Selasa, 07 Agustus 2012

Lagi Belajar :)


  • Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan. -Sayyidina Ali r.a-

Hehe, keikhlasan dan pengorbanan. Tinggal bagaimana niat dan cara kita memperoleh cinta itu :). Apabila niatnya baik, maka haruslah diiringi dengan cara yang baik pula. Namun jika diiringi dengan cara yang tidak baik, itu sama saja dengan kita memiliki niat tidak baik.

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. 

  • Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat."
    -Tere liye, novel Eliana- (nah, yang ini boleh kalian pakai, untuk para jomblo, direnungkan, maka kalian akan menemukan sebuah filosofi yang amat cemerlang. Esok lusa, saat sudah siap, saat sudah banyak belajar, pasti akan kembali jika berjodoh)

Tersenyum saya membaca quotes mu Bang :). Keikhlasan dan pengorbanan. Ikhlaskanlah...buatlah hati ini tulus melepaskan, dan kata Sayyidina Ali mempersilakan, yang ini namanya pengorbanan :). Baiklah, tinggal mengucapkan 'Silakan...' :). Lagi-lagi sangat sederhana, sederhana dengan dibungkus pemahaman-pemahaman baik ya Bang. Keliatannya simple, tapi agaknya butuh... ahh Lillah ya Bang :), toh semua sudah diatur. Tinggal bagaimana kita berusaha mendekati-Nya, karna sejatinya cinta yang kekal itu hanyalah milik Dia, milik Dia Yang Maha Membolak-balikkan Hati manusia, milik Dia yang mempunyai cinta :). Dan ketika kita berusaha mencintai-Nya, maka Dia akan memberikan cinta itu untuk kita, lewat hatinya, lewat keluarga tercinta, lewat saudara-saudara seperjuangan, lewat orang-orang hebat di sekeliling, lewat hati pemilik tulang rusuk kanan ini, yang nantinya akan membuat kita semakin cinta Dia. Dan quotes terakhir mu itu Bang, "Esok lusa........" (and just my argument: Jika dengan yang tepat dan Insya Allah tiba pada waktu yang tepat, maka sambutlah dengan cara yang tepat :). Jika tidak, ya sudah mulai dari sekarang belajar ikhlas ya Nurul, yuk praktikkan materi ikhlas dari MR :). Tersenyum lagi saya membaca quotes mu :), karna memang saat ini saya mulai belajar ikhlas Bang, ikhlas kemudian membiarkan diri ini menepi, menepi dari rasa itu, dan akhirnya menepi ke tempat yang Insya Allah lebih indah. Hehe, ikhlas kok bilang-bilang ya? pake kalimat "lagi belajar ikhlas" lagi. Biarkan saja orang lain mau bilang apa, saya hanya ingin menerjemahkan saja kok, dan sebenarnya yang tahu keikhlasan hati kan hanyalah diri ini dan Allah, jadi untuk hal ini abaikan saja perkataan orang *maksa.  ^_^ Saya pasti bisa kan Allah? :)
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment disini yak..