Sabtu, 22 Agustus 2020

Bu Tejo dari Yogyakarta

Agustus 22, 2020 0 Comments

 

Pict from google


Hay Bu Tejo, apa kabar nya?

Nama ibu lagi rame lho sejagat dunia maya😁

Satu closing statement Bu Tejo yang saya suka, "Jadi orang itu harus solutif gitu lho..." bener setuju Buk👍😄

.

Semenjak beberapa hari kemarin viral, auto search film TILIK berdurasi pendek ini sekitar 32 menit. Udah search juga belom nih Mak, apa sih sebenernya motif Wahyu Agung Prasetyo sebagai sutradara bikin film pendek ini? Ternyata, beliau sedang menggambarkan kondisi masyarakat saat ini yang mudah sekali percaya dengan berita yang beredar di internet. Kata saya sih, Bu Tejo sakjane pinter, golet informasi saking internet. Tapi mbok yo di saring dulu ngono lho Buk. Tidak serta merta yang tersiar itu adalah fakta. Nah ini masuk juga nih pelajarannya, ada di buku nya Kakak Azzam🤭 Adab berbicara dalam islam, salah satu nya bahwa kita itu sebagai seorang muslim memang harus saring informasi sebelum menyampaikan ke yang lain, bener enggak ini beritanya. Bu Tejo juga udah ghibah 😁 (relate banget sama kehidupan emak-emak jaman sekarang, mudah-mudahan kita gak termasuk yang suka menggunjing orang yaa😊)

.

Eh tapi ada lhoh ghibah yang dibolehkan... lhoh ghibah kok dibolehkan? Iya, jadi tuh kita boleh ghibah dengan tujuan yang dibenarkan syariat. Maksudnya? Misalkan nih, kasus nya kan Bu Tejo iki ngomongi Dian. Dian itu begini begitu... tolong Yu Ning, ngelingake Dian ojo koyo ngono lho. Nah itu boleh, ngomongin Dian lalu minta tolong orang lain untuk merubah kemungkaran/keburukan. Beda dengan Bu Tejo sing ngomongi Dian thok tanpa mengingatkan. Itu yg ga boleh dalam islam, apalagi kalau bukan fakta, jatohnya ghibah 😆.

.

Ah Bu Tejo, walau bagaimanapun da ini film tetep ngehibur... saya dan Bu Tejo juga punya persamaan, sama-sama pernah ke Pasar Beringharjo😂😂😂

.

Sakjane Yogyakarta pancen ngangeni 😍😍😍

Jumat, 21 Agustus 2020

Bersama

Agustus 21, 2020 0 Comments



Bersamamu, kulewati lebih dari seribu malam...

Bersamamu yang kumau namun kenyataannya tak sejalan...

Tuhan bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintanya

Namun bila waktuku telah habis dengannya

Biarkan cinta ini, hidup untuk sekali ni saja


Hayyoooo nyanyi yaa😁😁😁

.

Tema tulisan #TemanCerita kali ini tentang "Bersama". Bersama siapa? Bersama siapa saja yang ingin dibersamai. Dan kali ini, saya ingin membersamai lelaki 32 tahun ini hingga akhir hayat, hingga maut memisahkan, hingga jantung tak lagi berdetak. Bersama lelaki ini sehidup sesurga. Bersama lelaki ini mengarungi bahtera rumah tangga. Melewati onak duri. Melewati aral rintangan yang menghadang. Melewati cita bahagia bersama. Menapaki tangga kesuksesan bersama.

.

Mudah?

Tentu Tidak yaa!

Ada kalanya ego muntjul dan mengesampingkan keinginan pasangan. Ada kalanya marah bergejolak sampai di ubun-ubun. Ada kalanya kecewa dengan ekspektasi kita sendiri pada pasangan. Padahal, padahal nih... Seharusnya kita nerima. Kita bisa nerima kelebihan pasangan, nah kita pun harus nya bisa nerima kekurangan pasangan kita. Terlebih kita sebagai istri. Sami'na watho'na, kami dengar dan kami taat. 

.

