Rabu, 11 Desember 2013

Akhir penantian seorang jobhunter

Alhamdulillah... Nurul Fikri menjadi tempat sandaran saat ini, sebelum mendapat jaminan masa selanjutnya ;). Pas banget 91 hari. Tercatat Jum'at 06 September adalah hari pertama kali melamar pekerjaan, dan tepat Jum'at 06 Desember adalah hari pertama diterima kerja yang cocok di hati. Jum'at barakah :), semoga barakah juga ikhtiarnya, barakah juga hasilnya. Saya menyadari, kenapa Allah belum langsung menempatkan saya, mungkin agar saya bisa lebih memaknai proses hidup. Bagaimana memaknainya dengan baik, ibrah yang bisa diambil dari setiap prosesnya. Cape, lelah, jenuh, sabar, giat mencari dan segala macem perasaan yang berkecimuk hampir setiap hari. Tidak enak memang sebagai seorang jobhunter. Rela mengantri dengan calon yang lain, panas (bisa jadi), waktu yang lama, tenaga, serta merogoh kocek yang tidak sedikit bagi saya, walaupun sekarang banyak juga yang membuka recruitment lewat online. Sampai harus ke bandung, jakarta, yogyakarta, dan klaten. Dimulai screening CV, tes tulis tahap 1, tahap 2, wawancara, semua pernah ngalamin tahapannya. Hanya saja, lagi-lagi belum rezkinya di perusahaan itu. Idealis memang dibutuhkan, tapi yo jangan idealis pisan lah. Saat melamar pun, segala pos saya cobain :p. Perusahanan swasta, cpns-an, persero-an, bidang pertanian, engineering, beberapa posisi yang cocok tetap masukin CV dengan kategori all engineering. haha. Bahkan sampai rela nge'gembel' di ibu kota bersama teman seperjuangan. Hebat memang semangat para jobhunter. Giat mencari selama belum mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Hidup nomaden pun pernah ngalamin hehe.

Selama nge'bolang', hanya di ibu kota saya merasakan jenuhnya. Sungguh itu jauh, bahkan bukan tipe saya banget... melihat orang-orang di jalanan, mobil-mobil berhilir mudik, macet, penuh sesak orang-orang, rasanya cape ngeliatnya. Pagi-pagi udah ngantri busway, bahkan pernah sengaja mencoba pulang malem (agak bandel memang :p), di halte tetep wae rame, malah antrinya lebih-lebih dari waktu pagi hari. Sepertinya ga sanggup hidup di ibu kota kalau penghasilannya tidak lebih dari 5 juta. Haha bukannya matre, tapi memang seperti itu adanya. Kalau hanya 3 jutaan, ga sebanding. Belum lagi biaya hidup yang mahal juga. Coba misalkan hanya 3 juta. Sewa kos saja rata-rata 750/bulan (di pwt udah dapet 6 bulan tuh), belum makan misalkan sehari 30 ribu x 30, udah 900 ribu. Belum keperluan bulanan, apalagi perempuan bisa 2 kali lipatnya dari laki-laki, belum transportasi (kalau kostnya jauh dari tempat kerja), belum ngasih keluarga di rumah, belum nabungnya untuk masa depan, belum keperluan lain yang gak terduga, sakit misalkan atau apalah itu. Waah... beneran deh, perlu dipikir ulang lagi kalau hanya segitu. Makanya saya mah, pilihan di jkt itu kalau perusahaan besar, atau cpns, aman Insya Allah. Selebihnya mah udah di kampung halaman ajaa, kayak Nurul Fikri ni :), udah mah ga pake biaya hidup besar, deket keluarga, gajinya setara dengan pertimbangan di jkt tadi. Coba pilih yang mana? :). Banyak yang bilang gpp pengalaman, dicoba aja, jalanin dulu. Iya sih memang.. tapi tetep aja butuh biaya hidup yang ngga sedikit toh? cari aman dulu saja kalau masih sendiri :). Kalau sudah berkeluarga tidak masalah, mungkin akan berbeda, pasti 2 jiwa akan bergotong royong penuh cinta untuk menghidupi bahteranya, yaa setidaknya kan tidak sendiri mengarungi hidupnya, akan ada teman sejati yang menemani *hallaaaah ngomong apasih nurul -_-

Baiklah... sudah saatnya fokus kerja dan fokus belajar, karna mimpi itu akan terus terpatri dalam hati ini. Semoga diberi kesempatan untuk menggapainya. Bagaimanapun kondisinya saat ini, saya harus terus melanjutkan hidup. Bagaimanapun cepatnya waktu yang terus berjalan, saya harus terus melanjutkan hidup. Dan bagaimanapun perasaan yang timbul tenggelam, saya harus terus melanjutkan hidup. Pastinya dengan banyak asa, cita dan cinta. Sepertinya Allah memang mempertemukan saya dengan sesuatu yang tidak tepat sebelum saya dipertemukan dengan yang tepat. Allah pasti punya rencana indah untuk saya, tahun depan, 2 tahun lagi, 3 tahun lagi, 5, 10, atau 20 dan bahkan sampai takdir maut memisahkan dengan yang fana ini, Allah pasti punya rencana baikNya. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk mengumpulkan bekal di akhirat kelak. Semoga khusnul khotimah Ya Allah... semoga khusnul khotimah di akhirnya, aamiin ya robbal'alamiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment disini yak..