Jumat, 21 Agustus 2020

Bersama



Bersamamu, kulewati lebih dari seribu malam...

Bersamamu yang kumau namun kenyataannya tak sejalan...

Tuhan bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintanya

Namun bila waktuku telah habis dengannya

Biarkan cinta ini, hidup untuk sekali ni saja


Hayyoooo nyanyi yaa😁😁😁

.

Tema tulisan #TemanCerita kali ini tentang "Bersama". Bersama siapa? Bersama siapa saja yang ingin dibersamai. Dan kali ini, saya ingin membersamai lelaki 32 tahun ini hingga akhir hayat, hingga maut memisahkan, hingga jantung tak lagi berdetak. Bersama lelaki ini sehidup sesurga. Bersama lelaki ini mengarungi bahtera rumah tangga. Melewati onak duri. Melewati aral rintangan yang menghadang. Melewati cita bahagia bersama. Menapaki tangga kesuksesan bersama.

.

Mudah?

Tentu Tidak yaa!

Ada kalanya ego muntjul dan mengesampingkan keinginan pasangan. Ada kalanya marah bergejolak sampai di ubun-ubun. Ada kalanya kecewa dengan ekspektasi kita sendiri pada pasangan. Padahal, padahal nih... Seharusnya kita nerima. Kita bisa nerima kelebihan pasangan, nah kita pun harus nya bisa nerima kekurangan pasangan kita. Terlebih kita sebagai istri. Sami'na watho'na, kami dengar dan kami taat. 

.

Nah loh... Sudah sejauh mana ketaatan kita sebagai seorang istri pada suami? (Tanya sama diri masing-masing ya, introspeksi). Pernah mendengar ceramahnya Ust. Budi Ashari, beliau itu bingung ketika ada jamaah nya yg bertanya "Sebatas apa ketaatan kita pada suami?". Jawaban beliau ya memang tidak ada batasnya. Taat ya taat. Kecuali jika mengajak pada maksiat. Nah baru itu dianjurkan menolak. Selebihnya ya manut sama suami apapun itu. Bahagiakan hajat nya suami, in syaa Allah semua akan lancar. Begitu kira-kira beliau sampaikan.

.

Sedangkan kita (saya aja mungkin ya 🙈), handuk abis mandi gak dijemur aja ngomel, atau lagi kerepotan si istri lalu suami tiduran (padahal baru ngelonjor juga abis ngantor), istri bilang gak perhatian, dan masih banyak hal remeh lainnya yang sebetulnya  bisa seorang istri handle sendiri. Jadi teringat kisah Sayyidah Fatimah yang meminta pembantu pada Rasulullah saw. 

.

*Baca hadits di alinea akhir yaa,

.

See yaa.. pesan Nabi pada anaknya. Nabi saw meminta anaknya utk berdzikir mengingat Allah agar semua kelelahannya menjadi lapang dan hilang. Maasyaa Allah😄

.

Jadi, kalau kita bisa taat pada suami dengan tanpa syarat dan ketentuan, in syaa Allah ketika membersamai nya di dunia, hidup kita akan mudah dan bahagia. Dan in syaa Allah pintu surga pun akan terbuka lebar untuk kita. Barokallohufiikum 😍😍😍

.

*Hadits riwayat At Tirmidzi

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ شَكَتْ إِلَيَّ فَاطِمَةُ مَجْلَ يَدَيْهَا مِنْ الطَّحِينِ فَقُلْتُ لَوْ أَتَيْتِ أَبَاكِ فَسَأَلْتِهِ خَادِمًا فَقَالَ أَلَا أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ الْخَادِمِ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضْجَعَكُمَا تَقُولَانِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَأَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ مِنْ تَحْمِيدٍ وَتَسْبِيحٍ وَتَكْبِيرٍ.  رواه الترمذي.


Dari Ali r.a., ia berkata, Fathimah telah mengadu kepadaku tentang kedua tangannya yang capek membuat adonan dari tepuk gandum. Lalu aku berkata, “Jika kamu datang ke bapakmu, maka mintalah pembantu kepadanya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Maukah kalian berdua aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik untuk kalian dari pada seorang pembantu?, jika kalian hendak mendatangi kasur kalian, maka ucapkanlah 33 kali tahmid, 33 kali tasbih, dan 34 kali takbir.” (HR. At-Tirmidzi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment disini yak..