Nah loh... Sudah sejauh mana ketaatan kita sebagai seorang istri pada suami? (Tanya sama diri masing-masing ya, introspeksi). Pernah mendengar ceramahnya Ust. Budi Ashari, beliau itu bingung ketika ada jamaah nya yg bertanya "Sebatas apa ketaatan kita pada suami?". Jawaban beliau ya memang tidak ada batasnya. Taat ya taat. Kecuali jika mengajak pada maksiat. Nah baru itu dianjurkan menolak. Selebihnya ya manut sama suami apapun itu. Bahagiakan hajat nya suami, in syaa Allah semua akan lancar. Begitu kira-kira beliau sampaikan.

.

Sedangkan kita (saya aja mungkin ya 🙈), handuk abis mandi gak dijemur aja ngomel, atau lagi kerepotan si istri lalu suami tiduran (padahal baru ngelonjor juga abis ngantor), istri bilang gak perhatian, dan masih banyak hal remeh lainnya yang sebetulnya  bisa seorang istri handle sendiri. Jadi teringat kisah Sayyidah Fatimah yang meminta pembantu pada Rasulullah saw. 

.

*Baca hadits di alinea akhir yaa,

.

See yaa.. pesan Nabi pada anaknya. Nabi saw meminta anaknya utk berdzikir mengingat Allah agar semua kelelahannya menjadi lapang dan hilang. Maasyaa Allah😄

.

Jadi, kalau kita bisa taat pada suami dengan tanpa syarat dan ketentuan, in syaa Allah ketika membersamai nya di dunia, hidup kita akan mudah dan bahagia. Dan in syaa Allah pintu surga pun akan terbuka lebar untuk kita. Barokallohufiikum 😍😍😍

.

*Hadits riwayat At Tirmidzi

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ شَكَتْ إِلَيَّ فَاطِمَةُ مَجْلَ يَدَيْهَا مِنْ الطَّحِينِ فَقُلْتُ لَوْ أَتَيْتِ أَبَاكِ فَسَأَلْتِهِ خَادِمًا فَقَالَ أَلَا أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ الْخَادِمِ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضْجَعَكُمَا تَقُولَانِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَأَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ مِنْ تَحْمِيدٍ وَتَسْبِيحٍ وَتَكْبِيرٍ.  رواه الترمذي.


Dari Ali r.a., ia berkata, Fathimah telah mengadu kepadaku tentang kedua tangannya yang capek membuat adonan dari tepuk gandum. Lalu aku berkata, “Jika kamu datang ke bapakmu, maka mintalah pembantu kepadanya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Maukah kalian berdua aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik untuk kalian dari pada seorang pembantu?, jika kalian hendak mendatangi kasur kalian, maka ucapkanlah 33 kali tahmid, 33 kali tasbih, dan 34 kali takbir.” (HR. At-Tirmidzi).

Jumat, 14 Agustus 2020

Pulang

Agustus 14, 2020 0 Comments


"Siapa yang sering ingat dekatnya kematian, tidak akan sering gembira yang berlebihan dan berkurang iri dengki nya kepada orang lain" (Abu Darda Radhiyallahu'anhu)


Ceritanya abis kelar baca buku komik dewasa. Penulisnya @abun_nada, judul nya Sejenak Jeda dari Letih Dunia. Ini buku gurih-gurih kriuk, dalemnya daging. Bahasa nya santuy. Ilustrasinya ngena dan ceritanya diambil dari kehidupan sehari-hari, deket banget dengan yang sering kita jumpai, atau bahkan kita sendiri yang menjadi pelaku atau mengalami. Recommended nih bukunya. Ready di rumah ya (emak bakul tetep jualan🙊😆) 


Ada bahasan yang menarik yaitu tentang sebuah nasihat kematian, tempat kembali untuk pulang. Karena sejatinya, makna 'pulang' yang sesungguhnya adalah negeri akhirat. Kematian itu sangat dekat dengan kita, malaikat maut pun sedang mengintai gerak-gerik kita, dan kematian itu tidak memandang usia, jabatan, jenis kelamin dan lain sebagainya. Mau tidak mau, siap tidak siap ia pasti datang. Pertanyaan nya sekarang bukan pada kapan kita meninggal. Tapi, apakah kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah? Atau kah su'ul khotimah?(nauzubillahimindzalik).

