Senin, 08 April 2013

Allughotul 'arobiyyah


Sekitar 7 tahun yang lalu saya memasuki gerbang ber-cat cream itu. Diantar oleh Mamah dan tiba di sudut depan area, untuk melaksanakan tes [bahasa arab]. Dag-dig-dug. Tidak ada background bahasa arab sama sekali, dan tetiba saja dihadapkan dengan bahasa itu [gundul ngga ya?agak lupa kala itu]. Dengan santainya [padahal mah deg-deg-an di dalam hati] menjawab satu per satu pertanyaan arab itu [sedikit memang soalnya], tapi cukup membuat berkeringat, memikir keras apa maksud pertanyaannya?  Dan akhirnya masuklah saya di sekolah itu [MAN 3 Cirebon], sekolah yang membuat saya banyak belajar dan mengenal guru-guru keren. Memang tidak termasuk sekolah favorit, tapi saya senang, saya bisa [sedikit tahu] tentang bahasa arab. Ya, hanya sedikit. Jangka waktu yang singkat [hanya 3 tahun] memang tidak cukup untuk mempelajari keseluruhan bahasa arab itu. Dan memang, penyesalan itu datang belakangan. Sekarang saya sangat menyesal "Kenapa dulu saya tidak lebih memperdalam bahasa arab itu?" Padahal bahasa yang menjadi pondasi kita memahami Al-Qur'an. "Kenapa dahulu saya tidak belajar banyak dari Bapak dan Ibu guru yang jagoooo banget bahasa arab itu?", "Kenapa menyepelekan?" "Kenapa malah bahasa pendukung, bahasa pelengkap lainnya yang saya perdalam [bahkan sampai saat ini, for example: english languange dulu yang saya pelajari] ?" Tidak, tidak salah sama sekali, justru itu semakin menambah skill kita. Tapi apakah bahasa arab harus dikesampingkan?" "Tidak-tidak, bahasa arab harus menjadi bahasa utama sebagai seorang muslim". Tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu. Ya, dan inilah yang saya lakukan. Allughotul 'arobiyyah. Belajar bahasa arab. Mengingat sudah memasuki tahun ke 4 menyandang sebagai mahasiswi, malu pasti ada dalam proses pembelajarannya, namun kembali lagi pada niatnya yaitu mencari ilmu, maka lebih giatlah dan hilangkan rasa malu [itu yg bisa dilakukan]. 

Addarsul awwaalun

Ahadzaa baytun? Na'am, hadzaa baytun
Ahadzaa baabun? La, bal hadzaa qolamun

Hadzaa masjidun,
Hadzaa kitaabun
Hadzaa miftaahun
Hadzaa najmun
Hadzaa kursiyyun
Hadzaa misbaahun
Hadzaa qomiisun
Hadzaa maktaabun
Hadzaa sabbuurotun
Hadzaa mahfadzotun
Hadzaa khimaarun
Hadzaa himaarun
Hadzaa fustaanun
Hadzaa tilfiziyyuun
Hadzaa jawwaalun

Addarsul awwaalun allughotul 'arobiyyah
Itu hari pertama belajar bahasa arab, masih ada beberapa yang lainnya juga si dalam catatan. Masih mufrodat [kosa kata]. Belum mempelajari nahwu shorof yang berisi isim, fiil madzi, fiil mudhoreh, fiil amr, dan lain sebagainya. Cukup sulit juga dalam bacaannya... tapi bismillah, Allah bersama orang-orang yang menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Hikmah hari ini "Belajarlah dengan giat, tidak kenal kata malu, dan dengan siapapun [tidak menutup kemungkinan dengan usia yang lebih muda dari kita]"

Oh Allah... astagfirullahal'adziim. Seringkali kita lalai dalam menuntut ilmu, seringkali terjebak dalam rutinitas yang membuat lupa akan pondasi yang harus dimiliki, seringkali kita merasa cukup hanya dengan bekerja keras mencapai kepahaman ilmu tanpa mengetahui substansi yang menjadi fundamental dalam menuntut ilmu. Atau bahkan tidak memperhatikan sama sekali adab-adab dalam menuntut ilmu?. Padahal banyak sekali adab yang harus diperhatikan, yang harus dijalankan. Teringat kajian tadi sore tentang FLP [Forum Lingkar Teknologi Pertanian] yang diadakan oleh temen-temen Dept. Khusus TP Gamais. Temanya adalah "Mewujudkan Kampus TP yang Islami". Salah satu bahasannya adalah adab dalam menuntut ilmu. Langsung ke point adab dalam berilmu. Menurut Azid bin Abdul Qadir Jawas dalam bukunya “Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu” ada beberapa point yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu:

1.      Mengikhlaskan Niat dalam Menuntut Ilmu
2.      Memohon Ilmu yang Bermanfaat kepada Allah Ta’ala 
3.      Bersungguh-sungguh dalam Menuntut Ilmu dan Rindu untuk Mendapatkannya 
4.      Menjauhkan Diri dari Dosa dan Maksiat dengan Bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla
5.      Tidak Boleh Sombong dan Tidak Boleh Malu dalam Menuntut Ilmu
6.      Mendengarkan Baik Pelajaran yang Disampaikan Ustadz, Guru dan Para Pengajar Lainnya
7.      Diam Ketika Pelajaran Disampaikan 
8.      Berusaha Memahami Ilmu yang Disampaikan 
9.      Menghafalakan Ilmu yang Disampaikan
10.   Mengikat Ilmu atau Pelajaran dengan Tulisan
11.   Mengamalkan / Mempraktekan Ilmu yang telah Dipelajari
12.   Mengajarkan / Mendakwakan Ilmu  


Nah, kalau sudah tahu, mestinya dipraktikkan langsung. Niat itu sangat diperhatikan dalam mengawali amalan. Ketika niatnya baik, prosesnya baik, insya Allah hasil akhirnya juga akan baik menurut Allah. Semangat menuntut ilmu saudaraku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment disini yak..