Sabtu, 25 Februari 2012

Mimpi itu . . .

 
Keluarga sakinah, mawaddah, dan warohmah, hayyo siapa yang mau??

yuk kita tengok satu per satu:

Sakinah yaitu menjalin hubungan dengan niat karena Allah, lillahita'ala. Sakinah ibarat kata sebuah pondasinya dalam rangka membangun rumah yang indah. Jika pondasinya kuat, maka bangunannya pun akan kuat. Kita membentuk keluarga, karena melaksanakan separuh agama Islam, dengan niat melaksanakan sunnah Rasulullah, dengan niat karena Allah. Dengan ada niatan seperti itu, insya Allah keluarga yang akan dibangun nantinya akan dapat mengatasi seberat apapun tempaannya.

Mawaddah yaitu adanya peran saling memberi kasih sayang antar pasangannya. Adanya rasa kasih sayang antar pasangan bisa diwujudkan dalam bentuk saling memberi kejutan berupa hadiah-hadiah, kejutan di waktu-waktu tertentu, bisa saling memahami kondisi pasangannya, dan bisa dilakukan hal yang lainnya yang berkaitan menyenangkan hati pasangannya. Seperti yang dicontohkan Rasulullah dan bunda Aisyah. Beliau pernah mengajak bercanda dan bunda pun tertawa lepas.

dan yang terakhir warohmah yaitu bermakna kewajiban, kewajiban seorang istri kepada suami, begitu pun sebaliknya, kewajiban seorang suami pada istri. Hayyo apa kewajiban seorang suami? kewajiban seorang istri?  yang saya tahu dulu saja ya :). Untuk seorang suami, karna beliau adalah pemimpin keluarga, otomatis kewajibannya adalah memimpin rakyatnya alias anak istrnya. Sosok itu harus bisa memberikan teladan yang baik bagi rakyatnya. Dan yang paling pasti adalah menafkahi keluarga kecilnya. Suami punya tanggungan lebih besar ketika istrinya belum shalihah. Berarti sosok itu harus mendidik keduanya yaitu anak dan istrinya. Meskipun istrinya sholihah, tetep sosok itu harus membimbingnya, saling melengkapi itu lebih baik :)

Nah, untuk istri apa ya kewajibannya? yang saya tahu seorang istri adalah madrasah pertama bagi mujahid/mujahidah yang lahir dari rahimnya. Istri yang baik adalah yang bisa menjaga dirinya ketika suami tidak ada. Istri yang sholihah adalah yang selalu menyenangkan hati suaminya saat kapan pun. Memasakkan makanan untuknya, menyiapkan segala sesuatunya ketika suami akan berangkat mencari nafkah, mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholih/sholihah, menganggap mertuanya seperti orangtuanya sendiri, mengikuti apa yang diperintahkan oleh suaminya (note: selama masih memegang teguh pada syari'at islam), jadi teringat kisah asiah dan fir'aun, subhanallah sabar sekali istri fir'aun itu. Sepakat dengan Ustadz yang semalam mengisi pengajian bahwa sesholeh-sholehnya suami tidak akan menolong keluarga jika istrinya tidak sholeh, dan sesholihah-sholihahnya istri, insya Allah akan menolong suami dan keluarganya.

Begitu istimewanya istri sholihah, maka kawan... yang merasa perempuan, yuk belajar menjadi istri sholihah :).

Indahnya membina keluarga baru yang sakinah, mawaddah, dan warohmah. Setiap hari dipenuhi dengan cinta namun tidak menutup kemungkinan juga ada kerikil-kerikil yang mencoba masuk ke rumah ini. Seperti yang saya bilang di awal-awal, ketika bisa membangun pondasi itu, maka tempaan sedahsyat apa pun insya Allah bisa teratasi. Nikmatnya bisa membangun keluarga sederhana yang penuh cita dan cinta di dalamnya, segala bumbu pengertian masuk menciptakan rasa yang lebih lezat, sepasang insan yang sedang memadu kisah cinta nya setelah akad itu alias "nikmatnya pacaran setelah pernikahan".

Apalagi ya? saya bingung mau menulis apalagi. secara, saya pun belum mumpuni dalam ilmu munakahat, ini baru sepintas mengenai definisi sakinah, mawaddah, warohmah, belum membahas qodoya nya, belum membahas persiapan nuju akadnya itu, belum bahas ketika buah cinta itu lahir, apa yang harus dipersiapkan? belum bahas de-el-el, karna buku-buku 'munakahat' belum saya baca -_-, dan belum mendengar banyak kisah-kasih, romantika dalam pencarian pendamping hidup, kepingin deh baca seluruhnya, denger cerita dari orang-orang sholih/sholihah yang sudah berpengalaman dalam mencari pendampingnya, dan kemudiaaaaaaannnnn mengaplikasikannya untuk diri saya sendiri *ting-ting :).

Bismillah selalu, berd'oa dan yakin sekali bahwa Allah akan memberikan calon qowammah saya yang terbaik, yang terbaik bagi Allah. Siapapun engkau pemimpin saya, insya Allah saya akan menaati dan berusaha menjadi istri yang sholihah, walaupun belum bisa seperti bunda Khodijah, belum seperti bunda Aisyah,,

Banyak sekali mimpi yang akan saya bangun bersama pendamping saya kelak, daaannn salah satu diantaranya yaitu bisa merasakan musim sakura di Jepang, dengan duduk di bawah pohon sakura ditemani sang pujangga dan mujahid/ah (buah cinta antara saya dan suami) yang sedang bermain ceria dengan teman-teman sebayanya, dan kita tersenyum senang akan perjuangan sebuah rasa yang akhirnya diikrarkan dalam ikatan suci yaitu pernikahan kita. Subhanallah indahnya.... :)

Ahh... lagi, lagi, dan lagi, kalimat ini yang menjadi senjata pamungkas dalam menerka teka-teki-Nya "semua akan indah pada waktunya qo". :) Dan bagaimanakah ketika sudah ada kecenderungan pada seseorang yang membuat kita semakin mendekatkan  pada Allah? Saat ini hanya bisa menunggu, berdo'a dan selalu berusaha semaksimal mungkin menjadi yang terbaik bagi-Mu Ya Robb...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment disini yak..