Orang yang merasa aman dari ajal maka sungguh ia telah tertipu daya oleh gemerlap dunia. Sedangkan orang yang selalu ingat mati dan mempersiapkannya dengan baik maka ia termasuk orang yang waspada dan cerdas (begitu kata Rasulullah saw).

Dengan mengingat tempat kembali pulang, adalah bekal untuk kita terus meluruskan niat dalam setiap tindak tanduk kita di dunia. Kalau dalam dunia pendidikan ada yang namanya distraksi (menyita perhatian anak hingga mengganggu fokus), maka di dunia ini pun sama. Gemerlap dunia dengan segala pernak pernik nya yang cantik merupakan sebuah distraksi bagi tujuan penciptaan manusia di dunia. Buka lagi QS Adzariyat : 56 tentang tujuan penciptaan di dunia adalah untuk beribadah. Maka apa-apa yang kita lakukan, niatkanlah untuk ibadah. Dan Allah pembolak balik hati hambaNya (yang muda belok), untuk itu teruslah perbaharui niat hanya mengharap ridho Allah.


Apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut ke'pulang'an kita?

Pertanyaan itu diajukan terutama pada diri saya sendiri, note to my self. Semoga kita semua menyambutnya ketika dalam keadaan husnul khotimah, dan punya banyak amal baik yang Allah ridho hingga kita bisa berkumpul bersama di Jannah Allah. Aamiin. Pagi-pagi ini nulis kek gini bikin mbrebes mili 😭

Sabtu, 08 Agustus 2020

Rumah 🏡

Agustus 08, 2020 0 Comments



Rumah🏡


Apa yang teman-teman pikirkan tentang rumah?

Kalau saya, mbayang (in) {not rey_mbayang 😂} rumah itu yang muncul adalah tempat tinggal sebuah keluarga. Penuh dengan kehangatan, canda dan tawa. Kepala-kepala yang ada di dalamnya punya rasa yang sama bahwa kita adalah keluarga, satu ikatan simpul. Biasanya, keadaan atau dekorasi rumah itu menggambarkan sosok pemiliknya, gak mesti sih ini..tapi biasanya lho ya. 

Berangkat dari sebuah ayat, QS. An Nahl ayat 80

 وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا

“Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal ..."


Hal yang patut bin wajib kita syukuri adalah memiliki rumah. Rumah sebagai tempat tinggal, rumah sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan. Tinggal bagaimana merawat rumah itu sehingga penghuninya betah berlama-lama di rumah. Biar hawa nya adeeeem, biar dalemnya sejuuuuuuk kayak di gunung gitu😁. Menjadikan rumah sebagai tempat beribadah bagi kaum hawa adalah ladang pahala yang mulia. Meskipun rumah kita mungil, meskipun rumah kita sempit, tapi ia menjadi lapang karena penghuninya yang berhati lapang. Sudah seyogianya kita pun harus menjaga rumah kita, agar ia tetap nyaman, rapih dan bersih. Punya anak kecil bagaimana? Yo gak masalah. Rapih bentar, berantakan nya yang lama 😂bener kan? Hehe. Jika punya anak kecil di rumah, biarkan rumah berantakan, lalu kita rapihkan lagi, berantakan lagi, rapihkan lagi, semoga capeknya kita mengurus rumah itu adalah pahala yang besar di sisi Allah. Asal yang ikhlas ya bu ibu😊


Balik lagi ke rumah. Masih ingat kaum tsamud yang Allah hancurkan rumahnya? (Liat QS. Al Fajr : 9). Tahu tidak? Sebelumnya, mereka membangga-banggakan rumah mereka. Tapi kemudian apa? Kemudian Allah luluh lantahkan rumah mereka. Naaaah... kita pun harus hati-hati ya, jangan sampai kita termasuk dalam golongan kaum Tsamud, membangga-banggakan tempat tinggal nya. Meski bagus, meski luas, meski mewah, tetaplah sederhana dalam bertindak. Karena apa? Karena sakjane yo itu semua punya Allah bukan? Kita itu hanya numpang. Bersyukur lah bagi yang sudah memiliki rumah.. karna dengan bersyukur, maka Allah akan tambah nikmat Nya pada kita. Dan yang penting lagi nih, mari kita jadikan rumah tempat tinggal kita menjadi tempat untuk menjalankan ketaatan pada Allah subhanahu wa ta'ala. Jauhkan dari kemaksiatan agar hidup dan rumah yang kita tempati menjadi penuh keberkahan. Aamiin😊


Siapa Aku?

