Senin, 08 Januari 2018

Home Education - fitrah based education

Baiklah... absen dari menulis ini membuat saya memiliki 'hutang'. Hutang tidak berbagi tulisan yang masih jauuuuuuuh dari sempurna ini. Walaupun begitu semoga ini bisa dijadikan manfaatnya. Seperti jargon tempat saya kerja dahulu, "Ambil yang baik, buang yang buruk dan ciptakan yang baru". Saya rasa ini jargon cukup memiliki andil dalam proses setiap para pembelajar. Dan me time kali ini di tengah malam yang hening dengan hanya ditemani air putih dan dua gelas jeruk nipis hangat, karna saya lagi batuk pemirsa :'(.

Setelah kami mengikuti seminar parenting Ibu Elly Risman, Psi di Hotel Bentani setahun lalu,  kami sangat concern sekali pada pendidikan untuk anak-anak kami kelak. Dan terlebih lagi dalam sebuah hadist dikatakan

              "Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orangtua kepada anaknya selain pendidikan yang baik" (HR. Al Hakim:7679)

Dan semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah kelak. Ngeri kalau kita salah langkah dalam menunaikan haq dan kewajiban kita pada anak-anak.

Ok, kita mulai dari sebuah pertanyaan. Apa sih home education? Menurut Ustadz Harry Santosa selaku founder komunitas HEbAT (Home Education based on Akhlak and Talents), home Education bukan berarti memindahkan sekolah ke rumah, bukan pula menjejalkan pengetahuan kepada anak (out side in). Namun membangitkan fitrah belajar anak agar muncul (inside out). Karena sejatinya setiap anak adalah pembelajar yang tangguh, kecuali jika fitrahnya telah terkubur atau tersimpangkan.

Siapa yang bertugas menjadi home educator? tidak lain dan tidak bukan adalah kita sebagai orangtua. Perkara sekolah formal atau informal itu terserah, tapi yang wajib adalah home education dengan orangtua sebagai pendidiknya.

Sejatinya, kebaikan dalam diri anak adalah sebuah fitrah yang telah Allah anugerahkan padanya, tinggal bagaimana kita mengembangkannya menjadi sebuah potensi yang melejit dari dalam dirinya sehingga ia menemukan jati diri yang sesungguhnya dan paham akan maknanya untuk apa ia diciptakan di dunia ini. Bagaimana kita menumbuhkan berbaga macam fitrah yang telah allah kasih untuk menjadi khalifah di muka bumi, menjadi bagian sejarah peradaban. 

Zaman itu pasti berubah, tetapi aqidah akan tetap sama hingga akhir hayat. Maka bentengi aqidah untuk memfilter zaman yang semakin 'menggila'. Bentengi iman anak-anak kita sebelum mereka beramal mengamalkan yang telah Allah perintahkan. Balik lagi pada konsep iman sebelum amal.
Fitrah itu ditumbuhkan (inside out) sementara adab itu ditanamkan (outside in), Ustadz Harry Santosa. Menurut beliau, fitrah itu dibagi menjadi beberapa macamnya diantaranya fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan. Lebih lengkapnya boleh mampir ke sini


Dari sini saya sedikit tercerahkan mengenai fitrah based education dan semakin tertarik untuk mempelajarinya lebih mendetail. Harapannya suatu saat diberi kesempatan untuk membaca dan memiliki bukunya dan mengikuti seminar parentingny Ustadz Harry Santosa. Aamiin ya Allah :)

Belajar terus ya bu ibu... jangan pernah berhenti belajar! La haula wala kuwwata illa billah

-To be continued tentang Fitrah Based Education (FBE)

Foto ini merupakan salah satu fitrah belajar dan bakatnya Kakak Azzam dalam hal bermain ke sana kemari :D. Ini ceritanya Kakak melakukan fieldtrip pada Hari Selasa siang. Dimulai dari rumah berangkat pukul 14.00 ,menuju Bank Muamalat untuk transfer pembelian buku. Kami sengaja naik angkot supaya Kakak bisa merasakan feel ngangkot hehe. Sesampainya di bank, saya transfer sejumlah uang dan Azzam senang lalu berkata "Mamah Am" (Atm maksudnya). Selesai transfer dilanjutkan berjalan kaki menuju Stasiun Kejaksan. Di stasiun Kakak sangat senang dan antusias sekali menunggu kereta lewat. Sekitar sejam kami berada di sana dan mondar mandir ke sana kemari. Cukup menguras tenaga, secara anak laki-laki dan Kakak termasuk anak yang aktif. Bada ashar kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid At Taqwa dengan mengendarai becak. Sekalian memperkenalkan alat transportasi darat ke Azzam. Sesampainya di masjid, Kakak langsung naik turun tangga masjid sampai 10 kali ada mungkin ya (sampe emaknya tepar) dan permberhentian terakhir di playground dekat masjid (penyakuran energi Kakak terakhir) walaupun ngga abis-abis energinya haha. Masyaa Allah..Kakak sholih, barokallah Nak.


#30DaysWritingChallengeDay8
#ODOPfor99Days8








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment disini yak..