesta memang mempertemukan kita, tetapi nyatanya takdir tidak mempersatukan. Bagaimana perasaannya saat kita tersadar bahwa tidak bersama? terlebih ia sudah masuk terlalu dalam dan menahun berada dalam hati. Mungkin kita sedang asik menikmati peran kita saat ini. Sedang bahagia-bahagianya. Namun sekelibat masa lalu pasti pernah datang menghampiri. Kita pasti akan butuh waktu lama untuk berdamai dengan berbagai perasaan masa lalu, dan mungkin tidak akan pernah bisa melupakan. Tapi nyatanya... Allah memang tahu yang terbaik untuk kita. Ridholah dengan segala  ketetapanNya 💕 Mari  lanjutkan perjalanan  masing-masing. Sehat selalu, ya, orang baik. Semoga kita tetap bisa berteman baik😊

Cirebon, 11 Maret 2022