Agustus 08, 2020 0 Comments



 "Siapa aku?"

.

.

"Mamah Azzam mau ke pasar?"

"Nunu kapan ke Mamah nya?"

"Aulia apa kabar? Long time no see kita yaa.."

"Nurul, aku beli buku yang ini dong..." *anggeur jualan😂

"Mamah sayang, pijetin dong..." (Tau ya siapa yang manggil kayak gini?🙊)

.

Begitulah saya, kadang dipanggil Mamah Azzam (tetangga komplek biasanya), kadang dipanggil Nunu (panggilan sayang keluarga), kadang dipanggil Aulia (sama temen SMP karna ceritanya tuh di kelas ada yg nama nya Nurul juga, karna bingung jadi temen-temen memutuskan memanggil nama belakang nya saja, untung temen saya yang namanya Nurul bukan Aulia juga nama belakang nya🤣). 

.

Perkenalkan... nama saya Nurul, lengkap nya Nurul Aulia. Anak kedua dari 4 bersaudara (bidadari semua anak nya Mamah Bapa tuh😍). Sekarang sudah bukan gadis lagi. Saat ini usianya 28 tahun, jelang angka 29. Alhamdulillah saya dikaruniai 2 anak laki yang sholeh, bageur dan ganteng (ngalem dewek yorapapa 🙈). Mau nambah anak lagi gak? Mau in syaa Allah, coming soon tapi yaa♥️ Suami saya ada 1 (lha yaiya moso mau 2 🙈), namanya Zefry Novizar. Dulu pas awal-awal nikah saya panggil nya "Mas Zefry", setelah punya anak ikutan panggil ayah. Orang ini yang dengan sabar juga ikhlas menerima kecerewetan istrinya tiap hari, nampung sagala tjurhatan istrinya (yg mungkin baginya gak penting), tapi tetep ngedenger da dia mah❤️

.

Kerjaan saya tu nomaden, kadang di dapur, kadang di kasur, kadang di sumur🤣. Suka-suka aja sih. Enak tho? Ya emang enak. Kalau capek tinggal bobok cantik di kamer, kalau mau olahraga ya tinggal beberes aja (eh masuk olahraga gak ya ini?🤣, karna rumah saya rapihnya itu palingan bentaran aja trus langsung deh duo anak sholih yang berantakin lagi, cakep emang aktif luar biasa😁). Ada yang samaan gak sih? Tooos dl yuk👋

.

Hobby nya apa sih Mamah Azzam? Mmm apa ya? Dulu waktu SD nulis di binder sih baca dan menulis (ngehits pada jamannya, sampe rela gak jajan demi beli kertas binder yang lucu😂). Sampe sekarang alhamdulillah hobby itu masih melekat dalam diri dan in syaa Allah akan terus melekat, karna baca itu sepanjang hayat. Baik itu baca buku, baca status, atau baca puisi romantis dari bapak suami yakan (ini tumben banget beberapa hari lalu doi nulis puisi buat

istrinya 😁) . Hobby lainnya ada gak? Ada dong, jalan-jalaaaaaan😁. Ah emak mah ga kudu jalan jauh. Perlu diketahui para bapak-bapak sholeh, istri itu kadang gak butuh banyak uang, tapi butuh banyak waktu luang. Waktu luang untuk muterin komplek, waktu luang muterin kota,  waktu luang minjemin bahunya untuk lendotan (bersandar), waktu luang dengan pelukan hangatnya dan ngobrol ngalor ngidul. Kayak gitu aja udah seneng kok, beneran deh, quality time banget. Apalagi sambil ngaglotrok segepok lembaran merah, trus bilang "Mah, ini uang buat jajan Mamah yaa.. " (segepok bayangin, cuma buat jajan aja nyampe segepok), auto loncat-loncat di kasur eta mah 😂. Jadi Pak, kalo udah sampe rumah dari ngantor, simpen hp nya duluuuu, anak dan istri yang dielus-elus  bukan hp😄

.

Apa yang temen-temen gambarkan tentang saya? Boleh tulis dikomen deh.. sapa tahu jadi makin kenal kita yaa😊