Minggu, 07 Januari 2018

Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya

Di suatu minggu pagi yang cerah, tepatnya tadi pagi ceritanya saya dan Azzam sedang bermain di sekitaran rumah, sampai ke tetangga belakang.. tiba-tiba seorang nenek berkata,
           
          "Nah iya gitu mba, anak tuh enakan diumbar gini jangan di'kerem' terus."

Langsung tertegun dalam hati. What? di'kerem'? (Di'kerem' kalau dalam bahasa daerah wong Cirebon artinya dikurung dalam suatu tempat, disembunyikan, lebih terkesan negatifnya. Bisa disebabkan karena anak yang nakal atau lainnya sehingga orangtua memilih untuk mengurung anaknya di suatu tempat, bisa dalam rumah atau bahkan dalam kamar mandi).

Sungguh langsung nyelekit banget sampai masuk hati. Saya tidak banyak berkata-kata saat itu. Saya hanya tersenyum dan kebetulaaaaan banget Azzam saat itu pipis di celana (ceritanya lagi belajar toilet training). Jadilah saya langsung membawa Azzam pulang untuk ganti celana. Setelah itu, saya duduk diam dan tarik nafas untuk memulai cerita ke suami.

"Ayah, tadi Nenek bilang bla bla bla.... " cerita dengan perasaan agak kesel dan campur aduk. Dan Ayah hanya bilang, "Istighfar Nurul...terus istighfar dulu aja, barangkali kita pernah berbuat salah yang kita ga tau, ya kan?". Oke baiklah, saya terus istighfar dan setelah perasaan agak tenang, saya lanjutkan curhat sama suami.

"Ayah, kita kan ga di dalem rumah terus. Ya kan? setiap pagi kita keluar main di pelataran, kadang tetangga depan kanan kiri (secara anak laki-laki itu energinya besar dan terus berkembang dalam hal motorik kasarnya). Cuman jarang aja kita ke belakang. Terus apa Nenek tahu kita sering main ke luar? Kan rumahnya di belakang, ga keliatan juga kan kalau keluar pintu rumah? Terus apa Nenek tahu jam tidur Azzam yang kadang sampe 3 atau 4 jam (hampir menghabiskan waktu setengah harinya)? Engga kan ya? Terus kalau ga tidur, apa Nenek tahu apa yang kita lakukan di dalam rumah? Azzam itu kan homeschooling, belajar sama kita kan Yah? bermain, berlari, bernyanyi lompat sana lompat sini, belajar mengaji juga, banyak hal yang kita lakukan bareng Azzam. Ga melulu di dalam rumah, Azzam juga kadang belajar di luar rumah. Lagi-lagi Nenek rumahnya di belakang (yang ga tau aktivitas kita di depan rumah). Nurul memang jarang nangga karena banyakan ghibahnya dan ga 'kiyeng'an, tapi kan sesekali juga Nurul main ke Mamah Lisa, Mamah Wali, Mamah Depong. Jadi ga pure dalem rumaaaaah terus. Lagian bosen juga kan kalau dalem rumah terus. Nurul juga kan sering main ke rumah mamah. Apa Nenek tahu Nurul ada di rumah atau ga nya sedangkan rumah beliau sendiri ada di belakang rumah dan ga berhadapan dengan kita. Iya kan Yah?" 


Cerita panjang lebar dan Ayah berkata lagi, "Istighfar Nurul...istighfar... Udah ga pa pa orang lain bilang gitu, yang penting kita tetep berusaha baik sama tetangga." Baiklah, mungkin menurut beliau saya memang lebih banyak diam di rumah, tak apa Nek, tak apa.


Ya allah... astagfirullahal'adziim... aku mohon ampun padaMu Ya Rob. Mungkin saya yang lagi sensi jadilah perasaan campur aduk sejak Nenek bilang begitu. Tapi Nek, tahukah?ada yang mau saya sampaikan, saya jadi teringat sebuah hadist Rasulullah saw,

          Umar ra. berkata: "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian" .

Dari perkataan beliau tersebut bisa kita artikan bahwa zaman pasti berubah, ilmu pengetahuan itu dinamis, pergaulan pun berubah, terlebih lagi yang berbau teknologi (bisa jadi saat kita mau minum kita hanya perlu menggunakan sensor suara kita dan gelas itu sudah ada aja di depan kita, bisa jadi kan?). Perubahan-perubahan itu berakibat pada cara pandang orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Zaman saiki beda sareng zaman Nenek. 

Kenapa saya pilih homeschooling? Karna masa golden age anak-anak tidak akan terulang kembali dan pada masa-masa itu neuron-neuron berkembang sangat pesat sekali. Anak-anak dapat dengan mudahnya menerima informasi yang ia lihat dengar dan rasakan. Kami menginginkan di masa golden age nya ia dekat dengan kami sebagai orangtuanya, sangat akrab dengan ayahnya, dan berharap ia akan tumbuh menjadi pribadi yang sholih. Ditambah, zaman saiki wong sekarepe dewek Nek. Kaum sodom sudah merajalela. Anak pertama saya laki-laki Nek, dan anak lelaki itu rentan candu pornografi (awal kehancuran suatu bangsa). Ngeri Nek, apakah Nenek tahu itu? 

Dan lagi, menghadapi zaman yang semakin canggih, ilmu pengetahuan pun akan semakin berkembang dong ya. Dan ilmu pengetahuan terlengkap ada semuanya telah dijelaskan 1400 tahun yang lalu dalam islam. Maka dari itu kami ingin menjadi orang pertama yang mengenalkan islam pada mereka (anak-anak kami), mempersiapkan anak-anak kami dalam menghadapi perkembangan zaman ke depan, di dalam rumah kami sendiri. Sehingga ia bisa menjadi insan sholih yang bermanfaat untuk ummat seperti sabda Nabi Muhammad saw "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia" 

Jadi kembali lagi, saya sebenarnya tidak sakit hati apa yang telah Nenek ucapkan, tapi agak sedih. Itu saja Nek. Semoga di lain kesempatan saya bisa berbagi pada Nenek tentang hal ini. Maafkan saya ya Nek sebelumnya atas perasaan saya yang agak kesal. Hampura :) Astaghfirullahal'adzim wa atubu ilaih.

Hikmahnya: Mungkin setiap hari saya harus nangga. Mungkin memang saya yang harus lebih dekat dengan tetangga. Itu catatan PR nya. Padahal baru aja 2 hari lalu nulis tentang adab bertetangga. Inget aja kalimat fashbir shobron jamiila..


#30DaysWritingChallengeDay6
#ODOPfor99Days6
(pict taken from google)

2 komentar:


  1. ia adalah ucapan Umar al Khattab bukan hadis Rasulullah ﷺ. Dari al-Mughirah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda;

    إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

    “Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. [HR. Bukhari, no. 1229]

    BalasHapus
  2. Eh iya ya? Maaf salah menerima informasi berarti. Sudah di edit. Trimakasih sudah mengingatkan :)

    BalasHapus

Comment disini yak..